What Can I Do To Help My Child Talk?
I've worked with hundreds of parents and professionals whose main desire was they wanted their child to talk. Many of them thought that since their child had delays, getting her to talk meant teaching her, like teaching numbers and other school-like things. However, we have found that there's a great deal of play, turn-taking, and nonverbal communication needed before words are ready to come. But for now, lets look at what parents can do once their child is ready for words.
Use the guide below to prepare your child to be a frequent and enjoyable talker.
PLAY FREQUENTLY in ways your child plays
BALANCE your times together; be sure both of you do about as much as the other
WAIT FOR YOUR CHILD TO TALK; avoid doing all the talking
MATCH your child's actions
MATCH your child's communications, communicate in ways your child can do
TALK AS MUCH AS YOUR CHILD DOES; then show him a next step
RESPOND to your child's little sounds and actions as communications at first
RESPOND MORE to your child's words than gestures or sounds, after he's talking regularly
SHOW HIM WHAT TO SAY in one or two words
MAKE TALKING TIMES MORE PLAY THAN WORK
TRANSLATE your child's own language of sounds and movements into A WORD
DON'T RUSH YOUR CHILD TO WORDS; communicating with sounds come first
REDUCE YOUR QUESTIONS; show your child what to say instead
ACCEPT ANY PRONUNCIATIONS AT FIRST, he won't talk like an adult until he practices a lot
BECOME MORE OF A PLAY PARTNER THAN A TEACHER; your child will stay and learn more
BE A LIVING DICTIONARY; put words on your child's experiences as they happen
---Dr. Jim MacDonald
a professor of Speech and Language pathology and Developmental disabilities at the Ohio State University
Showing posts with label tumbuh kembang balita. Show all posts
Showing posts with label tumbuh kembang balita. Show all posts
Wednesday, September 28, 2005
Saturday, September 24, 2005
PERKEMBANGAN DARI 3 SAMPAI 12 TAHUN
PERKEMBANGAN DARI 3 SAMPAI 12 TAHUN
Perkembangan 3 - 4 tahun
1. Aktivitas
* Ia sangat menyukai memanjat, berlari, melompat-lompat dan bermain
bola.
* Ajarkan cara mengendarai sepeda roda tiga.
* Ia senang menggambar. Ajarkan cara menggambar lingkaran, kotak, dan
garis.
* Gunakan crayon untuk mengajarkan warna-warna.
* Ia dapat belajar alfabet dan angka. Ajarkan ia menghitung sederhana.
2. Komunikasi
* Bacakan buku cerita dan kadang-kadang tanyakan tentang alfabet.
* Ajarkan untuk mengetahui 'kemarin, besok, nanti, sekarang'.
* Jawablah pertanyaannya bila ia menanyakan tentang arti suatu kata.
* Ia mulai belajar hal yang berlawanan. Diskusikan mengenai istilah
'panjang-pendek, tinggi-pendek, muda-tua'
3. Kemampuan interpersonal dan sosial.
* Tetaplah bermain dan membelai anak.
* Ia dapat membantu tugas rumah tangga sederhana, misalnya membereskan
* mainan setelah selesai bermain.
* Ajarkan untuk melepaskan kancing baju.
* Ia mulai belajar makan dengan sendok dan garpu.
* Ia dapat mencuci tangan, kaki dan wajahnya dengan sabun.
* Pujilah anak bila ia menemukan suatu permainan baru, dapat bermain
dengan
* anak lain, atau dapat membantu pekerjaan rumah tangga.
Kuesioner perkembangan
Pertanyaan berikut dirancang untuk anak umur tertentu. Cobalah menjawab
pertanyaan tersebut. Bila semua pertanyaan dijawab dengan 'Ya',
perkembangan anak anda nomal. Tanyakan pada dokter anda bila 3 atau lebih
jawaban pertanyan berikut adalah 'tidak'.
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 36 bulan
1. Berikan pinsil dan kertas kepada anak. Lihat apakah ia dapat mencoret
pada kertas. Jawab TIDAK bila ia membanting pinsil. Jawab YA bila ia
membuat coretan di kertas.
2. Apakah ia dapat menyusun 4 kubus kecil berukuran 2,5 cm pada tiap
sisinya, satu di atas yang lain tanpa menjatuhkan susunan kubus tersebut?
Kubus besar tidak dihitung.
3. Apakah ia dapat mengucapkan kalimat pendek terdiri dari 2 kata
misalnya: "Mau minum", "Adi lapar"
4. Apakah ia dapat menyebutkan nama dari 2 di antara 5 gambar binatang
yang diperlihatkan? Suara binatang tidak dihitung.
5. Apakah ia dapat melemparkan bola melalui kepalanya? Lemparan dari
samping atau dari bawah tidak termasuk.
6. Apakah ia dapat mengikuti petunjuk arah yang diberikan dengan
perkataan, bukan dengan ditunjuk atau dengan mimik wajah kita?
· Letakkan sapu tangan di atas meja
· Letakkan kertas ini di bawah kursi
· Letakkan kertas ini di depan kamu
· Letakkan kertas ini di belakang kamu
7. Apakah anak dapat menentukan 4 arah dengan benar?
8. Buat garis lurus pada kertas sepanjang 2,5 cm. Katakan:"Coba buat
gambar seperti ini". Berikan 3 kali kesempatan.
9. Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat ke
atas kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih dahulu?
10. Apakah ia dapat mengenakan sepatu sendiri? Anak tidak perlu dapat
memasang tali sepatu.
11. Apakah ia dapat mengayuh sepeda roda tiga sekurang-kurangnya sejauh 3
meter?
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 42 bulan
Apakah ia dapat melemparkan bola melalui kepalanya? Lemparan dari samping
atau dari bawah tidak termasuk.
Apakah ia dapat mengikuti petunjuk arah yang diberikan dengan perkataan,
bukan dengan ditunjuk atau dengan mimik wajah kita?
o Letakkan sapu tangan di atas meja
o Letakkan kertas ini di bawah kursi
o Letakkan kertas ini di depan kamu
o Letakkan kertas ini di belakang kamu
Apakah anak dapat menentukan 4 arah dengan benar?
Buat garis lurus pada kertas sepanjang 2,5 cm. Katakan:"Coba buat gambar
seperti ini". Berikan 3 kali kesempatan.
Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat ke atas
kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih
dahulu?
Apakah ia dapat mengenakan sepatu sendiri? Anak tidak perlu dapat memasang
tali sepatu.
Apakah ia dapat mengayuh sepeda roda tiga sekurang-kurangnya sejauh 3
meter?
Apakah ia dapat mencuci dan mengeringkan tangan sendiri setelah selesai
makan?
Pertanyaan ini tidak sesuai dengan anak Indonesia. Jawab dengan YA
Apakah ia dapat berdiri pada1 kaki selama 2 detik atau lebih?. Berikan 3
kali kesempatan untuk melakukan hal ini.
Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat melewati
kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih
dahulu?
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 48 bulan
Apakah ia dapat mengayuh sepeda roda tiga sekurang-kurangnya sejauh 3
meter?
Apakah ia dapat mencuci dan mengeringkan tangan sendiri setelah selesai
makan?
Anak anda mendapat bonus satu jawaban YA. Jawab pertanyaan ini dengan YA
Apakah ia dapat berdiri pada1 kaki selama 2 detik atau lebih?. Berikan 3
kali kesempatan untuk melakukan hal ini.
Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat melewati
kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih
dahulu?
Buat gambar lingkaran, lalu perintahkan: "Buatlah gambar seperti ini".
Jangan katakan bahwa itu adalah gambar lingkaran. Apakah ia dapat
menggambar
lingkaran?
Apakah ia dapat menyusun 8 kubus kecil, satu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan susunan kubus tersebut?
Pada saat bermain petak umpet, atau permainan lain apakah ia menunggu
gilirannya dan mengikuti aturan permainan dengan benar?
Dapatkah ia mengenakan celana panjang, baju dan kaus kaki tanpa dibantu?
(Tidak termasuk memasang kancing, tali pinggang).
Dapatkah ia menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu?
Perkembangan 4 - 5 Tahun
KOMUNIKASI
Anak anda mulai dapat membaca beberapa kata
Anak anda dapat belajar untuk menghitung dan mengenali angka
Bimbinglah anak anda untuk mengenali buku lebih jauh
Anda dapat mulai mengajari anak untuk bernyanyi
Ingatan anak anda akan mulai berkembang dengan bantuan dari
permainan-permainan
Ajar anak anda tentang perbedaan musim-musim dengan mengajak bermain
diluar
KEMAMPUAN INTERPERSONAL DAN SOSIAL
Teruslah untuk sering memeluk, bercanda, bermain, tersenyum dan berbicara
pada anak anda.
Berikan kenyamanan padanya apabila dia tampak gusar.
Anak anda mulai ingin bermain dengan anak lain
Tolong anak anda untuk menjadi lebih mandiri.
Ajar anak anda untuk berbagi mainan, makanan dan barang-barang kesukaannya
dengan teman main dan anggota keluarga lainnya.
KUESIONER PERKEMBANGAN
Pertanyaan berikut dirancang untuk anak umur tertentu. Cobalah menjawab
pertanyaan tersebut. Bila semua pertanyaan dijawab dengan 'Ya',
perkembangan
anak anda nomal. Tanyakan pada dokter anda bila 3 atau lebih jawaban
pertanyan berikut adalah 'tidak'.
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 48 bulan
Apakah ia dapat mengayuh sepeda roda tiga sekurang-kurangnya sejauh 3
meter?
Apakah ia dapat mencuci dan mengeringkan tangan sendiri setelah selesai
makan?
Anak anda mendapat bonus satu jawaban YA. Jawab pertanyaan ini dengan YA
Apakah ia dapat berdiri pada1 kaki selama 2 detik atau lebih?. Berikan 3
kali kesempatan untuk melakukan hal ini.
Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat melewati
kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih
dahulu?
Buat gambar lingkaran, lalu perintahkan: "Buatlah gambar seperti ini".
Jangan katakan bahwa itu adalah gambar lingkaran. Apakah ia dapat
menggambar
lingkaran?
Apakah ia dapat menyusun 8 kubus kecil, satu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan susunan kubus tersebut?
Pada saat bermain petak umpet, atau permainan lain apakah ia menunggu gili
rannya dan mengikuti aturan permainan dengan benar?
Dapatkah ia mengenakan celana panjang, baju dan kaus kaki tanpa dibantu?
(Tidak termasuk memasang kancing, tali pinggang).
Dapatkah ia menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu?
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 48 bulan
Apakah ia dapat menyusun 8 kubus kecil, satu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan susunan kubus tersebut?
Pada saat bermain petak umpet, atau permainan lain apakah ia menunggu
gilirannya dan mengikuti aturan permainan dengan benar?
Dapatkah ia mengenakan celana panjang, baju dan kaus kaki tanpa dibantu?
(Tidak termasuk memasang kancing, tali pinggang).
Dapatkah ia menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu?
Tuliskan jawaban anak terhadap pertanyaan berikut ini. Jangan berikan
bantuan untuk menjawab, kecuali mengulangi pertanyaan.
o Apa yang kamu kerjakan kalau
lapar?".......................................
o Apa yang kamu kerjakan kalau mengantuk?"...............................
Apakah ia menjawab dengan kata-kata, bukan dengan mimik wajah? Jawaban
bisa bermacam-macam tergantung kebiasaan anak.
Apakah ia dapat mengancingkan kancing bajunya atau kancing baju boneka?
Apakah ia dapat berdiri pada satu kaki tanpa berpegangan selama lebih dari
6 detik?
Perlihatkan 2 gambar garis yang tidak sama panjang. Tanyakan: "Tunjukkan
garis yang lebih panjang". Tutup gambar tersebut, buka kembali dan tanyakan
kembali. Apakah ia dapat menunjukkan garis yang lebih panjang sebanyak 3
kali tanpa membuat kesalahan?
Perlihatkan gambar 2 garis yang bersilang tegak lurus. Jangan sebutkan
nama gambar tersebut. Katakan saja:"Coba buat gambar seperti ini".
Berikan 3 kali kesempatan untuk menggambarnya. Apakah ia dapat meniru
gambar tersebut?
Apakah ia dapat mengikuti petunjuk arah yang diberikan dengan perkataan,
bukan dengan ditunjuk atau dengan mimik wajah kita?
o Letakkan sapu tangan di atas meja
o Letakkan kertas ini di bawah kursi
o Letakkan kertas ini di depan kamu
o Letakkan kertas ini di belakang kamu
Apakah anak dapat menentukan 4 arah dengan benar?
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 60 bulan
Tuliskan jawaban anak terhadap pertanyaan berikut ini. Jangan berikan
bantuan untuk menjawab, kecuali mengulangi pertanyaan.
o Apa yang kamu kerjakan kalau
lapar?.......................................
o Apa yang kamu kerjakan kalau mengantuk?...............................
Apakah ia menjawab dengan kata-kata, bukan dengan mimik wajah? Jawaban
bisa bermacam-macam tergantung kebiasaan anak.
Apakah ia dapat mengancingkan kancing bajunya atau kancing baju boneka?
Apakah ia dapat berdiri pada satu kaki tanpa berpegangan selama lebih dari
6 detik?
Perlihatkan 2 gambar garis yang tidak sama panjang. Tanyakan: "Tunjukkan
garis yang lebih panjang". Tutup gambar tersebut, buka kembali dan tanyakan
kembali. Apakah ia dapat menunjukkan garis yang lebih panjang sebanyak 3
kali tanpa membuat kesalahan?
Perlihatkan gambar 2 garis yang bersilang tegak lurus. Jangan sebutkan
nama gambar tersebut. Katakan saja:"Coba buat gambar seperti ini". Berikan
3
kali kesempatan untuk menggambarnya. Apakah ia dapat meniru gambar
tersebut?
Apakah ia dapat mengikuti petunjuk arah yang diberikan dengan perkataan,
bukan dengan ditunjuk atau dengan mimik wajah kita?
o Letakkan sapu tangan di atas meja
o Letakkan kertas ini di bawah kursi
o Letakkan kertas ini di depan kamu
o Letakkan kertas ini di belakang kamu
Apakah anak dapat menentukan 4 arah dengan benar?
Apakah ia dapat ditinggalkan bersama orang lain tanpa menangis dan
menjerit-jerit?
Apakah ia mengetahui warna biru, merah, kuning dan hijau.
Apakah ia dapat meloncat pada satu kaki sebanyak 2 kali atau lebih?
Apakah ia dapat berpakaian lengkap tanpa bantuan?
Perkembangan 5 - 6 Tahun
Ingatlah, bahwa setiap anak tumbuh dengan tempo yang berbeda. Biarkan anak
anda yang menentukan sendiri.
Aktivitas
Pada umur ini, anak anda sudah siap untuk mengendarai sepeda atau bermain
sepatu roda. Carilah sepeda dan sepatu roda yang didesain khusus untuk anak
kecil. Jangan lupa untuk membeli helm, pelindung lutut dan lengan untuk
keamanan anak anda.
Anak anda dapat mulai membantu anda membuat kue yang tidak terlalu sulit,
seperti membentuk kue dari adonan. Dia juga bisa diajak untuk membersihkan
sisa-sisa pekerjaan.
Bimbing anak anda untuk mengenali nama hari, minggu dan bulan. Bantu
mereka untuk belajar menandai ulang tahun dan hari libur di kalender.
Anda juga dapat mengajari anak anda untuk tentang waktu.
Tunjukkan cara menggunakan penggarisan untuk mengukur benda-benda.
Komunikasi
Seringkan untuk membacakan cerita untuk anak anda dan membahasnya.
Anak anda sudah dapat membaca tanda-tanda sederhana seperti tanda STOP
pada jalan.
Kemampuan Interpersonal dan sosial
Teruslah untuk sering memeluk, bercanda, bermain, tersenyum dan berbicara
pada anak anda. Berikan kenyamanan padanya apabila dia tampak gusar.
Puji anak anda apabila dia melakukan sesuatu yang positif.
Anak anda sudah harus diajarkan untuk mengikuti aturan keluarga.
Ajari anak anda untuk bermain dengan benar. Terangkan bahwa dia tidak akan
selalu menang dalam permainan.
Masa Sekolah
Perkembangan 6 - 8 Tahun
Ingatlah, bahwa setiap anak tumbuh dengan tempo yang berbeda. Biarkan anak
anda yang menentukan sendiri.
Aktivitas
Anak anda mulai tampak aktif bergerak
Keseimbangan anak anda terus meningkat
Permainan kejar-mengejar mulai digemari anak anda
Anak anda sudah dapat menggunakan palu dan membangun rumah-rumahan
sederhana
Waktu bermain digunakan untuk bermain diluar, menggambar dan kerajinan
tangan.
Anak anda mulai menikmati untuk membuat permainan baru atau membuat
peraturan baru untuk sebuah permainan
Komunikasi
Anak anda sudah dapat menggunakan bahasa secara benar dan dapat mengerti
struktur bahasa yang baik
Terus dorong anak anda untuk membaca buku dan membuat cerita
Membaca, menulis serta berhitung harus masuk dalam pelajaran sekolah.
Anak anda sudah dapat mendefinisikan sebuah kata dan sudah dapat
membayangkan konsep dari kata yang abstrak
Anak anda mulai belajar untuk menyebutkan waktu
Ajari anak anda untuk mengenali alamat rumah anda
Kemampuan Interpersonal dan sosial
Pada umur ini anak anda mulai suka untuk bertindak yang aneh-aneh dan
mengganggu yang lain
Anak anda mulai menyukai lelucon dan teka-teki
Perhatian anak anda akan menjadi lebih luas
Ketertarikan akan agama mulai terbangun
Anak anda mulai ingin menjadi lebih mandiri
Perkembangan 10 - 12 Tahun
Ingatlah, bahwa setiap anak tumbuh dengan tempo yang berbeda. Biarkan anak
anda yang menentukan sendiri.
Aktivitas
Anak anda akan mulai menunjukkan rasa tertarik pada kemampuan akan
olah-raga tertentu
Anak anda mulai menyukai berinteraksi dengan teman-teman laki dan wanita
Pakaian dan penampilan mulai menjadi suatu hal yang penting
Anak anda mulai menyukai bermalam di rumah teman
Anak anda mulai menyenangi mengerjakan berbagai hal sendirian
Anak anda mulai menulis dairy
Mendengarkan radio dan bermain music mulai disenangi
Anak anda mulai mencari cara-cara yang lebih kreatif dalam menghabiskan
waktu senggangnya
Komunikasi
Terus mendorong anak anak untuk membaca buku. Kemampuannya membaca akan
terus meningkat secara gradual
Anak anda mulai mengerti humor
Anak anda akan mulai membicarakan perasaannya, tapi mungkin agak tertutup.
Kemampuan Interpersonal dan sosial
Penampilan menjadi semakin penting. Anak anda akan berpakaian seperti
idola remajanya. Pengaruh dari teman-teman sebaya juga akan mempengaruhi
penampilannya.
Anak anda akan mulai mencari privasi dan kesadaran akan dirinya makin
tinggi
Anak anda akan mempunyai idola yang lebih realistik
Perasaan khawatir dan grogi merupakan hal yang biasa pada anak seumur ini
Anak anda mulai mengambil bagian dalam diskusi keluarga
Anak anda akan mudah terpengaruh dengan teman sebayanya
Kegiatan keluarga menjadi kurang berarti buatnya. Sebaliknya, anak anda
akan semakin tertarik dengan dunia diluar rumah anda.
Perkembangan 3 - 4 tahun
1. Aktivitas
* Ia sangat menyukai memanjat, berlari, melompat-lompat dan bermain
bola.
* Ajarkan cara mengendarai sepeda roda tiga.
* Ia senang menggambar. Ajarkan cara menggambar lingkaran, kotak, dan
garis.
* Gunakan crayon untuk mengajarkan warna-warna.
* Ia dapat belajar alfabet dan angka. Ajarkan ia menghitung sederhana.
2. Komunikasi
* Bacakan buku cerita dan kadang-kadang tanyakan tentang alfabet.
* Ajarkan untuk mengetahui 'kemarin, besok, nanti, sekarang'.
* Jawablah pertanyaannya bila ia menanyakan tentang arti suatu kata.
* Ia mulai belajar hal yang berlawanan. Diskusikan mengenai istilah
'panjang-pendek, tinggi-pendek, muda-tua'
3. Kemampuan interpersonal dan sosial.
* Tetaplah bermain dan membelai anak.
* Ia dapat membantu tugas rumah tangga sederhana, misalnya membereskan
* mainan setelah selesai bermain.
* Ajarkan untuk melepaskan kancing baju.
* Ia mulai belajar makan dengan sendok dan garpu.
* Ia dapat mencuci tangan, kaki dan wajahnya dengan sabun.
* Pujilah anak bila ia menemukan suatu permainan baru, dapat bermain
dengan
* anak lain, atau dapat membantu pekerjaan rumah tangga.
Kuesioner perkembangan
Pertanyaan berikut dirancang untuk anak umur tertentu. Cobalah menjawab
pertanyaan tersebut. Bila semua pertanyaan dijawab dengan 'Ya',
perkembangan anak anda nomal. Tanyakan pada dokter anda bila 3 atau lebih
jawaban pertanyan berikut adalah 'tidak'.
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 36 bulan
1. Berikan pinsil dan kertas kepada anak. Lihat apakah ia dapat mencoret
pada kertas. Jawab TIDAK bila ia membanting pinsil. Jawab YA bila ia
membuat coretan di kertas.
2. Apakah ia dapat menyusun 4 kubus kecil berukuran 2,5 cm pada tiap
sisinya, satu di atas yang lain tanpa menjatuhkan susunan kubus tersebut?
Kubus besar tidak dihitung.
3. Apakah ia dapat mengucapkan kalimat pendek terdiri dari 2 kata
misalnya: "Mau minum", "Adi lapar"
4. Apakah ia dapat menyebutkan nama dari 2 di antara 5 gambar binatang
yang diperlihatkan? Suara binatang tidak dihitung.
5. Apakah ia dapat melemparkan bola melalui kepalanya? Lemparan dari
samping atau dari bawah tidak termasuk.
6. Apakah ia dapat mengikuti petunjuk arah yang diberikan dengan
perkataan, bukan dengan ditunjuk atau dengan mimik wajah kita?
· Letakkan sapu tangan di atas meja
· Letakkan kertas ini di bawah kursi
· Letakkan kertas ini di depan kamu
· Letakkan kertas ini di belakang kamu
7. Apakah anak dapat menentukan 4 arah dengan benar?
8. Buat garis lurus pada kertas sepanjang 2,5 cm. Katakan:"Coba buat
gambar seperti ini". Berikan 3 kali kesempatan.
9. Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat ke
atas kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih dahulu?
10. Apakah ia dapat mengenakan sepatu sendiri? Anak tidak perlu dapat
memasang tali sepatu.
11. Apakah ia dapat mengayuh sepeda roda tiga sekurang-kurangnya sejauh 3
meter?
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 42 bulan
Apakah ia dapat melemparkan bola melalui kepalanya? Lemparan dari samping
atau dari bawah tidak termasuk.
Apakah ia dapat mengikuti petunjuk arah yang diberikan dengan perkataan,
bukan dengan ditunjuk atau dengan mimik wajah kita?
o Letakkan sapu tangan di atas meja
o Letakkan kertas ini di bawah kursi
o Letakkan kertas ini di depan kamu
o Letakkan kertas ini di belakang kamu
Apakah anak dapat menentukan 4 arah dengan benar?
Buat garis lurus pada kertas sepanjang 2,5 cm. Katakan:"Coba buat gambar
seperti ini". Berikan 3 kali kesempatan.
Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat ke atas
kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih
dahulu?
Apakah ia dapat mengenakan sepatu sendiri? Anak tidak perlu dapat memasang
tali sepatu.
Apakah ia dapat mengayuh sepeda roda tiga sekurang-kurangnya sejauh 3
meter?
Apakah ia dapat mencuci dan mengeringkan tangan sendiri setelah selesai
makan?
Pertanyaan ini tidak sesuai dengan anak Indonesia. Jawab dengan YA
Apakah ia dapat berdiri pada1 kaki selama 2 detik atau lebih?. Berikan 3
kali kesempatan untuk melakukan hal ini.
Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat melewati
kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih
dahulu?
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 48 bulan
Apakah ia dapat mengayuh sepeda roda tiga sekurang-kurangnya sejauh 3
meter?
Apakah ia dapat mencuci dan mengeringkan tangan sendiri setelah selesai
makan?
Anak anda mendapat bonus satu jawaban YA. Jawab pertanyaan ini dengan YA
Apakah ia dapat berdiri pada1 kaki selama 2 detik atau lebih?. Berikan 3
kali kesempatan untuk melakukan hal ini.
Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat melewati
kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih
dahulu?
Buat gambar lingkaran, lalu perintahkan: "Buatlah gambar seperti ini".
Jangan katakan bahwa itu adalah gambar lingkaran. Apakah ia dapat
menggambar
lingkaran?
Apakah ia dapat menyusun 8 kubus kecil, satu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan susunan kubus tersebut?
Pada saat bermain petak umpet, atau permainan lain apakah ia menunggu
gilirannya dan mengikuti aturan permainan dengan benar?
Dapatkah ia mengenakan celana panjang, baju dan kaus kaki tanpa dibantu?
(Tidak termasuk memasang kancing, tali pinggang).
Dapatkah ia menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu?
Perkembangan 4 - 5 Tahun
KOMUNIKASI
Anak anda mulai dapat membaca beberapa kata
Anak anda dapat belajar untuk menghitung dan mengenali angka
Bimbinglah anak anda untuk mengenali buku lebih jauh
Anda dapat mulai mengajari anak untuk bernyanyi
Ingatan anak anda akan mulai berkembang dengan bantuan dari
permainan-permainan
Ajar anak anda tentang perbedaan musim-musim dengan mengajak bermain
diluar
KEMAMPUAN INTERPERSONAL DAN SOSIAL
Teruslah untuk sering memeluk, bercanda, bermain, tersenyum dan berbicara
pada anak anda.
Berikan kenyamanan padanya apabila dia tampak gusar.
Anak anda mulai ingin bermain dengan anak lain
Tolong anak anda untuk menjadi lebih mandiri.
Ajar anak anda untuk berbagi mainan, makanan dan barang-barang kesukaannya
dengan teman main dan anggota keluarga lainnya.
KUESIONER PERKEMBANGAN
Pertanyaan berikut dirancang untuk anak umur tertentu. Cobalah menjawab
pertanyaan tersebut. Bila semua pertanyaan dijawab dengan 'Ya',
perkembangan
anak anda nomal. Tanyakan pada dokter anda bila 3 atau lebih jawaban
pertanyan berikut adalah 'tidak'.
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 48 bulan
Apakah ia dapat mengayuh sepeda roda tiga sekurang-kurangnya sejauh 3
meter?
Apakah ia dapat mencuci dan mengeringkan tangan sendiri setelah selesai
makan?
Anak anda mendapat bonus satu jawaban YA. Jawab pertanyaan ini dengan YA
Apakah ia dapat berdiri pada1 kaki selama 2 detik atau lebih?. Berikan 3
kali kesempatan untuk melakukan hal ini.
Letakkan selembar kertas di atas lantai. Dapatkah anak melompat melewati
kertas dengan kedua kaki bersama-sama, tanpa melakukan gerakan lari
terlebih
dahulu?
Buat gambar lingkaran, lalu perintahkan: "Buatlah gambar seperti ini".
Jangan katakan bahwa itu adalah gambar lingkaran. Apakah ia dapat
menggambar
lingkaran?
Apakah ia dapat menyusun 8 kubus kecil, satu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan susunan kubus tersebut?
Pada saat bermain petak umpet, atau permainan lain apakah ia menunggu gili
rannya dan mengikuti aturan permainan dengan benar?
Dapatkah ia mengenakan celana panjang, baju dan kaus kaki tanpa dibantu?
(Tidak termasuk memasang kancing, tali pinggang).
Dapatkah ia menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu?
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 48 bulan
Apakah ia dapat menyusun 8 kubus kecil, satu di atas yang lain tanpa
menjatuhkan susunan kubus tersebut?
Pada saat bermain petak umpet, atau permainan lain apakah ia menunggu
gilirannya dan mengikuti aturan permainan dengan benar?
Dapatkah ia mengenakan celana panjang, baju dan kaus kaki tanpa dibantu?
(Tidak termasuk memasang kancing, tali pinggang).
Dapatkah ia menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu?
Tuliskan jawaban anak terhadap pertanyaan berikut ini. Jangan berikan
bantuan untuk menjawab, kecuali mengulangi pertanyaan.
o Apa yang kamu kerjakan kalau
lapar?".......................................
o Apa yang kamu kerjakan kalau mengantuk?"...............................
Apakah ia menjawab dengan kata-kata, bukan dengan mimik wajah? Jawaban
bisa bermacam-macam tergantung kebiasaan anak.
Apakah ia dapat mengancingkan kancing bajunya atau kancing baju boneka?
Apakah ia dapat berdiri pada satu kaki tanpa berpegangan selama lebih dari
6 detik?
Perlihatkan 2 gambar garis yang tidak sama panjang. Tanyakan: "Tunjukkan
garis yang lebih panjang". Tutup gambar tersebut, buka kembali dan tanyakan
kembali. Apakah ia dapat menunjukkan garis yang lebih panjang sebanyak 3
kali tanpa membuat kesalahan?
Perlihatkan gambar 2 garis yang bersilang tegak lurus. Jangan sebutkan
nama gambar tersebut. Katakan saja:"Coba buat gambar seperti ini".
Berikan 3 kali kesempatan untuk menggambarnya. Apakah ia dapat meniru
gambar tersebut?
Apakah ia dapat mengikuti petunjuk arah yang diberikan dengan perkataan,
bukan dengan ditunjuk atau dengan mimik wajah kita?
o Letakkan sapu tangan di atas meja
o Letakkan kertas ini di bawah kursi
o Letakkan kertas ini di depan kamu
o Letakkan kertas ini di belakang kamu
Apakah anak dapat menentukan 4 arah dengan benar?
Kuesioner perkembangan untuk anak berumur 60 bulan
Tuliskan jawaban anak terhadap pertanyaan berikut ini. Jangan berikan
bantuan untuk menjawab, kecuali mengulangi pertanyaan.
o Apa yang kamu kerjakan kalau
lapar?.......................................
o Apa yang kamu kerjakan kalau mengantuk?...............................
Apakah ia menjawab dengan kata-kata, bukan dengan mimik wajah? Jawaban
bisa bermacam-macam tergantung kebiasaan anak.
Apakah ia dapat mengancingkan kancing bajunya atau kancing baju boneka?
Apakah ia dapat berdiri pada satu kaki tanpa berpegangan selama lebih dari
6 detik?
Perlihatkan 2 gambar garis yang tidak sama panjang. Tanyakan: "Tunjukkan
garis yang lebih panjang". Tutup gambar tersebut, buka kembali dan tanyakan
kembali. Apakah ia dapat menunjukkan garis yang lebih panjang sebanyak 3
kali tanpa membuat kesalahan?
Perlihatkan gambar 2 garis yang bersilang tegak lurus. Jangan sebutkan
nama gambar tersebut. Katakan saja:"Coba buat gambar seperti ini". Berikan
3
kali kesempatan untuk menggambarnya. Apakah ia dapat meniru gambar
tersebut?
Apakah ia dapat mengikuti petunjuk arah yang diberikan dengan perkataan,
bukan dengan ditunjuk atau dengan mimik wajah kita?
o Letakkan sapu tangan di atas meja
o Letakkan kertas ini di bawah kursi
o Letakkan kertas ini di depan kamu
o Letakkan kertas ini di belakang kamu
Apakah anak dapat menentukan 4 arah dengan benar?
Apakah ia dapat ditinggalkan bersama orang lain tanpa menangis dan
menjerit-jerit?
Apakah ia mengetahui warna biru, merah, kuning dan hijau.
Apakah ia dapat meloncat pada satu kaki sebanyak 2 kali atau lebih?
Apakah ia dapat berpakaian lengkap tanpa bantuan?
Perkembangan 5 - 6 Tahun
Ingatlah, bahwa setiap anak tumbuh dengan tempo yang berbeda. Biarkan anak
anda yang menentukan sendiri.
Aktivitas
Pada umur ini, anak anda sudah siap untuk mengendarai sepeda atau bermain
sepatu roda. Carilah sepeda dan sepatu roda yang didesain khusus untuk anak
kecil. Jangan lupa untuk membeli helm, pelindung lutut dan lengan untuk
keamanan anak anda.
Anak anda dapat mulai membantu anda membuat kue yang tidak terlalu sulit,
seperti membentuk kue dari adonan. Dia juga bisa diajak untuk membersihkan
sisa-sisa pekerjaan.
Bimbing anak anda untuk mengenali nama hari, minggu dan bulan. Bantu
mereka untuk belajar menandai ulang tahun dan hari libur di kalender.
Anda juga dapat mengajari anak anda untuk tentang waktu.
Tunjukkan cara menggunakan penggarisan untuk mengukur benda-benda.
Komunikasi
Seringkan untuk membacakan cerita untuk anak anda dan membahasnya.
Anak anda sudah dapat membaca tanda-tanda sederhana seperti tanda STOP
pada jalan.
Kemampuan Interpersonal dan sosial
Teruslah untuk sering memeluk, bercanda, bermain, tersenyum dan berbicara
pada anak anda. Berikan kenyamanan padanya apabila dia tampak gusar.
Puji anak anda apabila dia melakukan sesuatu yang positif.
Anak anda sudah harus diajarkan untuk mengikuti aturan keluarga.
Ajari anak anda untuk bermain dengan benar. Terangkan bahwa dia tidak akan
selalu menang dalam permainan.
Masa Sekolah
Perkembangan 6 - 8 Tahun
Ingatlah, bahwa setiap anak tumbuh dengan tempo yang berbeda. Biarkan anak
anda yang menentukan sendiri.
Aktivitas
Anak anda mulai tampak aktif bergerak
Keseimbangan anak anda terus meningkat
Permainan kejar-mengejar mulai digemari anak anda
Anak anda sudah dapat menggunakan palu dan membangun rumah-rumahan
sederhana
Waktu bermain digunakan untuk bermain diluar, menggambar dan kerajinan
tangan.
Anak anda mulai menikmati untuk membuat permainan baru atau membuat
peraturan baru untuk sebuah permainan
Komunikasi
Anak anda sudah dapat menggunakan bahasa secara benar dan dapat mengerti
struktur bahasa yang baik
Terus dorong anak anda untuk membaca buku dan membuat cerita
Membaca, menulis serta berhitung harus masuk dalam pelajaran sekolah.
Anak anda sudah dapat mendefinisikan sebuah kata dan sudah dapat
membayangkan konsep dari kata yang abstrak
Anak anda mulai belajar untuk menyebutkan waktu
Ajari anak anda untuk mengenali alamat rumah anda
Kemampuan Interpersonal dan sosial
Pada umur ini anak anda mulai suka untuk bertindak yang aneh-aneh dan
mengganggu yang lain
Anak anda mulai menyukai lelucon dan teka-teki
Perhatian anak anda akan menjadi lebih luas
Ketertarikan akan agama mulai terbangun
Anak anda mulai ingin menjadi lebih mandiri
Perkembangan 10 - 12 Tahun
Ingatlah, bahwa setiap anak tumbuh dengan tempo yang berbeda. Biarkan anak
anda yang menentukan sendiri.
Aktivitas
Anak anda akan mulai menunjukkan rasa tertarik pada kemampuan akan
olah-raga tertentu
Anak anda mulai menyukai berinteraksi dengan teman-teman laki dan wanita
Pakaian dan penampilan mulai menjadi suatu hal yang penting
Anak anda mulai menyukai bermalam di rumah teman
Anak anda mulai menyenangi mengerjakan berbagai hal sendirian
Anak anda mulai menulis dairy
Mendengarkan radio dan bermain music mulai disenangi
Anak anda mulai mencari cara-cara yang lebih kreatif dalam menghabiskan
waktu senggangnya
Komunikasi
Terus mendorong anak anak untuk membaca buku. Kemampuannya membaca akan
terus meningkat secara gradual
Anak anda mulai mengerti humor
Anak anda akan mulai membicarakan perasaannya, tapi mungkin agak tertutup.
Kemampuan Interpersonal dan sosial
Penampilan menjadi semakin penting. Anak anda akan berpakaian seperti
idola remajanya. Pengaruh dari teman-teman sebaya juga akan mempengaruhi
penampilannya.
Anak anda akan mulai mencari privasi dan kesadaran akan dirinya makin
tinggi
Anak anda akan mempunyai idola yang lebih realistik
Perasaan khawatir dan grogi merupakan hal yang biasa pada anak seumur ini
Anak anda mulai mengambil bagian dalam diskusi keluarga
Anak anda akan mudah terpengaruh dengan teman sebayanya
Kegiatan keluarga menjadi kurang berarti buatnya. Sebaliknya, anak anda
akan semakin tertarik dengan dunia diluar rumah anda.
Saturday, May 31, 2003
Saat tepat Berkata Tidak
SAAT TEPAT BERKATA "TIDAK"
Anak usia ini sering berkata "tidak" sebagai jawaban atas larangan maupun perintah Anda. Mengapa?
"Ita, ayo mandi!" seru Tina kepada putrinya yang berusia 2 tahun. "Nggak!" sahut Ita yang sedang asyik bermain.
Anda mungkin pernah punya pengalaman sama dengan Tina. Si kecil menolak perintah atau larangan Anda, dan bahkan berteriak-teriak, "Tidak! Tidak!" sambil menghentakkan tangan dan kakinya sebagai tanda protes. Si kecil yang waktu bayi tampak penurut, kini berubah suka membangkang. Anda tak dapat menghindarinya.
Meski kata "tidak" mungkin bukan merupakan kata pertama yang ia ucapkan, tapi bagi kebanyakan anak usia ini, dengan segera kata "tidak" menjadi kata favorit yang paling sering diucapkan. Sebab, ia cenderung lebih sering mendengar kata "tidak" dari Anda, terutama ketika Anda tak setuju dengan perilakunya. "Tidak, kamu harus pulang sekarang!" ketika ia menolak diajak pulang saat bermain di rumah temannya. Atau, "Tidak, kamu tak boleh menyentuh itu!" saat tangannya diulurkan ke arah kompor. Begitu pun waktu ia mencoba naik ke atas meja, "Tidak, nanti jatuh!" atau "Tidak, nanti pecah!" saat ia memegang gelas kaca.
Selain itu, "hobi"nya berkata "tidak" juga disebabkan ia ingin menunjukkan siapa dirinya. Ingat, di usia ini ia mulai mengembangkan kemandiriannya. Dengan berkata "tidak" secara terus-menerus dan berulang-ulang, menurut Eisenberg, Murkoff & Hathaway dalam buku What to Expect The Toddler Years, akan memunculkan kesadarannya bahwa ia sekarang menjadi pribadi yang terpisah dari ayah-ibu. Kata "tidak" menjadi deklarasinya untuk menunjukkan kemandiriannya, dengan mengetes otoritas Anda dan otonominya. Ia akan berkata "tidak" pada perintah Anda, larangan dan batasan yang Anda berikan, serta terhadap apa pun. Yang menggelikan, kadang-kadang ia pun berkata "tidak" pada keinginan-keinginannya sendiri. Seolah-olah kata "tidak" meluncur secara otomatis dari mulutnya.
DOYAN MEMBANGKANG
Anda bukan satu-satunya orang yang akan diberinya kata "tidak". Babysitter, pembantu, kakek-nenek, tante dan paman, bahkan teman bermainnya, juga akan disemburinya dengan kata itu. Dalam upaya melindungi kebenarannya sebagai pribadi terpisah, ia tiba-tiba bisa menjadi posesif terhadap miliknya. Jika ada orang yang dirasanya mengancam dirinya dan miliknya, tanpa ragu-ragu ia akan berkata "tidak".
Tapi Anda tak usah cemas. Menurut ahli, respon negatif (sikap menolak) si kecil, bukan merupakan refleksi Anda sebagai orangtua maupun anak sebagai pribadi. Usahanya menentang otoritas Anda, 100 persen sehat dan normal. Lebih dari itu, Anda dapat mengetahui perkembangan inteligensi anak Anda. Sebab, seperti dikatakan psikolog Retno Pudjiati Azhar, respon negatif yang ditunjukkan anak, berkaitan dengan perkembangan inteligensinya. Dengan ia menolak, Anda jadi tahu bahwa kemampuan analisanya mulai berkembang. "Justru bila anak nggak pernah membangkang, selalu patuh, penurut, kalem, kita harus curiga, ada apa ini?" kata staf pengajar di Fakultas Psikologi UI ini.
Tapi tak berarti Anda boleh mengabaikan respon negatifnya. Ia harus belajar mengendalikan dirinya agar ia dapat bersosialisasi dengan baik. "Orangtua harus mulai menanamkan nilai-nilai moral. Sebab, salah satu aspek pokok yang harus dikembangkan anak usia ini ialah perkembangan moral. Tentunya di usia ini nilai-nilai moral yang ditanamkan masih terbatas pada pengenalan baik dan buruk," kata Retno. Dengan Anda berkata "tidak", lanjut Retno, anak jadi tahu apa yang boleh dan tak boleh dilakukannya. Tapi, lanjutnya, "Jangan keseringan mengatakan 'tidak' karena dapat berdampak buruk terhadap tumbuh-kembang anak." Antara lain, si kecil jadi tak percaya diri, ragu-ragu, selalu akan minta dukungan orang lain untuk melakukan sesuatu. Jadi?
BIJAKSANA
Katakan "tidak" hanya untuk alasan tepat. Misal, saat ia minta ayunan sementara rumah Anda tak punya halaman. Atau di toko ia merengek minta dibelikan mainan yang sebetulnya sudah ia miliki. Juga bila ia ingin nonton teve seharian. Begitu pula untuk hal-hal yang berbahaya baginya dan orang lain. Misal, ia ingin memanjat pohon, naik ke atas meja, atau memukul temannya.
Anda pun jangan buru-buru bilang "tidak" sebelum yakin terhadap apa yang akan ia lakukan. Sekalipun ia jelas-jelas menuju meja, tunggu sampai ia mengambil ancang-ancang untuk naik. Jika belum-belum Anda sudah berseru, "Jangan naik ke meja!" padahal mungkin sebenarnya ia tak bermaksud begitu, mungkin ia malah sengaja melakukannya.
Tapi jangan berkata "tidak" lalu selesai. Ia perlu diberi penjelasan "mengapa tidak". Meski ia tak selalu mampu mengerti atau menerima penjelasan Anda, pada akhirnya ia akan mengerti juga, kok. Karena itu, penjelasan Anda harus sederhana dan disesuaikan tingkat pemahamannya. Misal, "Kamu tidak boleh naik ke atas meja, karena kamu bisa jatuh dan terluka." atau, "Kamu tidak boleh memukul temanmu, karena pukulan membuat sakit."
Jika ia minta dibelikan sesuatu dan Anda tak punya cukup uang, jangan beri ia penjelasan dengan merinci keuangan Anda, karena hanya akan membuatnya bingung. Daripada mengatakan, "Mobil-mobilan itu harganya mahal. Ayah tahu kamu akan senang sekali jika bisa memilikinya, tapi kebutuhan kita masih banyak. Kita tak bisa menggunakan semua uang untuk membeli mainan, karena kita juga perlu uang untuk membeli makanan dan pakaian," lebih baik katakan, "Ayah tak punya cukup uang untuk membeli mobil-mobilan itu."
RUMAH HARUS AMAN
Menjaga keamanan di rumah juga akan menolong Anda mengurangi berkata "tidak".Ingat, anak usia ini sedang sibuk mengeksplorasi dunianya dan mempelajari keterampilan-keterampilan baru untuk mengerti bahwa ia bisa dan tak bisa. Jadi, buatlah rumah Anda aman untuknya dan ia pun aman berada di rumah.
Pasang steker listrik di tempat yang jauh dari jangkauan anak atau beri penutup jika posisinya sudah terlanjur di bawah. Halangi jalan naik ke tangga atau jalan masuk ke kolam renang dengan membuatkan pintu pengaman. Beri pagar di sekeliling kolam ikan. Simpan benda-benda tajam, obat-obatan dan bahan kimia pembersih di tempat tertutup dan tak mudah dijangkau anak. Jauhkan segala sesuatu yang bisa ditarik dan dijatuhkan seperti taplak meja berjuntai dan benda-benda pajangan. Jauhkan barang-barang yang bisa diangkat atau mudah didorong anak sebagai alat untuk naik ke tempat tinggi, dan lainnya.
KENDALIKAN DIRI
Bagaimana jika Anda sudah bilang "tidak" tapi si kecil cuek? Cobalah untuk tak hilang sabar. Sebab, kemarahan Anda pada keteguhan hatinya hanya akan memperkuat kemarahannya atas "campur tangan" Anda. Lebih bijaksana jika kita bereaksi tenang (dan sungguh-sungguh) daripada marah-marah. Misal, ia ngotot mau naik ke atas meja dan tetap berusaha naik meski sudah dilarang. Nah, daripada memarahinya, lebih baik angkat si kecil walau mungkin ia meronta sambil menjerit-jerit sebagai tanda protes. Bila ia sudah tenang, jelaskan mengapa Anda tadi mengangkatnya. Anda bisa berkata, "Kalau kamu berdiri di atas meja, bisa jatuh. Sakit, lo, rasanya."
TETAPKAN BATASAN
Ia membutuhkan batasan-batasan karena ia sering tak bisa mengendalikan dorongan hatinya dan menjadi menderita ketika kehilangan kontrol. Tentukan batasan-batasan untuk melindunginya dari bahaya dan ajarkan ia membedakan perilaku yang diterima dan ditolak. Selain itu, batasan-batasan Anda juga melatihnya disiplin untuk mengembangkan kemandiriannya, agar ia bisa mengarahkan dirinya sendiri.
Batasan-batasan ditetapkan oleh Anda dan dilaksanakan dengan kasih sayang. Biarkan ia tahu apa yang diharapkan dan sediakan sesuatu yang menyenangkan untuk membuat ia aman saat bereksplorasi dan berkembang.
Tentang apa saja batasan-batasan yang harus ditetapkan, tergantung pada prioritas Anda. Tiap keluarga punya aturan sendiri. Dalam banyak keluarga, kebiasaan sopan santun dan etiket sederhana (seperti menggunakan kata "Tolong", "Terima kasih") saling berbagi, menghargai perasaan orang lain, adalah yang utama. Yang penting, batasan-batasan itu harus bisa benar-benar dilaksanakan sepenuhnya oleh Anda maupun anak.
Julie Erikania.Foto:Iman Dharma(nakita)
Menghindarkan Jawaban Tidak
* Sediakan pilihanDaripada Anda mengatakan, "Sekarang cuci tanganmu karena kita mau makan malam," lebih baik tanyakan, "Adik mau cuci tangan di dapur atau di wastafel?" Jika Anda memberinya kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri, akan mengurangi keinginannya memperjuangkan kebenarannya dengan berkata "tidak". * Jangan beri pilihan saat tak ada pilihan lainMenanyakan, "Apakah kamu ingin pulang sekarang?" sementara ia memang harus pulang sekarang, hanya mengundang pemberontakan darinya. Lebih baik Anda bersikap tegas, "Sekarang waktunya kita pulang!". * Hindarkan sikap bossyJika Anda memerintahnya tiap waktu, ia akan mempertimbangkan pemberontakan. Daripada berkata, "Kamu harus tidur sekarang!", coba katakan, "Kita tidur sekarang, yuk!" Atau, biarkan ia yang memutuskan untuk Anda. Katakan, "Sekarang sudah malam. Bunda sudah ngantuk, nih. Kamu juga dari tadi nguap terus. Enaknya sekarang kita ngapain, ya?" Ini lebih efektif dan ia mungkin sekali akan menjawab, "Tidur." Lalu katakan, "Bagus sekali. Yuk, kita tidur." sambil membimbingnya ke kamar. * Beri tenggang waktuSiapkan ia sebelum Anda minta ia melakukan sesuatu. Jangan katakan, "Ayo mandi, sudah sore," saat ia sedang asyik nonton film kesayangannya di teve. Tapi katakan, "Andi, kalau filmnya sudah selesai, kamu mandi, ya." Atau, "Setelah kita menyelesaikan permainan ini, kamu tidur siang, ya." * Beri respon positifAkan lebih efektif jika Anda mengatakan, "Coba gunakan krayon ini di kertas," daripada, "Jangan corat-coret tembok!" Atau, "Mari kita main bola di halaman," lebih memungkinkan untuk dipatuhi daripada Anda mengatakan, "Jangan main bola di dalam rumah."
Julie
Anak usia ini sering berkata "tidak" sebagai jawaban atas larangan maupun perintah Anda. Mengapa?
"Ita, ayo mandi!" seru Tina kepada putrinya yang berusia 2 tahun. "Nggak!" sahut Ita yang sedang asyik bermain.
Anda mungkin pernah punya pengalaman sama dengan Tina. Si kecil menolak perintah atau larangan Anda, dan bahkan berteriak-teriak, "Tidak! Tidak!" sambil menghentakkan tangan dan kakinya sebagai tanda protes. Si kecil yang waktu bayi tampak penurut, kini berubah suka membangkang. Anda tak dapat menghindarinya.
Meski kata "tidak" mungkin bukan merupakan kata pertama yang ia ucapkan, tapi bagi kebanyakan anak usia ini, dengan segera kata "tidak" menjadi kata favorit yang paling sering diucapkan. Sebab, ia cenderung lebih sering mendengar kata "tidak" dari Anda, terutama ketika Anda tak setuju dengan perilakunya. "Tidak, kamu harus pulang sekarang!" ketika ia menolak diajak pulang saat bermain di rumah temannya. Atau, "Tidak, kamu tak boleh menyentuh itu!" saat tangannya diulurkan ke arah kompor. Begitu pun waktu ia mencoba naik ke atas meja, "Tidak, nanti jatuh!" atau "Tidak, nanti pecah!" saat ia memegang gelas kaca.
Selain itu, "hobi"nya berkata "tidak" juga disebabkan ia ingin menunjukkan siapa dirinya. Ingat, di usia ini ia mulai mengembangkan kemandiriannya. Dengan berkata "tidak" secara terus-menerus dan berulang-ulang, menurut Eisenberg, Murkoff & Hathaway dalam buku What to Expect The Toddler Years, akan memunculkan kesadarannya bahwa ia sekarang menjadi pribadi yang terpisah dari ayah-ibu. Kata "tidak" menjadi deklarasinya untuk menunjukkan kemandiriannya, dengan mengetes otoritas Anda dan otonominya. Ia akan berkata "tidak" pada perintah Anda, larangan dan batasan yang Anda berikan, serta terhadap apa pun. Yang menggelikan, kadang-kadang ia pun berkata "tidak" pada keinginan-keinginannya sendiri. Seolah-olah kata "tidak" meluncur secara otomatis dari mulutnya.
DOYAN MEMBANGKANG
Anda bukan satu-satunya orang yang akan diberinya kata "tidak". Babysitter, pembantu, kakek-nenek, tante dan paman, bahkan teman bermainnya, juga akan disemburinya dengan kata itu. Dalam upaya melindungi kebenarannya sebagai pribadi terpisah, ia tiba-tiba bisa menjadi posesif terhadap miliknya. Jika ada orang yang dirasanya mengancam dirinya dan miliknya, tanpa ragu-ragu ia akan berkata "tidak".
Tapi Anda tak usah cemas. Menurut ahli, respon negatif (sikap menolak) si kecil, bukan merupakan refleksi Anda sebagai orangtua maupun anak sebagai pribadi. Usahanya menentang otoritas Anda, 100 persen sehat dan normal. Lebih dari itu, Anda dapat mengetahui perkembangan inteligensi anak Anda. Sebab, seperti dikatakan psikolog Retno Pudjiati Azhar, respon negatif yang ditunjukkan anak, berkaitan dengan perkembangan inteligensinya. Dengan ia menolak, Anda jadi tahu bahwa kemampuan analisanya mulai berkembang. "Justru bila anak nggak pernah membangkang, selalu patuh, penurut, kalem, kita harus curiga, ada apa ini?" kata staf pengajar di Fakultas Psikologi UI ini.
Tapi tak berarti Anda boleh mengabaikan respon negatifnya. Ia harus belajar mengendalikan dirinya agar ia dapat bersosialisasi dengan baik. "Orangtua harus mulai menanamkan nilai-nilai moral. Sebab, salah satu aspek pokok yang harus dikembangkan anak usia ini ialah perkembangan moral. Tentunya di usia ini nilai-nilai moral yang ditanamkan masih terbatas pada pengenalan baik dan buruk," kata Retno. Dengan Anda berkata "tidak", lanjut Retno, anak jadi tahu apa yang boleh dan tak boleh dilakukannya. Tapi, lanjutnya, "Jangan keseringan mengatakan 'tidak' karena dapat berdampak buruk terhadap tumbuh-kembang anak." Antara lain, si kecil jadi tak percaya diri, ragu-ragu, selalu akan minta dukungan orang lain untuk melakukan sesuatu. Jadi?
BIJAKSANA
Katakan "tidak" hanya untuk alasan tepat. Misal, saat ia minta ayunan sementara rumah Anda tak punya halaman. Atau di toko ia merengek minta dibelikan mainan yang sebetulnya sudah ia miliki. Juga bila ia ingin nonton teve seharian. Begitu pula untuk hal-hal yang berbahaya baginya dan orang lain. Misal, ia ingin memanjat pohon, naik ke atas meja, atau memukul temannya.
Anda pun jangan buru-buru bilang "tidak" sebelum yakin terhadap apa yang akan ia lakukan. Sekalipun ia jelas-jelas menuju meja, tunggu sampai ia mengambil ancang-ancang untuk naik. Jika belum-belum Anda sudah berseru, "Jangan naik ke meja!" padahal mungkin sebenarnya ia tak bermaksud begitu, mungkin ia malah sengaja melakukannya.
Tapi jangan berkata "tidak" lalu selesai. Ia perlu diberi penjelasan "mengapa tidak". Meski ia tak selalu mampu mengerti atau menerima penjelasan Anda, pada akhirnya ia akan mengerti juga, kok. Karena itu, penjelasan Anda harus sederhana dan disesuaikan tingkat pemahamannya. Misal, "Kamu tidak boleh naik ke atas meja, karena kamu bisa jatuh dan terluka." atau, "Kamu tidak boleh memukul temanmu, karena pukulan membuat sakit."
Jika ia minta dibelikan sesuatu dan Anda tak punya cukup uang, jangan beri ia penjelasan dengan merinci keuangan Anda, karena hanya akan membuatnya bingung. Daripada mengatakan, "Mobil-mobilan itu harganya mahal. Ayah tahu kamu akan senang sekali jika bisa memilikinya, tapi kebutuhan kita masih banyak. Kita tak bisa menggunakan semua uang untuk membeli mainan, karena kita juga perlu uang untuk membeli makanan dan pakaian," lebih baik katakan, "Ayah tak punya cukup uang untuk membeli mobil-mobilan itu."
RUMAH HARUS AMAN
Menjaga keamanan di rumah juga akan menolong Anda mengurangi berkata "tidak".Ingat, anak usia ini sedang sibuk mengeksplorasi dunianya dan mempelajari keterampilan-keterampilan baru untuk mengerti bahwa ia bisa dan tak bisa. Jadi, buatlah rumah Anda aman untuknya dan ia pun aman berada di rumah.
Pasang steker listrik di tempat yang jauh dari jangkauan anak atau beri penutup jika posisinya sudah terlanjur di bawah. Halangi jalan naik ke tangga atau jalan masuk ke kolam renang dengan membuatkan pintu pengaman. Beri pagar di sekeliling kolam ikan. Simpan benda-benda tajam, obat-obatan dan bahan kimia pembersih di tempat tertutup dan tak mudah dijangkau anak. Jauhkan segala sesuatu yang bisa ditarik dan dijatuhkan seperti taplak meja berjuntai dan benda-benda pajangan. Jauhkan barang-barang yang bisa diangkat atau mudah didorong anak sebagai alat untuk naik ke tempat tinggi, dan lainnya.
KENDALIKAN DIRI
Bagaimana jika Anda sudah bilang "tidak" tapi si kecil cuek? Cobalah untuk tak hilang sabar. Sebab, kemarahan Anda pada keteguhan hatinya hanya akan memperkuat kemarahannya atas "campur tangan" Anda. Lebih bijaksana jika kita bereaksi tenang (dan sungguh-sungguh) daripada marah-marah. Misal, ia ngotot mau naik ke atas meja dan tetap berusaha naik meski sudah dilarang. Nah, daripada memarahinya, lebih baik angkat si kecil walau mungkin ia meronta sambil menjerit-jerit sebagai tanda protes. Bila ia sudah tenang, jelaskan mengapa Anda tadi mengangkatnya. Anda bisa berkata, "Kalau kamu berdiri di atas meja, bisa jatuh. Sakit, lo, rasanya."
TETAPKAN BATASAN
Ia membutuhkan batasan-batasan karena ia sering tak bisa mengendalikan dorongan hatinya dan menjadi menderita ketika kehilangan kontrol. Tentukan batasan-batasan untuk melindunginya dari bahaya dan ajarkan ia membedakan perilaku yang diterima dan ditolak. Selain itu, batasan-batasan Anda juga melatihnya disiplin untuk mengembangkan kemandiriannya, agar ia bisa mengarahkan dirinya sendiri.
Batasan-batasan ditetapkan oleh Anda dan dilaksanakan dengan kasih sayang. Biarkan ia tahu apa yang diharapkan dan sediakan sesuatu yang menyenangkan untuk membuat ia aman saat bereksplorasi dan berkembang.
Tentang apa saja batasan-batasan yang harus ditetapkan, tergantung pada prioritas Anda. Tiap keluarga punya aturan sendiri. Dalam banyak keluarga, kebiasaan sopan santun dan etiket sederhana (seperti menggunakan kata "Tolong", "Terima kasih") saling berbagi, menghargai perasaan orang lain, adalah yang utama. Yang penting, batasan-batasan itu harus bisa benar-benar dilaksanakan sepenuhnya oleh Anda maupun anak.
Julie Erikania.Foto:Iman Dharma(nakita)
Menghindarkan Jawaban Tidak
* Sediakan pilihanDaripada Anda mengatakan, "Sekarang cuci tanganmu karena kita mau makan malam," lebih baik tanyakan, "Adik mau cuci tangan di dapur atau di wastafel?" Jika Anda memberinya kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri, akan mengurangi keinginannya memperjuangkan kebenarannya dengan berkata "tidak". * Jangan beri pilihan saat tak ada pilihan lainMenanyakan, "Apakah kamu ingin pulang sekarang?" sementara ia memang harus pulang sekarang, hanya mengundang pemberontakan darinya. Lebih baik Anda bersikap tegas, "Sekarang waktunya kita pulang!". * Hindarkan sikap bossyJika Anda memerintahnya tiap waktu, ia akan mempertimbangkan pemberontakan. Daripada berkata, "Kamu harus tidur sekarang!", coba katakan, "Kita tidur sekarang, yuk!" Atau, biarkan ia yang memutuskan untuk Anda. Katakan, "Sekarang sudah malam. Bunda sudah ngantuk, nih. Kamu juga dari tadi nguap terus. Enaknya sekarang kita ngapain, ya?" Ini lebih efektif dan ia mungkin sekali akan menjawab, "Tidur." Lalu katakan, "Bagus sekali. Yuk, kita tidur." sambil membimbingnya ke kamar. * Beri tenggang waktuSiapkan ia sebelum Anda minta ia melakukan sesuatu. Jangan katakan, "Ayo mandi, sudah sore," saat ia sedang asyik nonton film kesayangannya di teve. Tapi katakan, "Andi, kalau filmnya sudah selesai, kamu mandi, ya." Atau, "Setelah kita menyelesaikan permainan ini, kamu tidur siang, ya." * Beri respon positifAkan lebih efektif jika Anda mengatakan, "Coba gunakan krayon ini di kertas," daripada, "Jangan corat-coret tembok!" Atau, "Mari kita main bola di halaman," lebih memungkinkan untuk dipatuhi daripada Anda mengatakan, "Jangan main bola di dalam rumah."
Julie
Aih, Kenapa si Upik susah makan
AIH, KENAPA,SIH, SI UPIK SUSAH MAKAN
Keluhan anak tak mau makan, amat sering kita dengar. Malah sering terjadi, acara makan menjadi acara "perang" antara ibu dan anak.
Salah satu problem pada usia batita, kata psikolog dari Surabaya, Dra. Psi. Astrid Wiratna, adalah soal susah makan. Salah satu penyebab utamanya, karena usia itu merupakan masa peralihan. "Kalau biasanya dia makan makanan yang serba cair atau lembek, kini harus mengkonsumsi makanan padat. Artinya, dia harus mengunyah dan bukan lagi tinggal menelan seperti dulu. Akhirnya, si anak jadi malas makan."
Itulah sebabnya orang tua selalu dianjurkan mengenalkan makanan padat pada anak secara perlahan. "Anak, kan, perlu adaptasi. Harus menyesuaikan diri dulu. Jangan harap ia menghabiskan makanan sepiring penuh. Sedikit-sedikit dululah," saran Astrid. Celakanya, orang tua sering tak sabaran. Akhirnya, si anak dipaksa. "Jelas, kan, strateginya yang salah. Bukan anaknya yang rewel!"
Si anak sendiri, karena dipaksa, jadi makin rewel dan bisa berakibat trauma. Apalagi anak usia batita, egonya sedang tumbuh, ingin menjadi "aku" dan semua yang ada di luar dirinya dianggap "bukan aku".
MENYENANGKAN
Sebenarnya, jelas Astrid, tanpa dipaksa pun, anak akan mencari atau minta makan bila ia lapar. "Makan itu, kan, kebutuhan biologis. Tapi kalau kita beri warna-warna negatif seperti pemaksaan, anak akan menghubungkan makan dengan hal negatif pula."
Jadi, bagaimana jalan keluar yang terbaik? Yang utama, tutur Astrid, ciptakan lingkungan dan pengalaman yang enak saat makan. "Anak pun akan merasa, makan merupakan kegiatan yang menyenangkan." Astrid juga mengingatkan, buat anak, makan bukan sekadar mengunyah dan menelan, tetapi terkait pula dengan relationship. "Jadi, selain tanpa paksaan, siapa yang memberinya makan juga merupakan satu unsur penting. Orang tadi harus punya hubungan baik dengan anak. Ramah, sabar, tak terburu-buru, dan tak memaksa," terang Astrid.
Kalau sejak awal sudah tercipta suasana menyenangkan dan hangat, anak pun tak sulit makan. Sebab, di benaknya sudah tertanam, kegiatan itu menyenangkan. "Sama dengan anak belajar sepeda. Kalau pertamanya jatuh, dia jadi takut untuk mencoba lagi. Begitu pula dengan makan. Meski ia diberi ayam goreng lezat tapi cara memberinya dengan memaksa atau marah-marah, ya, buat dia, ayam goreng identik dengan kemarahan. Akibatnya, ia tak mau lagi makan ayam alias trauma."
Asal tahu saja, trauma atau gangguan emosional, menjadi penyebab utama anak sulit/takut makan.
KREATIF
Enak-tidaknya makanan, lanjut dosen luar biasa Universitas Surabaya, Petra, dan Widyamandala Surabaya ini, hanya bisa dirasakan anak. "Yang kita tahu, kan, makanan masuk mulut anak. Tapi bagaimana rasanya, ya, si anak sendiri yang tahu." Karena itu, saran Astrid, cicipi dulu sebelum diberikan. "Kalau kita saja sudah merasa makanan itu tak enak, apalagi si kecil."
Astrid kemudian memberi contoh makanan berupa ati yang digiling halus. "Kita saja tahu, baunya amis. Nah, itu pula yang dirasakan anak. Jadi, harus disiasati supaya tak amis." Tak heran, kan, kalau anak menolak makan? Sudah tak enak, eh, dipaksa pula.
Rasa dan rupa makanan, dengan kata lain, harus menjadi perhatian penting. "Kalau ditaruh di piring dengan bagus, kan, anak jadi tertarik dan bangkit seleranya. Kita sendiri, kalau lihat makanan dicampur aduk, malas, bukan?"
Ia juga menuturkan pengalamannya bersiasat dengan sang anak yang "anti" sayur. Karena sayur penting, "Saya blender lalu dibuat agar-agar dan dicetak aneka bentuk yang lucu dan menarik. Ternyata anak saya suka tanpa tahu agar-agar itu dari sayur."
Kreatif, itu sebetulnya yang ingin disampaikan Astrid pada para orang tua. Selain itu, penyajian makanan pun harus variatif alias berganti-ganti agar tak membosankan. "Kalau anak menolak makanan yang belum dikenal, bukan berarti ia tak doyan. Itu karena dia belum pernah mencoba." Sebab itulah, lanjut Astrid, orang tua perlu mengenalkan aneka macam makanan sehat.
Jangan lupa, tunjukkan bahwa kita juga berminat pada makanan itu. "Kalau anak melihat kita memakannya dengan lahap, ia jadi berani mencoba, meniru kita." Ini sekaligus menjadi cara untuk tidak memaksa anak. "Karena ketika dia mencoba, itu atas dasar keinginannya sendiri."
Kalau contoh yang kita berikan belum juga diikutinya, jangan putus asa. Dan sekali lagi, jangan memaksa. "Perlihatkan terus padanya, betapa kita suka pada sayur, misalnya. Lama-lama anak akan tertarik juga, kok. Bikin strategi seolah-seolah bukan ia yang akan makan, tapi kita yang berselera."
Memperkenalkan makanan baru pada anak, bisa juga dilakukan lewat mengajaknya makan di restoran. Selain baik pula untuk sosialisasinya, di sini anak belajar makan yang "sesungguhnya" karena ia bisa melihat cara orang lain makan. Saat ia berperilaku tak baik di situ dan dilirik dengan pandangan tak senang oleh pengunjung restoran, "Ia jadi sadar, itu merupakan teguran baginya."
Pilih restoran yang menyajikan makanan bergizi. "Fast food boleh-boleh saja, tapi jangan terlalu sering. Cukup sekali dalam sebulan."
CARI PERHATIAN
Faktor lain yang membuat anak susah makan, adalah ingin menarik perhatian orang tuanya. "Kalau dia emoh makan, orang tuanya jadi 'heboh', kan. Dia jadi diperhatikan dan sebetulnya itulah yang ia perlukan."
Karena itu, pesan Astrid, dampingi anak saat ia makan. Keterkaitan emosi, menjadi lebih kuat dan anak bisa mendapat pengetahuan baru. "Misalnya, saat makan, ibu menjelaskan nama makanan, mengandung vitamin apa, terbuat dari apa, dan sebagainya."
Orang tua juga harus memahami dan menghargai keterbatasan anak. "Jangan pernah menganggap anak sebagai pengganggu. Nikmatilah keberadaan anak sebagai anugerah." Menghargai keberadaannya berarti tak boleh memaksanya maupun memintanya makan banyak atau makan cepat. "Enggak mungkinlah anak usia batita bisa makan cepat, banyak, atau duduk diam selama makan. Di usia ini, konsentrasi mereka mudah terpecah." Jadi, bila ia mau jalan-jalan selama jam makan, biarkan saja. "Nanti, toh, ia kembali lagi. Yang penting, kesabaran."
Tapi tegurlah anak jika ia bermain-main dengan makanannya. Ia harus tahu, tindakannya salah. "Tak perlu marah. Cukup beri tahu." Katakan, misalnya, "Jangan dibuat main, dong. Kan, sayang dan kasihan pada bibi yang sudah capek-capek masak." Jangan berharap ia langsung patuh karena lain kali ia akan mengulangi hal itu. "Nah, kita juga jangan bosan menegurnya.
Tanamkan terus disiplin dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan anak," tukas lulusan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Bandung ini.
Mengharapnya makan dengan baik dan benar, juga tak realistis. Misalnya, ia harus minum tanpa tumpah. "Pegang gelas, saja, belum sempurna. Beri ia sedotan untuk memudahkannya. Pelan-pelan, ajarkan cara memegang gelas. Yakinlah, lama-lama, akan tumbuh rasa percaya dirinya sehingga ia berani mencoba memegang gelas." Tidak sesulit yang kita bayangkan, bukan?
Indah Mulatsih
Makan Di Meja
Anak usia batita sudah harus mulai diperkenalkan makan di meja makan. Soalnya, yang sering terjadi, orang tua rela menggendong atau mengejar anak ke sana-sini karena tak sabar, ingin anak makan banyak, cepat, dan baju si anak tetap bersih.
Memang ia tak akan bisa duduk manis di meja makan lebih dari sekian menit. Maklum, perhatiannya masih amat gampang terpecah. Karena itu, tak ada salahnya menaruh mainannya di meja. Sediakan pula kursi makan yang sesuai untuk ukurannya dengan warna menarik. Dekatkan kursi itu ke meja sehingga ia tak mengalami kesulitan kala makan bersama orang tuanya.
Bila ia jalan-jalan, orang tua hendaknya tak ikut beranjak dan mengikutinya. "Itu tak mendidik!" tukas Astrid. "Ia harus diajarkan, makan harus di meja makan. Jadi bila ia pergi dari meja makan, berarti tak ada makanan."
Kalau ia terus berontak dan menolak makan di meja makan, jangan pernah lelah mengajarinya. "Lama-lama ia akan terbiasa. Apalagi makan itu, kan, kebutuhan biologis. Ia pasti butuh makan."
Jangan pula marah karena makanannya berantakan dan mengotori meja. Lebih baik bantu dia. Misalnya, beri nasi dengan porsi secukupnya, potong kecil-kecil lauknya. Berikan pula perlengkapan makan yang sesuai untuk usianya.
Ia juga perlu belajar tanggung jawab dalam arti harus menghabiskan makanannya. Karena itu, beri porsi secukupnya. Toh, kalau ia masih lapar, ia akan minta tambah.
Kebiasaan yang ditanamkan secara konsisten dan teratur, kata Astrid, akan membentuk perilaku yang baik. Termasuk dalam hal makan. "Yang penting, lakukan dengan rileks, tanpa paksaan."
Indah
Hindari Kebiasaan Jajan
Salah satu sebab anak sulit makan ialah keseringan jajan. "Sebaiknya jajan diperkenalkan kala pola makannya sudah terbetuk, yaitu di usia 4-5 tahun sehingga jajan tak menjadi kebiasaan dan tak menganggu makan utamanya," ujar Astrid
Anak doyan ngemil, sebetulnya karena "kesalahan" kita juga. Bukankah ia tak akan tahu jika tak diajari? Iklan di teve, bisa saja menggoda. "Tapi kalau ia tak kenal atau diperkenalkan pada rasa makanan yang diiklankan, dia tak akan minta. Jadi, kendali tetap pada orang tua."
Jika ia sudah terlanjur suka jajan, kendali tetap ada pada orang tua. "Atur jajanannya. Sehari hanya boleh satu, misalnya. Karena kita, kan, kadang tak bisa mencegah anggota keluarga lain memberi hadiah pada si kecil. Entah neneknya datang membawa oleh-oleh cokelat atau tantenya membelikan es krim." Ajarkan pada anak, ia hanya boleh oleh-oleh tadi sesudah makan nasi dan sedikit-sedikit. Katakan, "Sepotong dulu, ya. Sisanya Mama simpan buat besok" Tunjukkan bahwa makanan itu haknya dan kita tak akan ikut makan tapi hanya membantu menyimpan.
Dengan mengatur jajan anak, pola makannya akan terbentuk dan ia pun jadi tak rakus. "Biar saja ia menangis kalau tak dibelikan. Kita harus tetap tegas. Ia perlu tahu, jika ibunya mengatakan tidak, ya, berarti tidak. Soalnya, kalau kita lemah dan mengalah, ia akan menjadikan tangisannya sebagai senjata."
Orang tua pun harus mengatur makanan yang masuk ke perut anak. Mendekati waktu makan makanan utama tiba, misalnya, hindari memberi anak makanan ringan/selingan (tentu saja yang bergizi) yang mengenyangkan atau kue-kue manis. "Kalau dia masih kenyang, dipaksa bagaimana pun, anak tak akan mau makan!"
Indah
Keluhan anak tak mau makan, amat sering kita dengar. Malah sering terjadi, acara makan menjadi acara "perang" antara ibu dan anak.
Salah satu problem pada usia batita, kata psikolog dari Surabaya, Dra. Psi. Astrid Wiratna, adalah soal susah makan. Salah satu penyebab utamanya, karena usia itu merupakan masa peralihan. "Kalau biasanya dia makan makanan yang serba cair atau lembek, kini harus mengkonsumsi makanan padat. Artinya, dia harus mengunyah dan bukan lagi tinggal menelan seperti dulu. Akhirnya, si anak jadi malas makan."
Itulah sebabnya orang tua selalu dianjurkan mengenalkan makanan padat pada anak secara perlahan. "Anak, kan, perlu adaptasi. Harus menyesuaikan diri dulu. Jangan harap ia menghabiskan makanan sepiring penuh. Sedikit-sedikit dululah," saran Astrid. Celakanya, orang tua sering tak sabaran. Akhirnya, si anak dipaksa. "Jelas, kan, strateginya yang salah. Bukan anaknya yang rewel!"
Si anak sendiri, karena dipaksa, jadi makin rewel dan bisa berakibat trauma. Apalagi anak usia batita, egonya sedang tumbuh, ingin menjadi "aku" dan semua yang ada di luar dirinya dianggap "bukan aku".
MENYENANGKAN
Sebenarnya, jelas Astrid, tanpa dipaksa pun, anak akan mencari atau minta makan bila ia lapar. "Makan itu, kan, kebutuhan biologis. Tapi kalau kita beri warna-warna negatif seperti pemaksaan, anak akan menghubungkan makan dengan hal negatif pula."
Jadi, bagaimana jalan keluar yang terbaik? Yang utama, tutur Astrid, ciptakan lingkungan dan pengalaman yang enak saat makan. "Anak pun akan merasa, makan merupakan kegiatan yang menyenangkan." Astrid juga mengingatkan, buat anak, makan bukan sekadar mengunyah dan menelan, tetapi terkait pula dengan relationship. "Jadi, selain tanpa paksaan, siapa yang memberinya makan juga merupakan satu unsur penting. Orang tadi harus punya hubungan baik dengan anak. Ramah, sabar, tak terburu-buru, dan tak memaksa," terang Astrid.
Kalau sejak awal sudah tercipta suasana menyenangkan dan hangat, anak pun tak sulit makan. Sebab, di benaknya sudah tertanam, kegiatan itu menyenangkan. "Sama dengan anak belajar sepeda. Kalau pertamanya jatuh, dia jadi takut untuk mencoba lagi. Begitu pula dengan makan. Meski ia diberi ayam goreng lezat tapi cara memberinya dengan memaksa atau marah-marah, ya, buat dia, ayam goreng identik dengan kemarahan. Akibatnya, ia tak mau lagi makan ayam alias trauma."
Asal tahu saja, trauma atau gangguan emosional, menjadi penyebab utama anak sulit/takut makan.
KREATIF
Enak-tidaknya makanan, lanjut dosen luar biasa Universitas Surabaya, Petra, dan Widyamandala Surabaya ini, hanya bisa dirasakan anak. "Yang kita tahu, kan, makanan masuk mulut anak. Tapi bagaimana rasanya, ya, si anak sendiri yang tahu." Karena itu, saran Astrid, cicipi dulu sebelum diberikan. "Kalau kita saja sudah merasa makanan itu tak enak, apalagi si kecil."
Astrid kemudian memberi contoh makanan berupa ati yang digiling halus. "Kita saja tahu, baunya amis. Nah, itu pula yang dirasakan anak. Jadi, harus disiasati supaya tak amis." Tak heran, kan, kalau anak menolak makan? Sudah tak enak, eh, dipaksa pula.
Rasa dan rupa makanan, dengan kata lain, harus menjadi perhatian penting. "Kalau ditaruh di piring dengan bagus, kan, anak jadi tertarik dan bangkit seleranya. Kita sendiri, kalau lihat makanan dicampur aduk, malas, bukan?"
Ia juga menuturkan pengalamannya bersiasat dengan sang anak yang "anti" sayur. Karena sayur penting, "Saya blender lalu dibuat agar-agar dan dicetak aneka bentuk yang lucu dan menarik. Ternyata anak saya suka tanpa tahu agar-agar itu dari sayur."
Kreatif, itu sebetulnya yang ingin disampaikan Astrid pada para orang tua. Selain itu, penyajian makanan pun harus variatif alias berganti-ganti agar tak membosankan. "Kalau anak menolak makanan yang belum dikenal, bukan berarti ia tak doyan. Itu karena dia belum pernah mencoba." Sebab itulah, lanjut Astrid, orang tua perlu mengenalkan aneka macam makanan sehat.
Jangan lupa, tunjukkan bahwa kita juga berminat pada makanan itu. "Kalau anak melihat kita memakannya dengan lahap, ia jadi berani mencoba, meniru kita." Ini sekaligus menjadi cara untuk tidak memaksa anak. "Karena ketika dia mencoba, itu atas dasar keinginannya sendiri."
Kalau contoh yang kita berikan belum juga diikutinya, jangan putus asa. Dan sekali lagi, jangan memaksa. "Perlihatkan terus padanya, betapa kita suka pada sayur, misalnya. Lama-lama anak akan tertarik juga, kok. Bikin strategi seolah-seolah bukan ia yang akan makan, tapi kita yang berselera."
Memperkenalkan makanan baru pada anak, bisa juga dilakukan lewat mengajaknya makan di restoran. Selain baik pula untuk sosialisasinya, di sini anak belajar makan yang "sesungguhnya" karena ia bisa melihat cara orang lain makan. Saat ia berperilaku tak baik di situ dan dilirik dengan pandangan tak senang oleh pengunjung restoran, "Ia jadi sadar, itu merupakan teguran baginya."
Pilih restoran yang menyajikan makanan bergizi. "Fast food boleh-boleh saja, tapi jangan terlalu sering. Cukup sekali dalam sebulan."
CARI PERHATIAN
Faktor lain yang membuat anak susah makan, adalah ingin menarik perhatian orang tuanya. "Kalau dia emoh makan, orang tuanya jadi 'heboh', kan. Dia jadi diperhatikan dan sebetulnya itulah yang ia perlukan."
Karena itu, pesan Astrid, dampingi anak saat ia makan. Keterkaitan emosi, menjadi lebih kuat dan anak bisa mendapat pengetahuan baru. "Misalnya, saat makan, ibu menjelaskan nama makanan, mengandung vitamin apa, terbuat dari apa, dan sebagainya."
Orang tua juga harus memahami dan menghargai keterbatasan anak. "Jangan pernah menganggap anak sebagai pengganggu. Nikmatilah keberadaan anak sebagai anugerah." Menghargai keberadaannya berarti tak boleh memaksanya maupun memintanya makan banyak atau makan cepat. "Enggak mungkinlah anak usia batita bisa makan cepat, banyak, atau duduk diam selama makan. Di usia ini, konsentrasi mereka mudah terpecah." Jadi, bila ia mau jalan-jalan selama jam makan, biarkan saja. "Nanti, toh, ia kembali lagi. Yang penting, kesabaran."
Tapi tegurlah anak jika ia bermain-main dengan makanannya. Ia harus tahu, tindakannya salah. "Tak perlu marah. Cukup beri tahu." Katakan, misalnya, "Jangan dibuat main, dong. Kan, sayang dan kasihan pada bibi yang sudah capek-capek masak." Jangan berharap ia langsung patuh karena lain kali ia akan mengulangi hal itu. "Nah, kita juga jangan bosan menegurnya.
Tanamkan terus disiplin dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan anak," tukas lulusan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Bandung ini.
Mengharapnya makan dengan baik dan benar, juga tak realistis. Misalnya, ia harus minum tanpa tumpah. "Pegang gelas, saja, belum sempurna. Beri ia sedotan untuk memudahkannya. Pelan-pelan, ajarkan cara memegang gelas. Yakinlah, lama-lama, akan tumbuh rasa percaya dirinya sehingga ia berani mencoba memegang gelas." Tidak sesulit yang kita bayangkan, bukan?
Indah Mulatsih
Makan Di Meja
Anak usia batita sudah harus mulai diperkenalkan makan di meja makan. Soalnya, yang sering terjadi, orang tua rela menggendong atau mengejar anak ke sana-sini karena tak sabar, ingin anak makan banyak, cepat, dan baju si anak tetap bersih.
Memang ia tak akan bisa duduk manis di meja makan lebih dari sekian menit. Maklum, perhatiannya masih amat gampang terpecah. Karena itu, tak ada salahnya menaruh mainannya di meja. Sediakan pula kursi makan yang sesuai untuk ukurannya dengan warna menarik. Dekatkan kursi itu ke meja sehingga ia tak mengalami kesulitan kala makan bersama orang tuanya.
Bila ia jalan-jalan, orang tua hendaknya tak ikut beranjak dan mengikutinya. "Itu tak mendidik!" tukas Astrid. "Ia harus diajarkan, makan harus di meja makan. Jadi bila ia pergi dari meja makan, berarti tak ada makanan."
Kalau ia terus berontak dan menolak makan di meja makan, jangan pernah lelah mengajarinya. "Lama-lama ia akan terbiasa. Apalagi makan itu, kan, kebutuhan biologis. Ia pasti butuh makan."
Jangan pula marah karena makanannya berantakan dan mengotori meja. Lebih baik bantu dia. Misalnya, beri nasi dengan porsi secukupnya, potong kecil-kecil lauknya. Berikan pula perlengkapan makan yang sesuai untuk usianya.
Ia juga perlu belajar tanggung jawab dalam arti harus menghabiskan makanannya. Karena itu, beri porsi secukupnya. Toh, kalau ia masih lapar, ia akan minta tambah.
Kebiasaan yang ditanamkan secara konsisten dan teratur, kata Astrid, akan membentuk perilaku yang baik. Termasuk dalam hal makan. "Yang penting, lakukan dengan rileks, tanpa paksaan."
Indah
Hindari Kebiasaan Jajan
Salah satu sebab anak sulit makan ialah keseringan jajan. "Sebaiknya jajan diperkenalkan kala pola makannya sudah terbetuk, yaitu di usia 4-5 tahun sehingga jajan tak menjadi kebiasaan dan tak menganggu makan utamanya," ujar Astrid
Anak doyan ngemil, sebetulnya karena "kesalahan" kita juga. Bukankah ia tak akan tahu jika tak diajari? Iklan di teve, bisa saja menggoda. "Tapi kalau ia tak kenal atau diperkenalkan pada rasa makanan yang diiklankan, dia tak akan minta. Jadi, kendali tetap pada orang tua."
Jika ia sudah terlanjur suka jajan, kendali tetap ada pada orang tua. "Atur jajanannya. Sehari hanya boleh satu, misalnya. Karena kita, kan, kadang tak bisa mencegah anggota keluarga lain memberi hadiah pada si kecil. Entah neneknya datang membawa oleh-oleh cokelat atau tantenya membelikan es krim." Ajarkan pada anak, ia hanya boleh oleh-oleh tadi sesudah makan nasi dan sedikit-sedikit. Katakan, "Sepotong dulu, ya. Sisanya Mama simpan buat besok" Tunjukkan bahwa makanan itu haknya dan kita tak akan ikut makan tapi hanya membantu menyimpan.
Dengan mengatur jajan anak, pola makannya akan terbentuk dan ia pun jadi tak rakus. "Biar saja ia menangis kalau tak dibelikan. Kita harus tetap tegas. Ia perlu tahu, jika ibunya mengatakan tidak, ya, berarti tidak. Soalnya, kalau kita lemah dan mengalah, ia akan menjadikan tangisannya sebagai senjata."
Orang tua pun harus mengatur makanan yang masuk ke perut anak. Mendekati waktu makan makanan utama tiba, misalnya, hindari memberi anak makanan ringan/selingan (tentu saja yang bergizi) yang mengenyangkan atau kue-kue manis. "Kalau dia masih kenyang, dipaksa bagaimana pun, anak tak akan mau makan!"
Indah
Friday, May 30, 2003
Tips Membantu ANak Stress
Tips Membantu Anak Atasi Stres
Selepas ulang tahun pertama, dunia anak Anda seolah berubah dan berkembang cepat. Ia sangat memerlukan bantuan Anda untuk menghadapi perubahan dalam kehidupannya itu. Sebab, perubahan itu bisa membuat batita Anda stres.
Stres itu bisa muncul dalam proses perkembangan terpenting seorang batita - ketika ia hendak menjadi anak yang independen - yang mengarah pada hasratnya untuk mandiri. Anda bisa merasakan kuatnya dorongan keinginan itu saat berinteraksi dengan buah hati Anda. Coba perhatikan betapa ia mulai berusaha memakai pakaian sendiri, atau memaksa makan dengan sendok sendiri. Tidak lagi mau disuapi.
Namun, jangan lupa, buah hati Anda dalam banyak hal sebenarnya tetaplah "seorang bayi" yang memerlukan kasih dan perlindungan Anda. Itu sebabnya, batita bisa justru bingung dan tak nyaman dalam upayanya menjadi sosok yang mandiri bahkan frustrasi. Batita yang belum punya kemampuan mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata, bisa mengungkapkan stresnya itu melalui perilaku buruk atau amukan. Nah, mari kita mencoba membantu mereka dengan menyimak tips berikut:
1.. Jadilah detektif. Ingat, sangat jarang ada anak yang mengatakan, "Bu, saya lagi punya masalah". Apalagi, jika usia anak masih kecil. Andalah yang harus mencari tahu. Anda bisa mengikuti cara dokter mengenali gejala stres, misalnya dada berdebar-debar, anak sulit tidur, bangun pagi yang tak nyaman, gugup (misalnya kebiasaan menggigit kuku), dan sebagainya. Langkah ini akan membantu Anda mengendus adanya gejala stres pada buah hati Anda.
2.. Pahami karakteristik batita. Anda tak perlu terlalu bingung menghadapi anak stres. Adalah normal si kecil susah menyesuaikan diri dengan perubahan, hingga kemudian memberontak dan berperilaku kacau. Normal pula bila si kecil tak begitu memahami alasan Anda ketika melarang atau melakukan sesuatu. Jadi. cool sajalah menghadapinya agar si batita pun tak semakin frustrasi.
3.. Pahami kemauan anak dengan positif. Seringkali, anak hanya ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan. "Mereka ingin mengeluarkan semua unek-uneknya. Mereka hanya ingin menangis atau berteriak," ujar ahli. Jadi, redamlah pikiran Anda yang seringkali menganggap kemarahan dan kejengkelan anak sebagai sesuatu yang tabu. Jangan sampai anak tumbuh dengan pikiran bahwa marah atau kesal itu sesuatu yang buruk.
4.. Cairkan suasana tidak enak. Buatlah "permainan situasi" yang menyenangkan anak. Misal, ketika si kecil takut-takut berpindah dari kebiasaan mandi di bak kecil ke bak besar, Anda bisa katakan, "Mau coba kolam besar? Bebeknya lebih banyak! Kwek-kwek, kwek-kwek!"
5.. Imbangi dengan perubahan menyenangkan. Sediakan kejutan menarik selama si kecil berada dalam suasana perubahan yang tak menyenangkan ini. Misal, sediakan boneka baru di tempat tidur baru.
6.. Jangan beri hukuman. Tanggapi perilaku "buruk" anak dengan positif. Hukuman tidak efektif untuk anak batita, bahkan bisa berdampak negatif. Misal, bila mengamuk, peluklah dengan hangat.
Hal penting sebelum Anda melakukan langkah-langkah tersebut di atas adalah siapkan diri Anda. Bersikaplah positif dengan menunjukkan sikap-sikap: tenang, cermat, tidak berkeluh kesah, dan optimistis. Semakin smooth tindakan Anda menghadapi perubahan, semakin baik efeknya buat buah hati Anda. (THS)
SUMBER : SAHABAT NESTLE
Selepas ulang tahun pertama, dunia anak Anda seolah berubah dan berkembang cepat. Ia sangat memerlukan bantuan Anda untuk menghadapi perubahan dalam kehidupannya itu. Sebab, perubahan itu bisa membuat batita Anda stres.
Stres itu bisa muncul dalam proses perkembangan terpenting seorang batita - ketika ia hendak menjadi anak yang independen - yang mengarah pada hasratnya untuk mandiri. Anda bisa merasakan kuatnya dorongan keinginan itu saat berinteraksi dengan buah hati Anda. Coba perhatikan betapa ia mulai berusaha memakai pakaian sendiri, atau memaksa makan dengan sendok sendiri. Tidak lagi mau disuapi.
Namun, jangan lupa, buah hati Anda dalam banyak hal sebenarnya tetaplah "seorang bayi" yang memerlukan kasih dan perlindungan Anda. Itu sebabnya, batita bisa justru bingung dan tak nyaman dalam upayanya menjadi sosok yang mandiri bahkan frustrasi. Batita yang belum punya kemampuan mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata, bisa mengungkapkan stresnya itu melalui perilaku buruk atau amukan. Nah, mari kita mencoba membantu mereka dengan menyimak tips berikut:
1.. Jadilah detektif. Ingat, sangat jarang ada anak yang mengatakan, "Bu, saya lagi punya masalah". Apalagi, jika usia anak masih kecil. Andalah yang harus mencari tahu. Anda bisa mengikuti cara dokter mengenali gejala stres, misalnya dada berdebar-debar, anak sulit tidur, bangun pagi yang tak nyaman, gugup (misalnya kebiasaan menggigit kuku), dan sebagainya. Langkah ini akan membantu Anda mengendus adanya gejala stres pada buah hati Anda.
2.. Pahami karakteristik batita. Anda tak perlu terlalu bingung menghadapi anak stres. Adalah normal si kecil susah menyesuaikan diri dengan perubahan, hingga kemudian memberontak dan berperilaku kacau. Normal pula bila si kecil tak begitu memahami alasan Anda ketika melarang atau melakukan sesuatu. Jadi. cool sajalah menghadapinya agar si batita pun tak semakin frustrasi.
3.. Pahami kemauan anak dengan positif. Seringkali, anak hanya ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan. "Mereka ingin mengeluarkan semua unek-uneknya. Mereka hanya ingin menangis atau berteriak," ujar ahli. Jadi, redamlah pikiran Anda yang seringkali menganggap kemarahan dan kejengkelan anak sebagai sesuatu yang tabu. Jangan sampai anak tumbuh dengan pikiran bahwa marah atau kesal itu sesuatu yang buruk.
4.. Cairkan suasana tidak enak. Buatlah "permainan situasi" yang menyenangkan anak. Misal, ketika si kecil takut-takut berpindah dari kebiasaan mandi di bak kecil ke bak besar, Anda bisa katakan, "Mau coba kolam besar? Bebeknya lebih banyak! Kwek-kwek, kwek-kwek!"
5.. Imbangi dengan perubahan menyenangkan. Sediakan kejutan menarik selama si kecil berada dalam suasana perubahan yang tak menyenangkan ini. Misal, sediakan boneka baru di tempat tidur baru.
6.. Jangan beri hukuman. Tanggapi perilaku "buruk" anak dengan positif. Hukuman tidak efektif untuk anak batita, bahkan bisa berdampak negatif. Misal, bila mengamuk, peluklah dengan hangat.
Hal penting sebelum Anda melakukan langkah-langkah tersebut di atas adalah siapkan diri Anda. Bersikaplah positif dengan menunjukkan sikap-sikap: tenang, cermat, tidak berkeluh kesah, dan optimistis. Semakin smooth tindakan Anda menghadapi perubahan, semakin baik efeknya buat buah hati Anda. (THS)
SUMBER : SAHABAT NESTLE
Upaya Penyelamatan Gizi Pada Susu UHT
Sumber :
http://www.waspada.co.id/serba_serbi/kesehatan/artikel.php?article_id=61177
Proses UHT: Upaya Penyelamatan Gizi Pada Susu
WASPADA Online
Oleh : Prof Dr Ir Made Astawan MS
Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang
baru dilahirkan. Susu disebut sebagai makanan yang
hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang
lengkap. Selain air, susu mengandung protein,
karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta
vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Manfaat susu
merupakan hasil dari interaksi molekul-molukel yang
terkandung di dalamnya.
Susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing
sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara
pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak
dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum
mendapat perlakuan apapun (SNI 01-3141-1998). Dalam
prakteknya sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi
susu segar definisi SNI tersebut di atas. Umumnya susu
yang dikonsumsi masyarakat adalah susu olahan baik
dalam bentuk cair (susu pasteurisasi, susu UHT) maupun
susu bubuk.
Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan
panas sekitar 63-72 derjat Celcius selama 15 detik
yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu
pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5-6
derjat Celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar
14 hari.
Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa
rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein
yang kemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan
dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller
drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun
dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu
bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk
rendah lemak (partly skim milk powder) dan susu bubuk
tanpa lemak (skim milk prowder) (SNI 01-2970-1999).
Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang
diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan
dalam waktu yang singkat (135-145 derjat Celcius)
selama 2-5 detik (Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan
suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh
mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan
spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk
mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk
mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak
berubah seperti susu segarnya.
Proses Susu UHT
Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair segar yang
diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan
dalam waktu yang sangat singkat untuk membunuh seluruh
mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik.
Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT
adalah bahan baku, proses pengolahan dan
pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah
susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam
komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra
panen hingga pasca panen yang terintegrasi. Pakan sapi
harus diatur agar bermutu baik dan mengandung zat-zat
gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan
bahan-bahan toksis lainnya. Dengan demikian, sapi
perah akan menghasilkan susu dengan komposisi gizi
yang baik. Mutu susu segar juga harus didukung oleh
cara pemerahan yang benar termasuk di dalamnya adalah
pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis dengan
sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja. Susu segar
yang baru diperah harus diberli perlakuan dingin
termasuk transportasi susu menuju pabrik.
Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar
menjadi susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi
yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat yang
steril dan meminimumkan kontak dengan tangan. Seluruh
proses dilakukan secara aseptik.
Susu UHT dikemas secara higienis dengan menggunakan
kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih,
Kemasan multilapis ini kedap udara sehingga bakteri
pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas bakteri
perusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan
aman untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis
susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultra
violet tak akan mampu menembusnya dengan terlindungnya
dari sinar ultra violet maka kesegaran susu UHT pun
akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik multilapis
susu UHT disterilisasi satu per satu secara otomatis
sebelum diisi dengan susu. Proses tersebut secara
otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tangan
manusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis
dan memenuhi standar kesehatan internasional.
Dengan demikian teknologi UHT dan kemasan aseptik
multilapis menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan
lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu
disimpan di lemari pendingin hingga 10 bulan setelah
diproduksi.
Keunggulan Susu UHT
Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah simpannya yang
sangat panjang pada susuh kamar yaitu mencapai 6-10
bulan tanpa bahan pengawet dan tidak perlu dimasukkan
ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari
umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu
pasteurisasi. Selain itu susu UHT merupakan susu yang
sangat higienis karena bebas dari seluruh mikroba
(patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora
sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat
minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang
sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu
sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan
mutu zat gizi, relatif tidak berubah.
Proses pengolahan susu cair dengan teknik sterilisasi
atau pengolahan menjadi susu bubuk sangat berpengaruh
terhadap mutu sensoris dan mutu gizinya terutama
vitamin dan protein. Pengolahan susu cair segar
menjadi susu UHT sangat sedikit pengaruhnya terhadap
kerusakan protein. Di lain pihak kerusakan protein
sebesar 30 persen terjadi pada pengolahan susu cair
menjadi susu bubuk.
Kerusakan protein pada pengolahan susu dapat berupa
terbentuknya pigmen coklat (melanoidin) akibat reaksi
Mallard. Reaksi Mallard adalah reaksi pencoklatan non
enzimatik yang terjadi antara gula dan protein susu
akibat proses pemanasan yang berlangsung dalam waktu
yang cukup lama seperti pada proses pembuatan susu
bubuk. Reaksi pencoklatan tersebut menyebabkan
menurunnya daya cerna protein.
Proses pemanasan susu dengan suhu tinggi dalam waktu
yang cukup lama juga dapat menyebabkan terjadinya
rasemisasi asam-asam amino yaitu perubahan konfigurasi
asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuh manusia
umumnya hanya dapat menggunakan asam amino dalam
bentuk L. Dengan demikian proses rasemisasi sangat
merugikan dari sudut pandang ketersediaan biologis
asam-asam amino di dalam tubuh.
Reaksi pencoklatan (Mallard) dan rasemisasi asam amino
telah berdampak kepada menurunnya ketersedian lisin
pada produk-produk olahan susu. Penurunan ketersediaan
lisin pada susu UHT relatif kecil yaitu hanya mencapai
0-2 persen. Pada susu bubuk penurunannya dapat
mencapai 5-10 persen.
Tip Penggunaan Susu UHT
Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu
tersebut harus disimpan pada refrigerator. Susu UHT
harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi
(di atas 50 derjat Celcius) karena dapat terjadi
gelasi yaitu pembentukan gel akibat kerusakan protein.
Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi secara
visual, ciri utama yang umum terjadi adalah kemasan
menggembung. Gembungnya kemasan terjadi akibat
kebocoran kemasan yang memungkinkan mikroba-mikroba
penbusuk tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi
susu oleh mikroba pembusuk menghasilkan gas CO2 yang
menyebabkan gembung.
Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa
yang masam. Selain menghasilkan gas, aktivitas
fermentasi oleh mikroba pembusuk juga menghasilkan
alkohol dan asam-asam organik yang menyebabkan susu
menjadi berflavor dan beraroma masam.
Hindari mengkonsumsi susu UHT yang telah mengental.
Fermentasi susu oleh bakteri pembusuk juga pembusuk
juga menyebabkan koagulasi dan pemecahan protein
akibat penurunan pH oleh asam-asam organik. Koagulasi
dan pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur
susu rusak yaitu menjadi pecah dan agak kental. (sh)
http://www.waspada.co.id/serba_serbi/kesehatan/artikel.php?article_id=61177
Proses UHT: Upaya Penyelamatan Gizi Pada Susu
WASPADA Online
Oleh : Prof Dr Ir Made Astawan MS
Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang
baru dilahirkan. Susu disebut sebagai makanan yang
hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang
lengkap. Selain air, susu mengandung protein,
karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta
vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Manfaat susu
merupakan hasil dari interaksi molekul-molukel yang
terkandung di dalamnya.
Susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing
sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara
pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak
dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum
mendapat perlakuan apapun (SNI 01-3141-1998). Dalam
prakteknya sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi
susu segar definisi SNI tersebut di atas. Umumnya susu
yang dikonsumsi masyarakat adalah susu olahan baik
dalam bentuk cair (susu pasteurisasi, susu UHT) maupun
susu bubuk.
Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan
panas sekitar 63-72 derjat Celcius selama 15 detik
yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu
pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5-6
derjat Celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar
14 hari.
Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa
rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein
yang kemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan
dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller
drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun
dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu
bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk
rendah lemak (partly skim milk powder) dan susu bubuk
tanpa lemak (skim milk prowder) (SNI 01-2970-1999).
Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang
diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan
dalam waktu yang singkat (135-145 derjat Celcius)
selama 2-5 detik (Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan
suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh
mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan
spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk
mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk
mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak
berubah seperti susu segarnya.
Proses Susu UHT
Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair segar yang
diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan
dalam waktu yang sangat singkat untuk membunuh seluruh
mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik.
Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT
adalah bahan baku, proses pengolahan dan
pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah
susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam
komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra
panen hingga pasca panen yang terintegrasi. Pakan sapi
harus diatur agar bermutu baik dan mengandung zat-zat
gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan
bahan-bahan toksis lainnya. Dengan demikian, sapi
perah akan menghasilkan susu dengan komposisi gizi
yang baik. Mutu susu segar juga harus didukung oleh
cara pemerahan yang benar termasuk di dalamnya adalah
pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis dengan
sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja. Susu segar
yang baru diperah harus diberli perlakuan dingin
termasuk transportasi susu menuju pabrik.
Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar
menjadi susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi
yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat yang
steril dan meminimumkan kontak dengan tangan. Seluruh
proses dilakukan secara aseptik.
Susu UHT dikemas secara higienis dengan menggunakan
kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih,
Kemasan multilapis ini kedap udara sehingga bakteri
pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas bakteri
perusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan
aman untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis
susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultra
violet tak akan mampu menembusnya dengan terlindungnya
dari sinar ultra violet maka kesegaran susu UHT pun
akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik multilapis
susu UHT disterilisasi satu per satu secara otomatis
sebelum diisi dengan susu. Proses tersebut secara
otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tangan
manusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis
dan memenuhi standar kesehatan internasional.
Dengan demikian teknologi UHT dan kemasan aseptik
multilapis menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan
lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu
disimpan di lemari pendingin hingga 10 bulan setelah
diproduksi.
Keunggulan Susu UHT
Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah simpannya yang
sangat panjang pada susuh kamar yaitu mencapai 6-10
bulan tanpa bahan pengawet dan tidak perlu dimasukkan
ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari
umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu
pasteurisasi. Selain itu susu UHT merupakan susu yang
sangat higienis karena bebas dari seluruh mikroba
(patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora
sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat
minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang
sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu
sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan
mutu zat gizi, relatif tidak berubah.
Proses pengolahan susu cair dengan teknik sterilisasi
atau pengolahan menjadi susu bubuk sangat berpengaruh
terhadap mutu sensoris dan mutu gizinya terutama
vitamin dan protein. Pengolahan susu cair segar
menjadi susu UHT sangat sedikit pengaruhnya terhadap
kerusakan protein. Di lain pihak kerusakan protein
sebesar 30 persen terjadi pada pengolahan susu cair
menjadi susu bubuk.
Kerusakan protein pada pengolahan susu dapat berupa
terbentuknya pigmen coklat (melanoidin) akibat reaksi
Mallard. Reaksi Mallard adalah reaksi pencoklatan non
enzimatik yang terjadi antara gula dan protein susu
akibat proses pemanasan yang berlangsung dalam waktu
yang cukup lama seperti pada proses pembuatan susu
bubuk. Reaksi pencoklatan tersebut menyebabkan
menurunnya daya cerna protein.
Proses pemanasan susu dengan suhu tinggi dalam waktu
yang cukup lama juga dapat menyebabkan terjadinya
rasemisasi asam-asam amino yaitu perubahan konfigurasi
asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuh manusia
umumnya hanya dapat menggunakan asam amino dalam
bentuk L. Dengan demikian proses rasemisasi sangat
merugikan dari sudut pandang ketersediaan biologis
asam-asam amino di dalam tubuh.
Reaksi pencoklatan (Mallard) dan rasemisasi asam amino
telah berdampak kepada menurunnya ketersedian lisin
pada produk-produk olahan susu. Penurunan ketersediaan
lisin pada susu UHT relatif kecil yaitu hanya mencapai
0-2 persen. Pada susu bubuk penurunannya dapat
mencapai 5-10 persen.
Tip Penggunaan Susu UHT
Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu
tersebut harus disimpan pada refrigerator. Susu UHT
harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi
(di atas 50 derjat Celcius) karena dapat terjadi
gelasi yaitu pembentukan gel akibat kerusakan protein.
Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi secara
visual, ciri utama yang umum terjadi adalah kemasan
menggembung. Gembungnya kemasan terjadi akibat
kebocoran kemasan yang memungkinkan mikroba-mikroba
penbusuk tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi
susu oleh mikroba pembusuk menghasilkan gas CO2 yang
menyebabkan gembung.
Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa
yang masam. Selain menghasilkan gas, aktivitas
fermentasi oleh mikroba pembusuk juga menghasilkan
alkohol dan asam-asam organik yang menyebabkan susu
menjadi berflavor dan beraroma masam.
Hindari mengkonsumsi susu UHT yang telah mengental.
Fermentasi susu oleh bakteri pembusuk juga pembusuk
juga menyebabkan koagulasi dan pemecahan protein
akibat penurunan pH oleh asam-asam organik. Koagulasi
dan pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur
susu rusak yaitu menjadi pecah dan agak kental. (sh)
Ulah Menjengkelkan si Kecil
Ulah Menjengkelkan Si Kecil
Serba salah memang bila tiba-tiba si kecil "berulah". Terlebih bila terjadi di tempat umum. Bersikaplah tegas, begitu saran para ahli.
Sangat malu, begitu pasti perasaan orang tua yang menjumpai balitanya "berulah" di tempat umum. Bayangkan, si kecil sampai melengking-lengking di tengah keramaian, sementara pandangan orang-orang di sekeliling makin membuat Anda gerah. Perilaku menjengkelkan seperti ini kerap disebut tantrum. Tak perlu malu. Ambil napas dalam-dalam, abaikan "penonton" di sekitar Anda, dan ikuti saran-saran berikut"
1. BERAKSI DI SUPERMARKET
Bisa jadi anak merasa lelah, bosan, dan ingin turun dari troli, sehingga ia menarik apa pun yang dia dapat dari rak terdekat.
Solusi:
Alihkan. Beri anak minuman atau makanan kecil yang ia sukai. Alternatif lain, tawarkan anak untuk memegang benda-benda favoritnya dari rak ke troli belanjaan, dan dari troli ke tempat kasir. Biarkan ia memasukkan barang-barang di luar daftar belanjaan, toh, Anda bisa memisahkannya di depan kasir.
Minta penjaga toko menolong mengeluarkan barang dari troli dan mulai membungkus. Selanjutnya, konsentrasikan energi Anda untuk menenangkan dan meyakinkan si balita.
Jangan memberinya permen atau apapun yang menyebabkan kerugian bagi Anda sendiri. Pasalnya, ini bisa dimanfaatkan anak untuk terjadi di setiap kali acara belanja, demi mendapatkan permen atau "sogokan" lainnya.
Sebelum berangkat ke supermarket, sebaiknya anak sudah kenyang, sehingga mood-nya baik.
2. BERMASALAH DI PERJALANAN
Anda sedang dalam bus yang penuh sesak ketika tiba-tiba si kecil "berulah" dengan menarik rambut seseorang yang duduk di depan Anda. Bisa jadi, si kecil sudah bosan dan ingin segera pergi berjalan-jalan. Ia sangat marah kala Anda mencoba menerangkan bahwa dia harus duduk manis di bus.
Solusi:
Lagi-lagi, alihkan. Misalnya, "Hei lihat, di luar ada kuda sedang berlari di lapangan rumput. Coba cari kuda lainnya."
Selalu bawa mainan kecil atau buku komik dalam tas sebagai siasat pengalihan.
Jika tantrum-nya masih berlangsung, katakan pada si kecil jika dia tak segera menghentikan tindakannya, maka Anda akan berhenti di pemberhentian berikut lalu pulang ke rumah, tidak jadi jalan-jalan.
Cuaca panas seringkali juga memicu ketidaknyamanan anak, maka jangan lupa selalu membawa topi, kipas, dan pakaian longgar kala ia mulai merasa panas.
3. ACARA MENELEPON PUN RUSAK
Anda sedang menjawab telepon, ketika tiba-tiba si kecil yang beberapa saat sebelumnya bermain sendiri melemparkan mainannya ke arah Anda diiringi tangisan. Si kecil sedang mencoba menarik perhatian Anda!
Solusi:
Belilah telepon tanpa kabel, sehingga Anda dapat membawanya sambil membantu anak membuat rumah-rumahan. Anda tetap dapat bermain dengan si kecil tanpa ketinggalan gosip terbaru dari teman Anda.
Belilah mesin penjawab telepon atau gunakan telepon dengan layar ID-caller, sehingga Anda dapat memilah dan menjawab telepon yang bersifat urgen.
Tersenyumlah atau tepuklah dengan lembut kala si kecil menghampiri. Lakukan percakapan singkat. Percakapan yang panjang dan bersifat pribadi sebaiknya dilakukan malam hari atau kala si kecil tidur siang. Dengan demikian, selain si kecil tak mengganggu, Anda pun tak perlu menerangkan pada anak tentang hal-hal yang ingin diketahuinya dari hasil "menguping" percakapan Anda, misalnya apa, sih, "ngerumpi", "seks", cerai, dan lainnya.
Anda juga bisa menawarkan biskuit atau makanan untuk mengalihkan si kecil.
- Selalu beri pujian dan pelukan sesudah Anda bertelepon. Katakan bahwa Anda bangga karena ia sudah bersikap manis kala Anda menelepon. Dengan demikian, si kecil akan mengulangi hal yang sama agar ia menjadi "anak baik" kembali.
4. MENGAMUK DI ANTREAN
Anda sedang terperangkap di tengah antrean, sementara anak sibuk mendorong serta meninju wanita di barisan depan. Kala Anda melarangnya, maka jeritan dan tendangan pun mulai berhamburan.
Solusi:
Jika Anda mengajak baby-sitter atau seseorang, berikan "si pengacau" kepada teman atau baby-sitter dan minta mereka menunggu di luar. Jika Anda sendirian, tempatkan si kecil di troli dan tempatkan di luar jalur antrean, namun tetap dalam jangkauan pengawasan. Namun, jika hal itu dapat membahayakan dirinya atau orang lain, bawalah si kecil beserta keretanya dalam antrean.
Jika tujuan Anda tidak terlalu mendesak dan Anda pun tidak cukup punya kekuatan untuk menenangkan si kecil, keluarlah dari jalur antrean dan kembalilah kala si kecil sudah tenang.
Kembangkan kreativitas. Coba alihkan anak dengan menunjuk sesuatu yang dapat dilihat di sekitar antrean, lalu buat sebuah cerita tentang itu. Tanyai si kecil dengan beberapa pertanyaan seputar itu, sehingga perhatian si kecil akan terpusat pada cerita tersebut.
5. MENOLAK BERBAGI
"Saya" dan "milik saya" adalah kata penting untuk batita. Jadi, jangan harapkan mereka dapat berbagi mainan favorit sebelum usianya di atas 2,5 tahun. Cara terbaik adalah memperkenalkan secara bertahap konsep berbagi dengan cara yang menyenangkan.
Solusi:
Jika Anda tak punya mainan serupa untuk teman si kecil, beri perhatian pada si teman. Batita yang selalu ingin tahu pasti akan mengabaikan mainannya dan mulai bergabung dengan apa yang sedang Anda mainkan dengan rivalnya.
Sarankan si kecil untuk bermain di luar atau tawarkan hal lain, seperti bermain games di mana setiap orang dapat bergabung.
Jika situasinya meningkat pada kekacauan dan ada kemungkinan anak lain terluka, lakukan penyetrapan. Dudukkan si kecil di tempat lain yang aman hingga emosinya mereda.
6. TELAT KE KANTOR
Seringkali, anak "berulah" di saat kita harus segera berangkat ke kantor. Padahal, detik-detik menunjukkan Anda bakal telat sampai di kantor jika menuruti keinginan anak.
Solusi:
Pengorganisasian adalah kunci utama. Malam sebelumnya, sisakan 10 menit untuk menyiapkan baju Anda, suami, dan anak-anak. Jika sempat, bangunlah setengah jam sebelum yang lainnya bangun untuk menyiapkan sarapan, bekal makan siang, mainan dan minuman si kecil, serta keperluan lainnya. Dengan demikian, kala mata si kecil terbuka, Anda tak perlu berteriak-teriak.
Jika si kecil mogok kala dibangunkan, luangkan waktu sebentar untuk menggodanya, misalnya menggelitiknya di kaki dan perutnya, sehingga ia bisa bekerja sama melakukan ritual pagi harinya.
7. TRIK MENJELANG MASUK KELAS
Jika situasi nomor 6 terjadi, maka menurunkannya di play group-nya atau tempat penitipan akan bisa jauh lebih buruk lagi. Tak heran Anda merasa lebih stres setiap kali meninggalkannya.
Solusi:
Cobalah untuk tiba di sekolah atau tempat penitipannya lebih awal, sehingga si kecil punya banyak kesempatan bersama Anda sebelum saatnya ditinggal. Jangan lupa, bawa serta mainan favorit dan barang-barang yang membuatnya nyaman, entah itu boneka kesayangan atau makanan kesukaannya.
Jika Anda sedang terburu-buru, sarankan melakukan kegiatan yang ia senangi pada ibu gurunya, sehingga ia dapat memulai kegiatannya segera setelah Anda pergi. Berikan ciuman, pelukan, dan ucapan selamat tingal yang tegas, lalu pergilah.
Ingat, seberapa pun banyaknya air mata yang tumpah dari mata Anda, si kecil pasti akan kembali bermain dengan gembira 10 menit setelah Anda pergi.
Alternatif lain, tunggui sebentar sebelum Anda pergi. Kemudian, sepulang dari kantor, ungkapkan Anda sangat menghargai apa yang Anda lihat dan berterima kasih karena ia sudah jadi anak yang manis.
8. TANTRUM DI JAM MAKAN
Bermain pesawat luncur dengan sendok makan berisi makanan disertai suara-suara pesawat, tapi tak juga mau membuka mulutnya? Bahkan meski Anda membiarkannya makan dalam waktu lama, anak tetap ogah menyantap ataupun menghabiskan makanannya.
Solusi:
Jangan ambil makanan terlalu banyak. Porsi sepiring akan terlihat menakutkan buat si kecil. Ambil beberapa sendok dulu. Jika piring sudah hampir habis, cari akal agar bisa mengisinya kembali.
Buat makanan semenarik mungkin. Keluarkan kreasi Anda untuk menyulap bentuk makanan agar terlihat indah. Entah dengan menyajikannya berupa bentuk binatang ataupun tokoh kartun kesayangan. Jangan lupa, selalu ubah bentuk dan warna.
Jika ia tantrum karena tak suka makanannya, singkirkan dengan tenang, lalu bantu ia turun dari kursi makan. Jangan mengomel maupun menyinggung hal itu lagi. Jangan tergoda untuk memenuhinya dengan makanan kecil hanya karena takut ia kelaparan. Yang perlu Anda lakukan adalah memajukan jam makan selanjutnya dan mencoba membuat makanan yang ia sukai.
9. NGADAT DI JAM TIDUR
Si kecil tak mau tidur meski jam tidurnya sudah tiba? Jangan menyerah, meski kelihatannya membosankan. Si kecil butuh rutinitas. Tentu, tak perlu dengan bentakan. Tetap tenang dan sabarlah, buat suasana menyenangkan di tempat tidur. Ini akan lebih melegakan si kecil.
Solusi:
Mandi, minum air hangat, cerita menjelang tidur, dan pergilah tidur! Inilah rutinitas paling populer. Sesekali, biarkan anak bermain di lantai. Yang penting, tetap jaga rutinitas jam tidur, agar si kecil segera tidur begitu tiba jam tidur.
Jika si balita marah, jangan tinggalkan sendirian di kamar. Tantrum akan membuat adrenalin si kecil meningkat, jadi tak bakal dia bisa tidur. Buat agar ia kalem kembali, baru lakukan rutinitas menjelang tidur setelah tantrum-nya hilang.
Jika Anda punya kegiatan hingga larut malam di luar rumah, jangan lupa membawa baju tidur si kecil dan mainan atau guling yang bisa membuatnya nyaman. Jangan tunda waktu tidur si kecil hingga ia tiba di rumah. Kalau memang sudah tiba waktunya tidur, ganti bajunya dan lakukan rutinitas "menjelang tidur", dan biarkan ia tertidur di mobil dalam perjalanan pulang.
10. SAATNYA BILANG "TIDAK!"
Bagaimanapun, ada situasi di mana balita harus melakukan apa yang Anda katakan. Jika si kecil tetap "berulah", lakukan hal-hal berikut:
Pindahkan segera si kecil dari hal-hal membahayakan. Katakan "tidak!" dengan tegas. Tak ada waktu untuk beralasan, meskipun anak menjadi marah. Jika ia sudah aman, terangkan kenapa Anda melakukan tindakan tersebut dan kenapa Anda tidak mengizinkan ia melakukan apa yang ia mau.
Anda harus dengan tegas mengatakan bahwa jika ia tidak mau bekerjasama, ia tidak dapat pergi atau melakukan apa yang ia inginkan. Beri ia waktu untuk kalem sebelum mencoba lagi. Apa pun yang Anda lakukan, jangan melakukan sesuatu sebelum Anda yakin anak benar-benar aman. Gambarkan situasi yang bakal terjadi dengan memakai boneka mainan sebagai peraga. (Tabloid Nova)
Serba salah memang bila tiba-tiba si kecil "berulah". Terlebih bila terjadi di tempat umum. Bersikaplah tegas, begitu saran para ahli.
Sangat malu, begitu pasti perasaan orang tua yang menjumpai balitanya "berulah" di tempat umum. Bayangkan, si kecil sampai melengking-lengking di tengah keramaian, sementara pandangan orang-orang di sekeliling makin membuat Anda gerah. Perilaku menjengkelkan seperti ini kerap disebut tantrum. Tak perlu malu. Ambil napas dalam-dalam, abaikan "penonton" di sekitar Anda, dan ikuti saran-saran berikut"
1. BERAKSI DI SUPERMARKET
Bisa jadi anak merasa lelah, bosan, dan ingin turun dari troli, sehingga ia menarik apa pun yang dia dapat dari rak terdekat.
Solusi:
Alihkan. Beri anak minuman atau makanan kecil yang ia sukai. Alternatif lain, tawarkan anak untuk memegang benda-benda favoritnya dari rak ke troli belanjaan, dan dari troli ke tempat kasir. Biarkan ia memasukkan barang-barang di luar daftar belanjaan, toh, Anda bisa memisahkannya di depan kasir.
Minta penjaga toko menolong mengeluarkan barang dari troli dan mulai membungkus. Selanjutnya, konsentrasikan energi Anda untuk menenangkan dan meyakinkan si balita.
Jangan memberinya permen atau apapun yang menyebabkan kerugian bagi Anda sendiri. Pasalnya, ini bisa dimanfaatkan anak untuk terjadi di setiap kali acara belanja, demi mendapatkan permen atau "sogokan" lainnya.
Sebelum berangkat ke supermarket, sebaiknya anak sudah kenyang, sehingga mood-nya baik.
2. BERMASALAH DI PERJALANAN
Anda sedang dalam bus yang penuh sesak ketika tiba-tiba si kecil "berulah" dengan menarik rambut seseorang yang duduk di depan Anda. Bisa jadi, si kecil sudah bosan dan ingin segera pergi berjalan-jalan. Ia sangat marah kala Anda mencoba menerangkan bahwa dia harus duduk manis di bus.
Solusi:
Lagi-lagi, alihkan. Misalnya, "Hei lihat, di luar ada kuda sedang berlari di lapangan rumput. Coba cari kuda lainnya."
Selalu bawa mainan kecil atau buku komik dalam tas sebagai siasat pengalihan.
Jika tantrum-nya masih berlangsung, katakan pada si kecil jika dia tak segera menghentikan tindakannya, maka Anda akan berhenti di pemberhentian berikut lalu pulang ke rumah, tidak jadi jalan-jalan.
Cuaca panas seringkali juga memicu ketidaknyamanan anak, maka jangan lupa selalu membawa topi, kipas, dan pakaian longgar kala ia mulai merasa panas.
3. ACARA MENELEPON PUN RUSAK
Anda sedang menjawab telepon, ketika tiba-tiba si kecil yang beberapa saat sebelumnya bermain sendiri melemparkan mainannya ke arah Anda diiringi tangisan. Si kecil sedang mencoba menarik perhatian Anda!
Solusi:
Belilah telepon tanpa kabel, sehingga Anda dapat membawanya sambil membantu anak membuat rumah-rumahan. Anda tetap dapat bermain dengan si kecil tanpa ketinggalan gosip terbaru dari teman Anda.
Belilah mesin penjawab telepon atau gunakan telepon dengan layar ID-caller, sehingga Anda dapat memilah dan menjawab telepon yang bersifat urgen.
Tersenyumlah atau tepuklah dengan lembut kala si kecil menghampiri. Lakukan percakapan singkat. Percakapan yang panjang dan bersifat pribadi sebaiknya dilakukan malam hari atau kala si kecil tidur siang. Dengan demikian, selain si kecil tak mengganggu, Anda pun tak perlu menerangkan pada anak tentang hal-hal yang ingin diketahuinya dari hasil "menguping" percakapan Anda, misalnya apa, sih, "ngerumpi", "seks", cerai, dan lainnya.
Anda juga bisa menawarkan biskuit atau makanan untuk mengalihkan si kecil.
- Selalu beri pujian dan pelukan sesudah Anda bertelepon. Katakan bahwa Anda bangga karena ia sudah bersikap manis kala Anda menelepon. Dengan demikian, si kecil akan mengulangi hal yang sama agar ia menjadi "anak baik" kembali.
4. MENGAMUK DI ANTREAN
Anda sedang terperangkap di tengah antrean, sementara anak sibuk mendorong serta meninju wanita di barisan depan. Kala Anda melarangnya, maka jeritan dan tendangan pun mulai berhamburan.
Solusi:
Jika Anda mengajak baby-sitter atau seseorang, berikan "si pengacau" kepada teman atau baby-sitter dan minta mereka menunggu di luar. Jika Anda sendirian, tempatkan si kecil di troli dan tempatkan di luar jalur antrean, namun tetap dalam jangkauan pengawasan. Namun, jika hal itu dapat membahayakan dirinya atau orang lain, bawalah si kecil beserta keretanya dalam antrean.
Jika tujuan Anda tidak terlalu mendesak dan Anda pun tidak cukup punya kekuatan untuk menenangkan si kecil, keluarlah dari jalur antrean dan kembalilah kala si kecil sudah tenang.
Kembangkan kreativitas. Coba alihkan anak dengan menunjuk sesuatu yang dapat dilihat di sekitar antrean, lalu buat sebuah cerita tentang itu. Tanyai si kecil dengan beberapa pertanyaan seputar itu, sehingga perhatian si kecil akan terpusat pada cerita tersebut.
5. MENOLAK BERBAGI
"Saya" dan "milik saya" adalah kata penting untuk batita. Jadi, jangan harapkan mereka dapat berbagi mainan favorit sebelum usianya di atas 2,5 tahun. Cara terbaik adalah memperkenalkan secara bertahap konsep berbagi dengan cara yang menyenangkan.
Solusi:
Jika Anda tak punya mainan serupa untuk teman si kecil, beri perhatian pada si teman. Batita yang selalu ingin tahu pasti akan mengabaikan mainannya dan mulai bergabung dengan apa yang sedang Anda mainkan dengan rivalnya.
Sarankan si kecil untuk bermain di luar atau tawarkan hal lain, seperti bermain games di mana setiap orang dapat bergabung.
Jika situasinya meningkat pada kekacauan dan ada kemungkinan anak lain terluka, lakukan penyetrapan. Dudukkan si kecil di tempat lain yang aman hingga emosinya mereda.
6. TELAT KE KANTOR
Seringkali, anak "berulah" di saat kita harus segera berangkat ke kantor. Padahal, detik-detik menunjukkan Anda bakal telat sampai di kantor jika menuruti keinginan anak.
Solusi:
Pengorganisasian adalah kunci utama. Malam sebelumnya, sisakan 10 menit untuk menyiapkan baju Anda, suami, dan anak-anak. Jika sempat, bangunlah setengah jam sebelum yang lainnya bangun untuk menyiapkan sarapan, bekal makan siang, mainan dan minuman si kecil, serta keperluan lainnya. Dengan demikian, kala mata si kecil terbuka, Anda tak perlu berteriak-teriak.
Jika si kecil mogok kala dibangunkan, luangkan waktu sebentar untuk menggodanya, misalnya menggelitiknya di kaki dan perutnya, sehingga ia bisa bekerja sama melakukan ritual pagi harinya.
7. TRIK MENJELANG MASUK KELAS
Jika situasi nomor 6 terjadi, maka menurunkannya di play group-nya atau tempat penitipan akan bisa jauh lebih buruk lagi. Tak heran Anda merasa lebih stres setiap kali meninggalkannya.
Solusi:
Cobalah untuk tiba di sekolah atau tempat penitipannya lebih awal, sehingga si kecil punya banyak kesempatan bersama Anda sebelum saatnya ditinggal. Jangan lupa, bawa serta mainan favorit dan barang-barang yang membuatnya nyaman, entah itu boneka kesayangan atau makanan kesukaannya.
Jika Anda sedang terburu-buru, sarankan melakukan kegiatan yang ia senangi pada ibu gurunya, sehingga ia dapat memulai kegiatannya segera setelah Anda pergi. Berikan ciuman, pelukan, dan ucapan selamat tingal yang tegas, lalu pergilah.
Ingat, seberapa pun banyaknya air mata yang tumpah dari mata Anda, si kecil pasti akan kembali bermain dengan gembira 10 menit setelah Anda pergi.
Alternatif lain, tunggui sebentar sebelum Anda pergi. Kemudian, sepulang dari kantor, ungkapkan Anda sangat menghargai apa yang Anda lihat dan berterima kasih karena ia sudah jadi anak yang manis.
8. TANTRUM DI JAM MAKAN
Bermain pesawat luncur dengan sendok makan berisi makanan disertai suara-suara pesawat, tapi tak juga mau membuka mulutnya? Bahkan meski Anda membiarkannya makan dalam waktu lama, anak tetap ogah menyantap ataupun menghabiskan makanannya.
Solusi:
Jangan ambil makanan terlalu banyak. Porsi sepiring akan terlihat menakutkan buat si kecil. Ambil beberapa sendok dulu. Jika piring sudah hampir habis, cari akal agar bisa mengisinya kembali.
Buat makanan semenarik mungkin. Keluarkan kreasi Anda untuk menyulap bentuk makanan agar terlihat indah. Entah dengan menyajikannya berupa bentuk binatang ataupun tokoh kartun kesayangan. Jangan lupa, selalu ubah bentuk dan warna.
Jika ia tantrum karena tak suka makanannya, singkirkan dengan tenang, lalu bantu ia turun dari kursi makan. Jangan mengomel maupun menyinggung hal itu lagi. Jangan tergoda untuk memenuhinya dengan makanan kecil hanya karena takut ia kelaparan. Yang perlu Anda lakukan adalah memajukan jam makan selanjutnya dan mencoba membuat makanan yang ia sukai.
9. NGADAT DI JAM TIDUR
Si kecil tak mau tidur meski jam tidurnya sudah tiba? Jangan menyerah, meski kelihatannya membosankan. Si kecil butuh rutinitas. Tentu, tak perlu dengan bentakan. Tetap tenang dan sabarlah, buat suasana menyenangkan di tempat tidur. Ini akan lebih melegakan si kecil.
Solusi:
Mandi, minum air hangat, cerita menjelang tidur, dan pergilah tidur! Inilah rutinitas paling populer. Sesekali, biarkan anak bermain di lantai. Yang penting, tetap jaga rutinitas jam tidur, agar si kecil segera tidur begitu tiba jam tidur.
Jika si balita marah, jangan tinggalkan sendirian di kamar. Tantrum akan membuat adrenalin si kecil meningkat, jadi tak bakal dia bisa tidur. Buat agar ia kalem kembali, baru lakukan rutinitas menjelang tidur setelah tantrum-nya hilang.
Jika Anda punya kegiatan hingga larut malam di luar rumah, jangan lupa membawa baju tidur si kecil dan mainan atau guling yang bisa membuatnya nyaman. Jangan tunda waktu tidur si kecil hingga ia tiba di rumah. Kalau memang sudah tiba waktunya tidur, ganti bajunya dan lakukan rutinitas "menjelang tidur", dan biarkan ia tertidur di mobil dalam perjalanan pulang.
10. SAATNYA BILANG "TIDAK!"
Bagaimanapun, ada situasi di mana balita harus melakukan apa yang Anda katakan. Jika si kecil tetap "berulah", lakukan hal-hal berikut:
Pindahkan segera si kecil dari hal-hal membahayakan. Katakan "tidak!" dengan tegas. Tak ada waktu untuk beralasan, meskipun anak menjadi marah. Jika ia sudah aman, terangkan kenapa Anda melakukan tindakan tersebut dan kenapa Anda tidak mengizinkan ia melakukan apa yang ia mau.
Anda harus dengan tegas mengatakan bahwa jika ia tidak mau bekerjasama, ia tidak dapat pergi atau melakukan apa yang ia inginkan. Beri ia waktu untuk kalem sebelum mencoba lagi. Apa pun yang Anda lakukan, jangan melakukan sesuatu sebelum Anda yakin anak benar-benar aman. Gambarkan situasi yang bakal terjadi dengan memakai boneka mainan sebagai peraga. (Tabloid Nova)
Sunday, April 20, 2003
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Tumbuh Kembang Anak
Seringkali orang tua bertanya, "Kok anak saya tidak setinggi anak tetangga saya" atau "Dok, kenapa anak saya tidak bisa gemuk", dan lain-lain. yagn perlu diketahui oleh orang tua adalah tumbuh kembang setiap anak tidak mungkin sama, karena sekali lagi, banyak faktor yang mempengaruhinya, yang dikenal dengan faktor biopsikososial (faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosial). Lalu, apa sebenarnya faktor biologis, faktor psikologis, dan sosial itu ?
Faktor Biologis
Apakah faktor biologis itu ? Kesehatan ibu sejak hamil hingga melahirkan, kesehatan anak sejak dilahirkan, keadaan gizi anak, kebersihan anak, faktor bawaan dari orang tua semuanya merupakan faktor biologis. Intinya, faktor biologis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehanan (baik kesehatan ibu maupun anak) dan faktor keturunan. Perlu diingat bahwa seluruh komponen faktor biologis ini saling berkaitan satu sama lain. Untuk menghasilkan tumbuh kembang anak yang maksimal, semua komponen faktor biologis ini harus diperhatikan, tidak boleh salah satu saja. Sebagai contoh, seorang anak yang lahir dalam keadaan sehat dari ibu yang sehat pula belum menjamin tumbuh kembangnya pasti akan sempurna, karena apabila dalam perjalanan tumbuh kembangnya tiba-tiba anak menderita sakit yang berat dan lama, misalnya radang selaput otak, tumbuh kembang anak selama sakit akan terganggu, sehingga akhirnya tumbuh kembang anak tidak optimal. Contoh lainnya, mengapa dari pasangan orang tua yang tinggi dapat lahir anak dengan tinggi kurang dari rata-rata ?
Melihat dari faktor keturunannya, memang dapat diramalkan kalau kelak anak akan tinggi juga seperti ayah ibunya, tetapi sekali lagi perlu diingat bahwa faktor keturunan tidak bekerja sendirian dalam menentukan tumbuh kembang anak, masih ada faktor lain. Apabila selama hamil ibu kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi atau sering sakit-sakitan atau meminum obat sembarangan atau merokok atau dari segi anak, kurangnya anak memakan makanan yang bergizi selama masa tumbuh kembangnya atau anak sering sakit-sakitan, akhirnya apa yang diramalkan tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Bahkan mungkin sebagai akibat ibu sering sakit-sakitan atau meminum obat sembarangan atau merokok atau menjalani rontgen paru-paru selama hamil, bayi yang dilahirkannya dapat menderita kecacatan.
Sekali lagi perlu diingat, bahwa kesehatan ibu, kesehatan anak, keadaan gizi anak, kebersihan anak, faktor bawaan dari orang tua merupakan faktor yang saling terkait dan tidak bekerja sendiri-sendiri, sehingga apabila menginginkan tumbuh kembang anak yang optimal, semua komponen ini harus berjalan dengan baik.
Faktor Psikologis
Yang dimaksud dengan faktor psikologis adalah bagaimana cara anak dibesarkan. Tanggap/tidaknya orang tua terhadap kebutuhan anak, bagaimana cara orang tua memenuhi kebutuhan anak, dapat/tidaknya orang tua berespons sesuai dengan keinginan anak, mengerti/tidaknya orang tua akan keinginan anak, semuanya termasuk ke dalam faktor psikologis. Faktor psikologis ini berperan terutama terhadap perkembangan anak, baik temperamennya, emosinya, sikapnya, tingkah lakunya, kebiasaannya, kesukaannya, cara berpikirnya, dan lain-lain. Sebagai contoh, apabila anak sedang takut/sedih/stress, anak mungkin bereaksi dengan menangis terus menerus atau mengambek atau dalam bentuk hal-hal lainnya yang biasanya menjengkelkan orang tua.
Orang tua yang kurang mengerti akan keadaan anaknya mungkin bereaksi dengan membentak atau meninggalkan bahkan memukul anak. Ini tentu saja tidak akan menolong anak, tetapi membuatnya semakin stres dan takut. Apabila orang tua tetap tidak mau belajar untuk mengerti anak dan hal seperti ini terjadi terus menerus, akhirnya akan terbentuk anak dengan kepribadian yang kasar, sulit bergaul, mau menang sendiri, dan suka mengamuk. Tetapi, ini juga bukan berarti orang tua harus menuruti seluruh keinginan anak atau memanjakan anak. Karena anak yang terlalu dimanja tidak akan menghasilkan anak dengna kepribadian yang tidak berbeda. Yang benar, bersikap wajar sajalalah terhadap anak. Intinya adalah adanya pengertian antar orang tua dan anak, terutama pada tahun pertama kehidupannya, dimana anak belum dapat mengutarakan keinginannya dengan kata-kata, tetapi tahun pertama ini yang paling menentukan kepribadiannya kelak. Sukar ? Sebenarnya alam sendiri telah menciptakan bahwa antara ibu dan anak terdapat ikatan batin, sehingga otomatis ibu akan mengerti apa yang dibutuhkan anaknya. Dengan pergaulan sehari-hari bersama anak, ikatan batin ini semakin terasah, sehingga ibu lebih mudah mengerti kebutuhan anak. Misalnya apabila anak nangis dan tidak mau makan, dapat berarti anak lelah atau sakit. Pengertian ibu dan anak ini benar-benar membantu tumbuh kembangnya. Karena itu sangat dianjurkan bagi ibu untuk merawat sendiri anaknya, paling tidak selama tahun pertama kehidupannya.
Faktor Sosial
Lalu, apa yang dimaksud dengan faktor sosial ? Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah segala hal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak di luar kedua faktor lainnya (faktor biologis dan faktor psikologis). Jadi yang termasuk ke dalam faktor sosial ini adalah orang-orang yang tinggal serumah degnan bayi, teman bermainnya, tetangganya, bahkan termasuk tempat tinggalnya dan barang-barang mainannya. Karena pada tahun pertama kehidupannya sebagian besar waktu bayi dihabiskan di rumah, maka pada awalnya lingkungan rumahnya yang sangat mempengaruhi bayi, termasuk individu yang berada di dalamnya. Pada dasarnya setiap anak lahir dengan sifat senang untuk mengamati lingkungannya, mencontoh sikap seseorang, bahkan meniru kebiasaan seseorang. Tambahan lagi sejak berumur 8 bulan, biasanya bayi memilih untuk dekat dengan orang tertentu saya yang biasanya adalah orang yang mengasuhnya. Nah, sikap, sifat, dan kebiasaan orang ini sangat mempengaruhi anak dan bahkan anak mungkin menganggap orang ini sebagai panutannya, sehingga setiap hal pada diri orang tersebut mungkin ditirunya. Karena itu, sekali lagi, sangat dianjurkan agar orang tua merawat sendiri anaknya, terutama pada tahun pertama kehidupannya.
Setelah anak lebih besar dan mulai bermain dengan teman sebayanya, anak mulai mendapat pengaruh dari temannya. Bahkan apabila anak sudah bersekolah, gurunya, teman sekolahnya, penjaga sekolahnya, bahkan orang tua temannya dapat mempengaruhi anak. Karena itu, pemilihan teman, lingkungan pergaulan, dan sekolah anak sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama untuk perkembangannya. Tetapi ini juga bukan berarti orang tua harus bersifat diktator, mendominasi anak, dan tidak mau mendengarkan keinginannya. Karena, seorang anak yang terlalu dikekang akan menghasilkan seorang anak yang bersifat pemberontak. Jadi bagaimana seharusnya ? Seperti yang telah kami uraikan di atas, bersikap wajarlah terhadap anak dan sekali lagi, intinya adalah pengertian antara orang tua dan anak. Bagaimana pengertian ini dapat timbul tidak ada seorang yang dapat mengajarkan, karena melalui hubungan antara orang tua dan anak sehari-hari pengertian ini akan timbul dengan sendirinya.
Scientific Dept. Klinik Anakku,
Majalah 'Anakku' ed.2, thn 1999.
Tumbuh Kembang Anak
Seringkali orang tua bertanya, "Kok anak saya tidak setinggi anak tetangga saya" atau "Dok, kenapa anak saya tidak bisa gemuk", dan lain-lain. yagn perlu diketahui oleh orang tua adalah tumbuh kembang setiap anak tidak mungkin sama, karena sekali lagi, banyak faktor yang mempengaruhinya, yang dikenal dengan faktor biopsikososial (faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosial). Lalu, apa sebenarnya faktor biologis, faktor psikologis, dan sosial itu ?
Faktor Biologis
Apakah faktor biologis itu ? Kesehatan ibu sejak hamil hingga melahirkan, kesehatan anak sejak dilahirkan, keadaan gizi anak, kebersihan anak, faktor bawaan dari orang tua semuanya merupakan faktor biologis. Intinya, faktor biologis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehanan (baik kesehatan ibu maupun anak) dan faktor keturunan. Perlu diingat bahwa seluruh komponen faktor biologis ini saling berkaitan satu sama lain. Untuk menghasilkan tumbuh kembang anak yang maksimal, semua komponen faktor biologis ini harus diperhatikan, tidak boleh salah satu saja. Sebagai contoh, seorang anak yang lahir dalam keadaan sehat dari ibu yang sehat pula belum menjamin tumbuh kembangnya pasti akan sempurna, karena apabila dalam perjalanan tumbuh kembangnya tiba-tiba anak menderita sakit yang berat dan lama, misalnya radang selaput otak, tumbuh kembang anak selama sakit akan terganggu, sehingga akhirnya tumbuh kembang anak tidak optimal. Contoh lainnya, mengapa dari pasangan orang tua yang tinggi dapat lahir anak dengan tinggi kurang dari rata-rata ?
Melihat dari faktor keturunannya, memang dapat diramalkan kalau kelak anak akan tinggi juga seperti ayah ibunya, tetapi sekali lagi perlu diingat bahwa faktor keturunan tidak bekerja sendirian dalam menentukan tumbuh kembang anak, masih ada faktor lain. Apabila selama hamil ibu kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi atau sering sakit-sakitan atau meminum obat sembarangan atau merokok atau dari segi anak, kurangnya anak memakan makanan yang bergizi selama masa tumbuh kembangnya atau anak sering sakit-sakitan, akhirnya apa yang diramalkan tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Bahkan mungkin sebagai akibat ibu sering sakit-sakitan atau meminum obat sembarangan atau merokok atau menjalani rontgen paru-paru selama hamil, bayi yang dilahirkannya dapat menderita kecacatan.
Sekali lagi perlu diingat, bahwa kesehatan ibu, kesehatan anak, keadaan gizi anak, kebersihan anak, faktor bawaan dari orang tua merupakan faktor yang saling terkait dan tidak bekerja sendiri-sendiri, sehingga apabila menginginkan tumbuh kembang anak yang optimal, semua komponen ini harus berjalan dengan baik.
Faktor Psikologis
Yang dimaksud dengan faktor psikologis adalah bagaimana cara anak dibesarkan. Tanggap/tidaknya orang tua terhadap kebutuhan anak, bagaimana cara orang tua memenuhi kebutuhan anak, dapat/tidaknya orang tua berespons sesuai dengan keinginan anak, mengerti/tidaknya orang tua akan keinginan anak, semuanya termasuk ke dalam faktor psikologis. Faktor psikologis ini berperan terutama terhadap perkembangan anak, baik temperamennya, emosinya, sikapnya, tingkah lakunya, kebiasaannya, kesukaannya, cara berpikirnya, dan lain-lain. Sebagai contoh, apabila anak sedang takut/sedih/stress, anak mungkin bereaksi dengan menangis terus menerus atau mengambek atau dalam bentuk hal-hal lainnya yang biasanya menjengkelkan orang tua.
Orang tua yang kurang mengerti akan keadaan anaknya mungkin bereaksi dengan membentak atau meninggalkan bahkan memukul anak. Ini tentu saja tidak akan menolong anak, tetapi membuatnya semakin stres dan takut. Apabila orang tua tetap tidak mau belajar untuk mengerti anak dan hal seperti ini terjadi terus menerus, akhirnya akan terbentuk anak dengan kepribadian yang kasar, sulit bergaul, mau menang sendiri, dan suka mengamuk. Tetapi, ini juga bukan berarti orang tua harus menuruti seluruh keinginan anak atau memanjakan anak. Karena anak yang terlalu dimanja tidak akan menghasilkan anak dengna kepribadian yang tidak berbeda. Yang benar, bersikap wajar sajalalah terhadap anak. Intinya adalah adanya pengertian antar orang tua dan anak, terutama pada tahun pertama kehidupannya, dimana anak belum dapat mengutarakan keinginannya dengan kata-kata, tetapi tahun pertama ini yang paling menentukan kepribadiannya kelak. Sukar ? Sebenarnya alam sendiri telah menciptakan bahwa antara ibu dan anak terdapat ikatan batin, sehingga otomatis ibu akan mengerti apa yang dibutuhkan anaknya. Dengan pergaulan sehari-hari bersama anak, ikatan batin ini semakin terasah, sehingga ibu lebih mudah mengerti kebutuhan anak. Misalnya apabila anak nangis dan tidak mau makan, dapat berarti anak lelah atau sakit. Pengertian ibu dan anak ini benar-benar membantu tumbuh kembangnya. Karena itu sangat dianjurkan bagi ibu untuk merawat sendiri anaknya, paling tidak selama tahun pertama kehidupannya.
Faktor Sosial
Lalu, apa yang dimaksud dengan faktor sosial ? Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah segala hal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak di luar kedua faktor lainnya (faktor biologis dan faktor psikologis). Jadi yang termasuk ke dalam faktor sosial ini adalah orang-orang yang tinggal serumah degnan bayi, teman bermainnya, tetangganya, bahkan termasuk tempat tinggalnya dan barang-barang mainannya. Karena pada tahun pertama kehidupannya sebagian besar waktu bayi dihabiskan di rumah, maka pada awalnya lingkungan rumahnya yang sangat mempengaruhi bayi, termasuk individu yang berada di dalamnya. Pada dasarnya setiap anak lahir dengan sifat senang untuk mengamati lingkungannya, mencontoh sikap seseorang, bahkan meniru kebiasaan seseorang. Tambahan lagi sejak berumur 8 bulan, biasanya bayi memilih untuk dekat dengan orang tertentu saya yang biasanya adalah orang yang mengasuhnya. Nah, sikap, sifat, dan kebiasaan orang ini sangat mempengaruhi anak dan bahkan anak mungkin menganggap orang ini sebagai panutannya, sehingga setiap hal pada diri orang tersebut mungkin ditirunya. Karena itu, sekali lagi, sangat dianjurkan agar orang tua merawat sendiri anaknya, terutama pada tahun pertama kehidupannya.
Setelah anak lebih besar dan mulai bermain dengan teman sebayanya, anak mulai mendapat pengaruh dari temannya. Bahkan apabila anak sudah bersekolah, gurunya, teman sekolahnya, penjaga sekolahnya, bahkan orang tua temannya dapat mempengaruhi anak. Karena itu, pemilihan teman, lingkungan pergaulan, dan sekolah anak sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama untuk perkembangannya. Tetapi ini juga bukan berarti orang tua harus bersifat diktator, mendominasi anak, dan tidak mau mendengarkan keinginannya. Karena, seorang anak yang terlalu dikekang akan menghasilkan seorang anak yang bersifat pemberontak. Jadi bagaimana seharusnya ? Seperti yang telah kami uraikan di atas, bersikap wajarlah terhadap anak dan sekali lagi, intinya adalah pengertian antara orang tua dan anak. Bagaimana pengertian ini dapat timbul tidak ada seorang yang dapat mengajarkan, karena melalui hubungan antara orang tua dan anak sehari-hari pengertian ini akan timbul dengan sendirinya.
Scientific Dept. Klinik Anakku,
Majalah 'Anakku' ed.2, thn 1999.
Tidak Normalkah Pertumbuhan Anak saya?
TIDAK NORMALKAH PERTUMBUHAN ANAK SAYA?
Bila pertumbuhan anak saya tak sesuai dengan patokan umum, apakah berarti pertumbuhan anak saya tidak normal ?
Tentu saja belum tentu. Gambaran pertumbuhan di atas diberikan agar orang tua mengetahui kira-kira seperti apa pertumbuhan anak yang normal itu. Agar lebih akurat, maka dilakukan cara lainnya juga untuk memantau pertumbuhan anak yang secara garis besar dibagi atas :
Secara Klinis.
Melalui pemeriksaan laboratorium.
Secara antropometrik.
Analisa diet, dan lain-lain.
Pemantauan pertumbuhan secara klinis hanya dapat dilakukan oleh dokter. Pada pemantauan pertumbuhan secara klinis, dokter berusaha menegakkan diagnosis ada/tidaknya gangguan pertumbuhan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan antropometrik serta laboratorium bila perlu. Karena pertumbuhan memang merupakan suatu proses yagn kompleks dan melibatkan banyak faktor, maka memang seringkali dalam pemantauannya pun tidak dapat menggunakan salah satu cara di atas, tetapi biasanya antar keempat cara tersebut saling mendukung satu sama lain untuk diperoleh diagnosis gangguan pertumbuhan yang tepat.
Dalam anamnesis, dokter berusaha mencari adanya gangguan pertumbuhan dengan cara mengajukan pertanyaan pada orang tua yang berhubungan dengan riwayat kelahirannya, berat badan anak ketika lahir, riwayat makanannya, keadaan ibu ketika hamil, pola makannya, dan lain-lain. Setelah anamnesis, dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik yang juga bertujuan untuk mencari adanya gangguan pertumbuhan dan penyebabnya, berupa penilaian proporsi tubuh, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lain sebagainya. Penyebab gangguan pertumbuhan ada bermacam-maca, baik akibat penyakit tertentu, kelainan sejak lahir, faktor bawaan, pola makan yang salah, dan lain sebagainya. Apabila berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dicurigai adanya faktor penyebab tertentu, tetapi masih agak meragukan, biasanya dokter melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan dugaan faktor penyebab tersebut, dapat berupa pemeriksaan darah, kulit, rambut, dan lain sebagainya. Cara-cara ini mungkin sulit dilakukan oleh orang non-medis, tetapi bukan berarti orang non-medis tidak dapat memantau pertumbuhan anak. Ada cara lain yang dapat dilakukan oleh hampir semua orang, yaitu secara antropometrik.
Apakah cara antropometrik itu? Cara antropometrik adalah cara yang dilakukan untuk memantau pertumbuhan anak melalui pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan tebal lipatan kulit. Dari kelima ukuran ini, yang sering digunakan adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Tetapi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala belum mempunyai arti apa-apa terhadap pertumbuhan apabila tidak dibandingkan dengan ukuran lainnya dan tidak dilakukan secara berkala. Biasanya yang digunakan sebagai perbandingan adalah umur (berat badan terhadap umur, tinggi badan terhadap umur, dan lain-lain) atau membandingkan berat badan dengan tinggi badan atau lingkar lengan atas dengan tinggi, dan lain-lain. Bagaimana caranya agar angka-angka ini menunjukkan arti ? Agar angka-angka ini menunjukkan arti, biasanya dibandingkan dengan standarnya. Ada bermacam-macam standar yang dapat digunakan, yaitu data Depkes, data NCHS, data WHO-NCHS, data Jumadias, dan lain sebagainya. Yang banyak digunakan hingga saat ini adalah standar dari NCHS dalam bentuk kartu pertumbuhan.
Apakah sebenarnya kartu pertumbuhan itu ? Kartu pertumbuhan adalah suatu kartu yang dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan oleh NCHS (National Center for Health Statics) selama ± 12 tahun dari > 20.000 anak, mulai bayi baru lahir sampai dengan anak berusia 18 tahun. Kartu pertumbuhan ini dibeda-bedakan antara anak laki-laki dan perempuan, juga dibeda-bedakan untuk berbagai umur, berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Sebagai gambaran, ada kartu pertumbuhan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala masing-masing untuk anak laki-laki dan anak perempuan yang dibedakan lagi atas kartu untuk anak berumur 0-36 bulan dan 3-18 tahun. Pada kartu pertumbuhan ini, terdapat 7 garis, yang disebut garis persentil, yaitu garis persentil 5, 10, 25, 50, 75, 90, dan 95. Tiap garis persentil menunjukkan persentase anak dari umur tertentu dengan berat badan, tinggi badan, atau lingkar kepala di bawah garis tersebut. Misalnya, pada kartu berat badan untuk anak laki-laki berumur 0-36 bulan. Terlihat bahwa garis dari usia 9 bulan berpotongan dengan garis persentil 25 pada berat badan 8,5 kg. Artinya, 25% dari anak laki-laki berumur 9 bulan mempunyai berat badan < 8,5 kg. Garis persentil 50 merupakan garis median. Anak dengan berat badan/tinggi badan/lingkar kepala di bawah garis ini menunjukkan berat badan/tinggi badan/lingkar kepala yang kurang dari normal yang apabila tidak diatasi dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang. Lalu, bagaimana mengartikan kartu tumbuh kembang ini ?
Yang dinilai dari kartu pertumbuhan ini bagaimana kecenderungan dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala ini dari wakti ke waktu. Secara berkala, berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak diukur, hasil yang diperoleh dipetakan pada kartu pertumbuhan sesuai dengan ukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan usianya. Titik-titik yang diperoleh dihubungkan, sehingga diperoleh suatu garis. Lalu, bagaimana garis pertumbuhan yang normal tersebut? Sebagai patokan, dikatakan pertumbuhan anak normal apabila garis pertumbuhannya di kartu pertumbuhan berada pada persentil 50 atau lebih. Tetapi ini tidak dapat sepenuhnya dipakai sebagai patokan, yang lebih penting adalah bagaimana arah garis pertumbuhan anak. Biasanya setelah berumur 18 bulan, setiap anak tumbuh dalam suatu garis pertumbuhan. Untuk menilai normal / tidaknya pertumbuhan anak, garis pertumbuhan ini dinilai, apakah cenderung mendatar atau menurun, atau justru malah menaik. Garis pertumbuhan yang menurun terus menerus, harus diperhatikan, karena kemungkinan terjadi gangguan dari pertumbuhan anka. Sebaiknya anak segera dibawa ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Tetapi, penilaian harus berhati-hati pada 2 tahun + pertama kehidupan anak, karena pada saat ini anak belum mempunyai garis pertumbuhan yang tetap. Pada tahun pertama kehidupannya, keadaan rahim masih mempengaruhi pertumbuhan anak, lalu terjadi penyesuaain terhadap faktor bawaan dari kedua orang tua, sehingga garis pertumbuhannya berubah lagi. Barulah setelah anak berusia 13-18 bulan, anak telah mempunyai garis pertumbuhan tertentu, sehingga penilaian pertumbuhannya dengan kartu pertumbuhan menjadi lebih mudah.
Sekali lagi, agar penilaian pertumbuhan dapat dilakukan dengan tepat, sebaiknya tidak hanya menggunakan kartu pertumbuhan ini saja, tetapi dikombinasikan dengan gambaran klinis anak, pola makannya, kesehatannya, dan perlu juga diperhatikan profil orang tuanya sendiri. Contohnya, seorang anak yang lahir dari orang tua yang tidak tinggi dan kurus, tetapi lahir dengan berat badan di atas rata-rata, biasanya garis pertumbuhannya menunjukkan penurunan pada umur 3-6 bulan sampai kira-kira anak berumur 13-18 bulan dengan maksud untuk menyesuaikan dengan faktor bawan dari orang tuanya. Sebaliknya bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari rata-rata dari orang tua yang berbadan tinggi besar, biasanya ia akan menunjukkan kenaikan garis pertumbuhan yang berarti sebagai usaha untuk mencapai potensi genetiknya.
Sekarang, mari kita bahas mengenai cara pemantauan pertumbuhan baerdasarkan analisa diet. Biasanya cara ini hanya dapat dilakukan oleh dokter atau paramedis atau ahli gizi. Biasanya mereka melakukan analisa terhadap pola makan anak dan menentukan cukup / tidaknya pola makan ini untuk menunjang pertumbuhan anak.
Selain cara-cara di atas, ada cara lainnya yang dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan anak, tetapi baisanya cara ini lebih rumit. Di antaranya adalah :
Propororsi tubuh. Seperti telah dijelaskan di awal, ketika bayi lahir, biasanya kepalanya terlihat lebih besar dari tubuhnya. Hal ini wajar untuk seorang bayi. Tetapi sejalan dengan pertumbuhan anak, walaupun pada awalnya pertumbuhan kepala berjalan lebih cepat, tetapi akhirnya pertumbuhan tubuh anak dapat mengejarnya, sehingga justru akhirnya terlihat tubuh dan kaki tangannya lebih panjang. Proporsi tubuh ini juga dapat dilihat dengan angka dengan cara membandingkan tubuh bagian atas dengan bagian bawah. Biasanya perbandingan ini sekitar 1,7 pada bayi baru lahir, 1,3 pada anak berusia 3 tahun, dan sekitar 1.0 pada anak yang berusia di atas 7 tahun. Angka perbandingan ini sekali lagi hanya sebagai patokan saja dan tidak dapat dipakai secara kaku. Apabila angka ini jauh di atas angka standartnya, mungkin menderita kelainan, di antaranya ricketsia atau dwarfisme. Apa yang dimaksud dengan tubuh bagian bawah dan tubuh bagian atas? Yang dimaksud sebagai tubuh bagian bawah adalah mulai dari tulang kemaluan sampai ke tanah, sedangkan yang dimaksud dengan tubuh bagian atas adalah tinggi badan dikurangi dengan tinggi tubuh bagian bawah.
Gambaran pematangan tulang. Biasanya dilakukan melalui foto rontgen. Dengan foto rontgen ini dilihat apakah telah timbul pusat penulangan di tempat-tepat tertentu sesuai dengan umur anak. Contohnya, pada anak berumur 3 minggu, biasanya mulai terdapat pusat penulangan di tempurung kapalanya dan di lengannya. Pada anak berumur 2-15 bulan di tulang-tulang penyusun telapak tangannya, dan lain-lain. Seperti apakah pusat penulangan ini ? Pada foto rontgen, pusat penulangan ini terlihat sebagai gambaran putih pada tulang. Pada tempat ini biasanya mulai terjadi proses penulangan yang terus berjalan hingga seluruh tulang mengalami proses penulangan ini. Akibat proses penulangan inilah akhirnya diperoleh tulang anak yang kuat, sehingga anak dapat berlari, meloncat, dan sebagainya. Selain cara di atas, ada cara lainnya untuk menilai pertumbuhan melalui gambaran pematangan tulang, yaitu dengan membandingkan umur tinggi dan umur tulang. Apa yang dimaksud dengan umur tinggi ? Yang dimaksud dengan umur tinggi adalah umur yang diperoleh dengan mengkonversikan tinggi anak saat diperiksa dengan tinggi rata-rata yang seharusnya pada umur tertentu. Misalnya, seorang anak yang berumur 30 bulan dan mempunyai tinggi rata-rata sesuai dengan anak berumur 13 bulan, maka dikatakan umur tingginya adalah 13 bulan, bukan 30 bulan. Sedangkan yang dimaksud umur tulang adalah umur yang ditentukan sesuai dengan gambaran pusat penulungan yagn ada. Misalnya, walaupun anak telah berumur 30 bulan, tetapi gambaran pusat penulangannya sesuai degnan anak berumur 20 bulan, maka dikatakan umur tulangnya 20 bulan. Lalu antara kedua umur ini dibandingkan dan berdasarkan standar-standar tertentu, dikatakan pertumbuhannya normal/tidak.
Perubahan pada gigi. Gigi yang sehat akan mengalami tahap yang disebut mineralisasi, erupsi, dan eksfoliasi. Mineralisasi adalah proses penimbunan zat-zat mineral tertentu pada gigi (seperti kalsium, magnesium, dan lain-lain), sehingga gigi menjadi kuat. Erupsi adalah peristiwa munculnya gigi pada anak dan eksfoliasi adalah peristiwa tanggalnya gigi susu, diikuti tumbuhnya gigi tetap/permanen. Mineralisasi telah dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia 3 tahun untuk gigi susu dan hingga 25 tahun untuk gigi tetap/permanen. Setiap gigi mengalami mineralisasi pada saat yang berlainan, misalnya gigi seri mengalami mineralisasi sejak anak berada dalam kandungan hingga berumur 18-24 bulan, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat diketahui normal/tidaknya pertumbuhan anak. Erupsi untuk gigi susu biasanya mulai terjadi ketika anak berumur 6 bulan yang dimulai dengan gigi seri, gigi taring, gigi geraham. Mulai anak berrumur 6 tahun-12 tahun, mulailah terjadi eksfoliasi yang segera diikuti dengan erupsi gigi permanen atau setelah 4-5 bulan kemudian. Pertumbuhan dicurigai terganggu apabila mineralisasi, erupsi, dna eksfoliasi tidak terjadi pada saat yang telah ditentukan. Misalnya, apabila hingga usia 13 bulan anak belum tmempunyai gigi sama sekali, maka kemungkinan pertumbuhannya terganggu.
Cara yang lainnya adalh sengan membandingkan fungsi tubuh dari umur ke umur berdasarkan kenyataan bahwa sejalan dengan bertambahnya umur, fungsi tubuh pun akna mengalami perubahan.
Apabila dicurigai adanya kemungkinan gangguan pertumbuhan, sebaiknya Anda segera membawa anak Anda ke dokter agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.
Scientific Dept. Klinik Anakku,
Majalah 'Anakku' ed.2, thn 1999.
Bila pertumbuhan anak saya tak sesuai dengan patokan umum, apakah berarti pertumbuhan anak saya tidak normal ?
Tentu saja belum tentu. Gambaran pertumbuhan di atas diberikan agar orang tua mengetahui kira-kira seperti apa pertumbuhan anak yang normal itu. Agar lebih akurat, maka dilakukan cara lainnya juga untuk memantau pertumbuhan anak yang secara garis besar dibagi atas :
Secara Klinis.
Melalui pemeriksaan laboratorium.
Secara antropometrik.
Analisa diet, dan lain-lain.
Pemantauan pertumbuhan secara klinis hanya dapat dilakukan oleh dokter. Pada pemantauan pertumbuhan secara klinis, dokter berusaha menegakkan diagnosis ada/tidaknya gangguan pertumbuhan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan antropometrik serta laboratorium bila perlu. Karena pertumbuhan memang merupakan suatu proses yagn kompleks dan melibatkan banyak faktor, maka memang seringkali dalam pemantauannya pun tidak dapat menggunakan salah satu cara di atas, tetapi biasanya antar keempat cara tersebut saling mendukung satu sama lain untuk diperoleh diagnosis gangguan pertumbuhan yang tepat.
Dalam anamnesis, dokter berusaha mencari adanya gangguan pertumbuhan dengan cara mengajukan pertanyaan pada orang tua yang berhubungan dengan riwayat kelahirannya, berat badan anak ketika lahir, riwayat makanannya, keadaan ibu ketika hamil, pola makannya, dan lain-lain. Setelah anamnesis, dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik yang juga bertujuan untuk mencari adanya gangguan pertumbuhan dan penyebabnya, berupa penilaian proporsi tubuh, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lain sebagainya. Penyebab gangguan pertumbuhan ada bermacam-maca, baik akibat penyakit tertentu, kelainan sejak lahir, faktor bawaan, pola makan yang salah, dan lain sebagainya. Apabila berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dicurigai adanya faktor penyebab tertentu, tetapi masih agak meragukan, biasanya dokter melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan dugaan faktor penyebab tersebut, dapat berupa pemeriksaan darah, kulit, rambut, dan lain sebagainya. Cara-cara ini mungkin sulit dilakukan oleh orang non-medis, tetapi bukan berarti orang non-medis tidak dapat memantau pertumbuhan anak. Ada cara lain yang dapat dilakukan oleh hampir semua orang, yaitu secara antropometrik.
Apakah cara antropometrik itu? Cara antropometrik adalah cara yang dilakukan untuk memantau pertumbuhan anak melalui pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan tebal lipatan kulit. Dari kelima ukuran ini, yang sering digunakan adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Tetapi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala belum mempunyai arti apa-apa terhadap pertumbuhan apabila tidak dibandingkan dengan ukuran lainnya dan tidak dilakukan secara berkala. Biasanya yang digunakan sebagai perbandingan adalah umur (berat badan terhadap umur, tinggi badan terhadap umur, dan lain-lain) atau membandingkan berat badan dengan tinggi badan atau lingkar lengan atas dengan tinggi, dan lain-lain. Bagaimana caranya agar angka-angka ini menunjukkan arti ? Agar angka-angka ini menunjukkan arti, biasanya dibandingkan dengan standarnya. Ada bermacam-macam standar yang dapat digunakan, yaitu data Depkes, data NCHS, data WHO-NCHS, data Jumadias, dan lain sebagainya. Yang banyak digunakan hingga saat ini adalah standar dari NCHS dalam bentuk kartu pertumbuhan.
Apakah sebenarnya kartu pertumbuhan itu ? Kartu pertumbuhan adalah suatu kartu yang dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan oleh NCHS (National Center for Health Statics) selama ± 12 tahun dari > 20.000 anak, mulai bayi baru lahir sampai dengan anak berusia 18 tahun. Kartu pertumbuhan ini dibeda-bedakan antara anak laki-laki dan perempuan, juga dibeda-bedakan untuk berbagai umur, berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Sebagai gambaran, ada kartu pertumbuhan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala masing-masing untuk anak laki-laki dan anak perempuan yang dibedakan lagi atas kartu untuk anak berumur 0-36 bulan dan 3-18 tahun. Pada kartu pertumbuhan ini, terdapat 7 garis, yang disebut garis persentil, yaitu garis persentil 5, 10, 25, 50, 75, 90, dan 95. Tiap garis persentil menunjukkan persentase anak dari umur tertentu dengan berat badan, tinggi badan, atau lingkar kepala di bawah garis tersebut. Misalnya, pada kartu berat badan untuk anak laki-laki berumur 0-36 bulan. Terlihat bahwa garis dari usia 9 bulan berpotongan dengan garis persentil 25 pada berat badan 8,5 kg. Artinya, 25% dari anak laki-laki berumur 9 bulan mempunyai berat badan < 8,5 kg. Garis persentil 50 merupakan garis median. Anak dengan berat badan/tinggi badan/lingkar kepala di bawah garis ini menunjukkan berat badan/tinggi badan/lingkar kepala yang kurang dari normal yang apabila tidak diatasi dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang. Lalu, bagaimana mengartikan kartu tumbuh kembang ini ?
Yang dinilai dari kartu pertumbuhan ini bagaimana kecenderungan dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala ini dari wakti ke waktu. Secara berkala, berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak diukur, hasil yang diperoleh dipetakan pada kartu pertumbuhan sesuai dengan ukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan usianya. Titik-titik yang diperoleh dihubungkan, sehingga diperoleh suatu garis. Lalu, bagaimana garis pertumbuhan yang normal tersebut? Sebagai patokan, dikatakan pertumbuhan anak normal apabila garis pertumbuhannya di kartu pertumbuhan berada pada persentil 50 atau lebih. Tetapi ini tidak dapat sepenuhnya dipakai sebagai patokan, yang lebih penting adalah bagaimana arah garis pertumbuhan anak. Biasanya setelah berumur 18 bulan, setiap anak tumbuh dalam suatu garis pertumbuhan. Untuk menilai normal / tidaknya pertumbuhan anak, garis pertumbuhan ini dinilai, apakah cenderung mendatar atau menurun, atau justru malah menaik. Garis pertumbuhan yang menurun terus menerus, harus diperhatikan, karena kemungkinan terjadi gangguan dari pertumbuhan anka. Sebaiknya anak segera dibawa ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Tetapi, penilaian harus berhati-hati pada 2 tahun + pertama kehidupan anak, karena pada saat ini anak belum mempunyai garis pertumbuhan yang tetap. Pada tahun pertama kehidupannya, keadaan rahim masih mempengaruhi pertumbuhan anak, lalu terjadi penyesuaain terhadap faktor bawaan dari kedua orang tua, sehingga garis pertumbuhannya berubah lagi. Barulah setelah anak berusia 13-18 bulan, anak telah mempunyai garis pertumbuhan tertentu, sehingga penilaian pertumbuhannya dengan kartu pertumbuhan menjadi lebih mudah.
Sekali lagi, agar penilaian pertumbuhan dapat dilakukan dengan tepat, sebaiknya tidak hanya menggunakan kartu pertumbuhan ini saja, tetapi dikombinasikan dengan gambaran klinis anak, pola makannya, kesehatannya, dan perlu juga diperhatikan profil orang tuanya sendiri. Contohnya, seorang anak yang lahir dari orang tua yang tidak tinggi dan kurus, tetapi lahir dengan berat badan di atas rata-rata, biasanya garis pertumbuhannya menunjukkan penurunan pada umur 3-6 bulan sampai kira-kira anak berumur 13-18 bulan dengan maksud untuk menyesuaikan dengan faktor bawan dari orang tuanya. Sebaliknya bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari rata-rata dari orang tua yang berbadan tinggi besar, biasanya ia akan menunjukkan kenaikan garis pertumbuhan yang berarti sebagai usaha untuk mencapai potensi genetiknya.
Sekarang, mari kita bahas mengenai cara pemantauan pertumbuhan baerdasarkan analisa diet. Biasanya cara ini hanya dapat dilakukan oleh dokter atau paramedis atau ahli gizi. Biasanya mereka melakukan analisa terhadap pola makan anak dan menentukan cukup / tidaknya pola makan ini untuk menunjang pertumbuhan anak.
Selain cara-cara di atas, ada cara lainnya yang dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan anak, tetapi baisanya cara ini lebih rumit. Di antaranya adalah :
Propororsi tubuh. Seperti telah dijelaskan di awal, ketika bayi lahir, biasanya kepalanya terlihat lebih besar dari tubuhnya. Hal ini wajar untuk seorang bayi. Tetapi sejalan dengan pertumbuhan anak, walaupun pada awalnya pertumbuhan kepala berjalan lebih cepat, tetapi akhirnya pertumbuhan tubuh anak dapat mengejarnya, sehingga justru akhirnya terlihat tubuh dan kaki tangannya lebih panjang. Proporsi tubuh ini juga dapat dilihat dengan angka dengan cara membandingkan tubuh bagian atas dengan bagian bawah. Biasanya perbandingan ini sekitar 1,7 pada bayi baru lahir, 1,3 pada anak berusia 3 tahun, dan sekitar 1.0 pada anak yang berusia di atas 7 tahun. Angka perbandingan ini sekali lagi hanya sebagai patokan saja dan tidak dapat dipakai secara kaku. Apabila angka ini jauh di atas angka standartnya, mungkin menderita kelainan, di antaranya ricketsia atau dwarfisme. Apa yang dimaksud dengan tubuh bagian bawah dan tubuh bagian atas? Yang dimaksud sebagai tubuh bagian bawah adalah mulai dari tulang kemaluan sampai ke tanah, sedangkan yang dimaksud dengan tubuh bagian atas adalah tinggi badan dikurangi dengan tinggi tubuh bagian bawah.
Gambaran pematangan tulang. Biasanya dilakukan melalui foto rontgen. Dengan foto rontgen ini dilihat apakah telah timbul pusat penulangan di tempat-tepat tertentu sesuai dengan umur anak. Contohnya, pada anak berumur 3 minggu, biasanya mulai terdapat pusat penulangan di tempurung kapalanya dan di lengannya. Pada anak berumur 2-15 bulan di tulang-tulang penyusun telapak tangannya, dan lain-lain. Seperti apakah pusat penulangan ini ? Pada foto rontgen, pusat penulangan ini terlihat sebagai gambaran putih pada tulang. Pada tempat ini biasanya mulai terjadi proses penulangan yang terus berjalan hingga seluruh tulang mengalami proses penulangan ini. Akibat proses penulangan inilah akhirnya diperoleh tulang anak yang kuat, sehingga anak dapat berlari, meloncat, dan sebagainya. Selain cara di atas, ada cara lainnya untuk menilai pertumbuhan melalui gambaran pematangan tulang, yaitu dengan membandingkan umur tinggi dan umur tulang. Apa yang dimaksud dengan umur tinggi ? Yang dimaksud dengan umur tinggi adalah umur yang diperoleh dengan mengkonversikan tinggi anak saat diperiksa dengan tinggi rata-rata yang seharusnya pada umur tertentu. Misalnya, seorang anak yang berumur 30 bulan dan mempunyai tinggi rata-rata sesuai dengan anak berumur 13 bulan, maka dikatakan umur tingginya adalah 13 bulan, bukan 30 bulan. Sedangkan yang dimaksud umur tulang adalah umur yang ditentukan sesuai dengan gambaran pusat penulungan yagn ada. Misalnya, walaupun anak telah berumur 30 bulan, tetapi gambaran pusat penulangannya sesuai degnan anak berumur 20 bulan, maka dikatakan umur tulangnya 20 bulan. Lalu antara kedua umur ini dibandingkan dan berdasarkan standar-standar tertentu, dikatakan pertumbuhannya normal/tidak.
Perubahan pada gigi. Gigi yang sehat akan mengalami tahap yang disebut mineralisasi, erupsi, dan eksfoliasi. Mineralisasi adalah proses penimbunan zat-zat mineral tertentu pada gigi (seperti kalsium, magnesium, dan lain-lain), sehingga gigi menjadi kuat. Erupsi adalah peristiwa munculnya gigi pada anak dan eksfoliasi adalah peristiwa tanggalnya gigi susu, diikuti tumbuhnya gigi tetap/permanen. Mineralisasi telah dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia 3 tahun untuk gigi susu dan hingga 25 tahun untuk gigi tetap/permanen. Setiap gigi mengalami mineralisasi pada saat yang berlainan, misalnya gigi seri mengalami mineralisasi sejak anak berada dalam kandungan hingga berumur 18-24 bulan, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat diketahui normal/tidaknya pertumbuhan anak. Erupsi untuk gigi susu biasanya mulai terjadi ketika anak berumur 6 bulan yang dimulai dengan gigi seri, gigi taring, gigi geraham. Mulai anak berrumur 6 tahun-12 tahun, mulailah terjadi eksfoliasi yang segera diikuti dengan erupsi gigi permanen atau setelah 4-5 bulan kemudian. Pertumbuhan dicurigai terganggu apabila mineralisasi, erupsi, dna eksfoliasi tidak terjadi pada saat yang telah ditentukan. Misalnya, apabila hingga usia 13 bulan anak belum tmempunyai gigi sama sekali, maka kemungkinan pertumbuhannya terganggu.
Cara yang lainnya adalh sengan membandingkan fungsi tubuh dari umur ke umur berdasarkan kenyataan bahwa sejalan dengan bertambahnya umur, fungsi tubuh pun akna mengalami perubahan.
Apabila dicurigai adanya kemungkinan gangguan pertumbuhan, sebaiknya Anda segera membawa anak Anda ke dokter agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.
Scientific Dept. Klinik Anakku,
Majalah 'Anakku' ed.2, thn 1999.
Tuesday, April 08, 2003
Dot Bisa Bikin Gigi Jelek?
Meski pengaruhnya tidak terlalu signifikan, tapi dot dapat mempengaruhi perkembangan rahang dan gigi anak kelak.
Di pasaran, kita melihat begitu banyak jenis dot dengan "keunggulan" masing- masing. Bahkan tak sedikit produsen menyatakan, produk dotnya dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai anatomi puting susu ibu.
Dot memang perlu untuk perlengkapan minum susu si kecil. Kendati menurut Drg. Taty Z. Cornain, SpKGA, dari RSUPN Ciptomangunkusumo, Jakarta, yang terbaik adalah jika bayi mengisap ASI. "Selain gizinya lebih bagus, dari segi psikologis pun menguntungkan, yakni kedekatan yang terjalin antara ibu dan bayi yang tengah menyusui. Ditambah lagi, puting susu ibu memiliki anatomi yang sempurna."
Puting, tutur Taty, lebih lentur dan juga sangat bagus untuk perkembangan rahang dan gigi bayi karena untuk mengisapnya perlu gerakan rahang bayi yang lebih kuat. Saat mengisap puting, bayi perlu usaha lebih keras dibandingkan mengisap dot yang dapat mengeluarkan susu dengan sendirinya. Itu sebabnya, tak jarang bayi yang mengisap ASI lalu bersamaan dengan itu juga diberi susu dalam botol, akan menolak mengisap ASI. "Ini yang dikenal dengan istilah bingung puting," ujar Taty.
FAKTOR GENETIK
Kendati demikian, ada sejumlah hal yang membuat bayi tak bisa diberi ASI dan mau tak mau harus minum susu dengan botol dan dot. Apakah akan berpengaruh buruk bagi perkembangan rahang dan giginya kelak? Memang, tutur Taty, beberapa produsen dot selama ini melalui berbagai penelitian, berupaya mencari bentuk dot terbaik yang sesuai dengan anatomi payudara ibu. Jadi, dibuatlah dengan berbagai modifikasi bentuk dot meski tidak akan sempurna seperti aslinya. "Apalagi bentuk puting setiap ibu berbeda-beda. Ada yang besar, kecil, menonjol ke dalam dan ke luar. Jadi, dot tak pernah bisa menyamai puting susu."
Taty juga menambahkan, penggunaan dot sebetulnya hanya alat bantu bagi bayi untuk menuju pada perkembangan rahang dan giginya. Itu pula tujuan produsen membuat dot yang disebut ortodontik. Jadi, dot yang masuk ke dalam mulut bayi dimaksudkan akan mantap diisap seperti bayi mengisap payudara ibu. Istilah ortodontik sendiri berarti meratakan gigi. Dengan kata lain, gigi yang berantakan dibuat menjadi rapi. Walaupun, seberapa jauh pengaruh dot ortodontik itu bagi pertumbuhan dan perkembangan gigi bayi, menurut Taty, sebenarnya tak terlalu signifikan. Sebab, tempat gigi adalah di rahang dan berhubungan dengan lengkung gigi. "Jika lengkung rahangnya sempit dan giginya besar-besar, pasti giginya berantakan dan berjejal.
Supaya rahang berkembang, perlu dirangsang untuk tumbuh dan berkembang." Perlu diingat pula, perkembangan rahang dan gigi tak lepas dari faktor genetik. Misalnya, anak mewarisi rahang ibu yang sempit, sementara giginya besar-besar seperti sang ayah. Alhasil, perkembangan gigi anak nantinya tidak bagus dan berjejal.
Selain bisa dirangsang dengan penggunaan dot, pertumbuhan dan perkembangan rahang serta gigi juga dipengaruhi oleh aktivitas mulut si bayi. Ketika usia makan makanan padat tiba, misalnya, ia malas mengunyah, akan berpengaruh pula pada pertumbuhan dan perkembangan rahang. Ibaratnya, bayi yang sering bergerak lebih cepat besar dibanding yang pasif karena tubuhnya tidak dipakai bergerak. "Demikian juga dengan rahang. Kalau tidak dipakai beraktivitas, lama-lama tidak berkembang. Nah, salah satu aktivitas pada bayi adalah mengisap dan mengunyah jika sudah memiliki gigi."
REFLEKS HILANG
Menurut Taty, penggunaan dot juga tetap diperlukan untuk melatih refleks mengisap bayi. Bila diberi sesuatu di mulutnya, bayi akan secara otomatis mengisap. "Nah, bayi yang tidak mendapatkan ASI, kalau dibiarkan berarti tidak mengisap. Dengan demikian refleks mengisapnya akan hilang. Untuk itu, ia harus menyusu dengan cara memakai dot."
Selain kehilangan refleks mengisap, perkembangan dan pertumbuhan rahang pun akan mengalami hambatan. Normalnya, perkembangan rahang akan terus berkembang sampai sekitar usia 17-18 tahun. Namun bila ada kelainan celah langit-langit, maka pertumbuhan dan perkembangan rahang pun akan terhambat pula. Sehingga nantinya perkembangan terhadap susunan gigi geligi terutama gigi depan atas kedudukannya akan lebih masuk dari gigi geligi bagian bawah. Padahal normalnya, gigi ataslah yang agak keluar dari gigi bawah.
Bila ada kelainan celah langit-langit ini maka perlu dilakukan tindakan operasi secara bertahap. Biasanya kalau bibirnya pun terbelah, sejak usia 3 bulan sudah dapat dilakukan operasi. Sementara untuk memperbaiki celah, dilakukan setelah usia 18 bulan sampai 2 tahun. Untuk bayi dengan kelainan seperti ini, biasanya digunakan dot khusus. Yaitu bagian badan dot agak lebar dan besar, sehingga menutupi bagian langit-langit yang bercelah. Kemudian, lubang dot terletak di bagian bawah, bukan di ujung dot agar susu yang keluar akan langsung masuk ke kerongkongan sehingga bayi tidak tersedak. Dot ini juga membantu agar refleks mengisap bayi tidak hilang.
Bayi normal bisa menggunakan aneka jenis dot. "Masalah bentuk dan model, tak jadi persoalan." Yang pasti, tambah Taty, semua model dot umumnya dibuat agar begitu masuk ke dalam mulut, bayi dapat mengisapnya dengan refleksnya, ditambah tekanan dalam mulut. "Proses normalnya, bibir akan mencengkeram dot, oleh ujung lidah dot ditekan ke atas menyentuh langit-langit keras kemudian punggung lidah menekan dot ke arah langit-langit lunak. Otomatis dengan demikian meminimalkan udara yang masuk. Cara ini merupakan prosedur menyusui bayi secara normal."
SESUAIKAN UKURAN
Yang patut diperhatikan dalam memilih dot bayi adalah ukuran. Umumnya ukuran dot standar: kecil, sedang, dan besar. Untuk bayi yang masih kecil diberi ukuran yang kecil. Bentuknya disesuaikan dengan ukuran mulut bayi dan lubangnya pun lebih kecil. Demikian seterusnya untuk ukuran sedang dan besar.
Jika ukuran dot tak sesuai dengan bayi, bila bayi kecil diberi dot besar maka ia akan mudah tersedak dan akan berpengaruh ke pernapasan. Sebaliknya, bila usia bayi sudah besar dan diberi dot ukuran kecil, ia akan sering marah karena daya isapnya yang sudah semakin kuat sementara susu yang keluar sedikit sehingga ia pun lekas lelah. "Jadi, ukuran-ukuran dot sudah dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan anatomi rahang, proses menelan pada bayi, dan refleks mengisapnya."
Bahan dot pun bisa dipilih, entah dari karet ataupun silikon. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dot dari karet lebih lentur dan lembek dibandingkan silikon yang agak keras. Tapi dari segi daya tahan, dot dari silikon lebih tahan lama dan awet. Selain itu, dot dari karet biasanya lebih mudah berjamur dan berbau.
ADA BATAS
Apa pun, tegas Taty, menyusu dengan botol harus dibatasi. Antara lain, sebaiknya tidak dibiasakan memberi botol susu saat si kecil hendak tidur. "Sisa susu yang ada di dalam mulut akan berinteraksi dengan kuman yang berada di dalam. Lama-lama gigi bisa rusak." Jadi, seiring dengan bertambahnya usia anak, ajarlah ia minum susu dari gelas.
Penggunaan dot terus-menerus juga bisa berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan rahang serta gigi. Cekungan langit-langit atas akan semakin tinggi dan gigi cenderung lebih maju. "Apalagi kalau ia juga mengempeng ibu jari," kata Taty. Hindari kebiasaan memberi anak dot/empeng setiap kali ia rewel. Memang, bayi akan merasa nikmat dan senang karena mulutnya beraktivitas.
Bila anak dibiasakan dengan empeng, berarti ibu sudah membentuk pola kebiasaan yang tak baik bagi si anak. Lebih celaka lagi jika empeng dilepas, ia akan mencari pengganti semisal mengisap jempolnya. Padahal, hasilnya sama buruknya, yaitu membuat cekuk rahang dan gigi jadi lebih tinggi. Kalau sudah begitu, yang repot kita juga, kan?
Dedeh Kurniasih. Foto : Iman Dharma (nakita)
Di pasaran, kita melihat begitu banyak jenis dot dengan "keunggulan" masing- masing. Bahkan tak sedikit produsen menyatakan, produk dotnya dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai anatomi puting susu ibu.
Dot memang perlu untuk perlengkapan minum susu si kecil. Kendati menurut Drg. Taty Z. Cornain, SpKGA, dari RSUPN Ciptomangunkusumo, Jakarta, yang terbaik adalah jika bayi mengisap ASI. "Selain gizinya lebih bagus, dari segi psikologis pun menguntungkan, yakni kedekatan yang terjalin antara ibu dan bayi yang tengah menyusui. Ditambah lagi, puting susu ibu memiliki anatomi yang sempurna."
Puting, tutur Taty, lebih lentur dan juga sangat bagus untuk perkembangan rahang dan gigi bayi karena untuk mengisapnya perlu gerakan rahang bayi yang lebih kuat. Saat mengisap puting, bayi perlu usaha lebih keras dibandingkan mengisap dot yang dapat mengeluarkan susu dengan sendirinya. Itu sebabnya, tak jarang bayi yang mengisap ASI lalu bersamaan dengan itu juga diberi susu dalam botol, akan menolak mengisap ASI. "Ini yang dikenal dengan istilah bingung puting," ujar Taty.
FAKTOR GENETIK
Kendati demikian, ada sejumlah hal yang membuat bayi tak bisa diberi ASI dan mau tak mau harus minum susu dengan botol dan dot. Apakah akan berpengaruh buruk bagi perkembangan rahang dan giginya kelak? Memang, tutur Taty, beberapa produsen dot selama ini melalui berbagai penelitian, berupaya mencari bentuk dot terbaik yang sesuai dengan anatomi payudara ibu. Jadi, dibuatlah dengan berbagai modifikasi bentuk dot meski tidak akan sempurna seperti aslinya. "Apalagi bentuk puting setiap ibu berbeda-beda. Ada yang besar, kecil, menonjol ke dalam dan ke luar. Jadi, dot tak pernah bisa menyamai puting susu."
Taty juga menambahkan, penggunaan dot sebetulnya hanya alat bantu bagi bayi untuk menuju pada perkembangan rahang dan giginya. Itu pula tujuan produsen membuat dot yang disebut ortodontik. Jadi, dot yang masuk ke dalam mulut bayi dimaksudkan akan mantap diisap seperti bayi mengisap payudara ibu. Istilah ortodontik sendiri berarti meratakan gigi. Dengan kata lain, gigi yang berantakan dibuat menjadi rapi. Walaupun, seberapa jauh pengaruh dot ortodontik itu bagi pertumbuhan dan perkembangan gigi bayi, menurut Taty, sebenarnya tak terlalu signifikan. Sebab, tempat gigi adalah di rahang dan berhubungan dengan lengkung gigi. "Jika lengkung rahangnya sempit dan giginya besar-besar, pasti giginya berantakan dan berjejal.
Supaya rahang berkembang, perlu dirangsang untuk tumbuh dan berkembang." Perlu diingat pula, perkembangan rahang dan gigi tak lepas dari faktor genetik. Misalnya, anak mewarisi rahang ibu yang sempit, sementara giginya besar-besar seperti sang ayah. Alhasil, perkembangan gigi anak nantinya tidak bagus dan berjejal.
Selain bisa dirangsang dengan penggunaan dot, pertumbuhan dan perkembangan rahang serta gigi juga dipengaruhi oleh aktivitas mulut si bayi. Ketika usia makan makanan padat tiba, misalnya, ia malas mengunyah, akan berpengaruh pula pada pertumbuhan dan perkembangan rahang. Ibaratnya, bayi yang sering bergerak lebih cepat besar dibanding yang pasif karena tubuhnya tidak dipakai bergerak. "Demikian juga dengan rahang. Kalau tidak dipakai beraktivitas, lama-lama tidak berkembang. Nah, salah satu aktivitas pada bayi adalah mengisap dan mengunyah jika sudah memiliki gigi."
REFLEKS HILANG
Menurut Taty, penggunaan dot juga tetap diperlukan untuk melatih refleks mengisap bayi. Bila diberi sesuatu di mulutnya, bayi akan secara otomatis mengisap. "Nah, bayi yang tidak mendapatkan ASI, kalau dibiarkan berarti tidak mengisap. Dengan demikian refleks mengisapnya akan hilang. Untuk itu, ia harus menyusu dengan cara memakai dot."
Selain kehilangan refleks mengisap, perkembangan dan pertumbuhan rahang pun akan mengalami hambatan. Normalnya, perkembangan rahang akan terus berkembang sampai sekitar usia 17-18 tahun. Namun bila ada kelainan celah langit-langit, maka pertumbuhan dan perkembangan rahang pun akan terhambat pula. Sehingga nantinya perkembangan terhadap susunan gigi geligi terutama gigi depan atas kedudukannya akan lebih masuk dari gigi geligi bagian bawah. Padahal normalnya, gigi ataslah yang agak keluar dari gigi bawah.
Bila ada kelainan celah langit-langit ini maka perlu dilakukan tindakan operasi secara bertahap. Biasanya kalau bibirnya pun terbelah, sejak usia 3 bulan sudah dapat dilakukan operasi. Sementara untuk memperbaiki celah, dilakukan setelah usia 18 bulan sampai 2 tahun. Untuk bayi dengan kelainan seperti ini, biasanya digunakan dot khusus. Yaitu bagian badan dot agak lebar dan besar, sehingga menutupi bagian langit-langit yang bercelah. Kemudian, lubang dot terletak di bagian bawah, bukan di ujung dot agar susu yang keluar akan langsung masuk ke kerongkongan sehingga bayi tidak tersedak. Dot ini juga membantu agar refleks mengisap bayi tidak hilang.
Bayi normal bisa menggunakan aneka jenis dot. "Masalah bentuk dan model, tak jadi persoalan." Yang pasti, tambah Taty, semua model dot umumnya dibuat agar begitu masuk ke dalam mulut, bayi dapat mengisapnya dengan refleksnya, ditambah tekanan dalam mulut. "Proses normalnya, bibir akan mencengkeram dot, oleh ujung lidah dot ditekan ke atas menyentuh langit-langit keras kemudian punggung lidah menekan dot ke arah langit-langit lunak. Otomatis dengan demikian meminimalkan udara yang masuk. Cara ini merupakan prosedur menyusui bayi secara normal."
SESUAIKAN UKURAN
Yang patut diperhatikan dalam memilih dot bayi adalah ukuran. Umumnya ukuran dot standar: kecil, sedang, dan besar. Untuk bayi yang masih kecil diberi ukuran yang kecil. Bentuknya disesuaikan dengan ukuran mulut bayi dan lubangnya pun lebih kecil. Demikian seterusnya untuk ukuran sedang dan besar.
Jika ukuran dot tak sesuai dengan bayi, bila bayi kecil diberi dot besar maka ia akan mudah tersedak dan akan berpengaruh ke pernapasan. Sebaliknya, bila usia bayi sudah besar dan diberi dot ukuran kecil, ia akan sering marah karena daya isapnya yang sudah semakin kuat sementara susu yang keluar sedikit sehingga ia pun lekas lelah. "Jadi, ukuran-ukuran dot sudah dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan anatomi rahang, proses menelan pada bayi, dan refleks mengisapnya."
Bahan dot pun bisa dipilih, entah dari karet ataupun silikon. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dot dari karet lebih lentur dan lembek dibandingkan silikon yang agak keras. Tapi dari segi daya tahan, dot dari silikon lebih tahan lama dan awet. Selain itu, dot dari karet biasanya lebih mudah berjamur dan berbau.
ADA BATAS
Apa pun, tegas Taty, menyusu dengan botol harus dibatasi. Antara lain, sebaiknya tidak dibiasakan memberi botol susu saat si kecil hendak tidur. "Sisa susu yang ada di dalam mulut akan berinteraksi dengan kuman yang berada di dalam. Lama-lama gigi bisa rusak." Jadi, seiring dengan bertambahnya usia anak, ajarlah ia minum susu dari gelas.
Penggunaan dot terus-menerus juga bisa berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan rahang serta gigi. Cekungan langit-langit atas akan semakin tinggi dan gigi cenderung lebih maju. "Apalagi kalau ia juga mengempeng ibu jari," kata Taty. Hindari kebiasaan memberi anak dot/empeng setiap kali ia rewel. Memang, bayi akan merasa nikmat dan senang karena mulutnya beraktivitas.
Bila anak dibiasakan dengan empeng, berarti ibu sudah membentuk pola kebiasaan yang tak baik bagi si anak. Lebih celaka lagi jika empeng dilepas, ia akan mencari pengganti semisal mengisap jempolnya. Padahal, hasilnya sama buruknya, yaitu membuat cekuk rahang dan gigi jadi lebih tinggi. Kalau sudah begitu, yang repot kita juga, kan?
Dedeh Kurniasih. Foto : Iman Dharma (nakita)
Thursday, April 03, 2003
Perkembangan Anak
USIA 0-1 TAHUN
Memuji Tuhan Sejak Bayi(Rootie)
Mengajar anak untuk memuji Tuhan tidak perlu tunggu sampai ia bisa menyanyi. Sejak dari kandungan bayi dapat diajak memuji Tuhan bersama dengan papa dan mama.
Pada usia 7-8 bulan, bayi mulai terlihat responsif terhadap irama lagu. Ia akan bertepuk tangan sambil tertawa-tawa. Ia akan mulai menggoyangkan badanmengikuti irama lagu. Jika anda sudah biasakan bayi sejak lahir mendengarkanirama lagu, ia akan siap untuk diajak memuji Tuhan bersama-sama pada usia 7-8 bulan.
Putarkan lagu-lagu klasik yang riang atau lagu rohani anak-anak maupun puji-pujian umum.
Ajak anak menyanyi bersama, sambil bertepuk tangan dan menggerakan badan.
Lakukan hal ini secara rutin: sehabis mandi, atau sebelum minum susu malam hari.
Tunjukkan padanya bahwa memuji Tuhan merupakan waktu yang paling menyenangkan di dalam hidupnya. Jadikan ‘memuji Tuhan’ sebagai ‘life-style’ si kecil.
USIA 1-2 TAHUN
Stress pada Bayi(Patricia H. Rushford)
Bukan hanya anda dapat mengalami stress. Bayipun dapat mengalami stress.Stress adalah tekanan yang dirasakan ketika tuntutan melebihi kemampuan seseorang. Bayi dapat mengalaminya ketika rutinitas terganggu oleh perjalanan, pestaulang tahun, tidak tidur siang, suara yang keras terus menerus, kunjungan tamu,atau makan malam di luar rumah.
Penyebab lain bersumber dari orang tua sendiriyang terlalu banyak menekan, ngomel, berkelahi, atau menuntut lebih. ‘stress’melepaskan hormon ke dalam tubuh, yang menyebabkan jantung berdebar keras dan nafas lebih cepat. Terlalu banyak stress dapat mengakibatkan masalah kesehatandan kejiwaan.
Semua bayi dapat mengalami stress, akan tetapi kemampuan tiap bayi berbeda. Ada bayi yang dapat menanggung tekanan yang cukup berat, ada bayi yang tidaktahan dengan tekanan yang sedikit saja.Tanda-tanda stress pada bayi misalnya: rewel, tidak bisa diam, nakal,susah makan, susah tidur, masalah pencernaan, mengisap jempol, dan menangis
Untuk menanggulanginya, sebagai orang tua kita harus memikirkan segala alternatif terbaik. Bayi cenderung untuk meniru mimik orang tua. Oleh sebab itu pertama-tama, kita sendiri harus belajar bagaimana menanggulangi stress kita sendiri.
Setelah itu evaluasi lingkungan bayi: hindari dari suara yang mengganggu, susun jadwal rutinitas yang lebih teratur. Sebagai orang tua, bersikaplah lebih tenang, sabar dan penuh kasih, berikan atmosfir yang lebih santai pada saat bermain, luangkan waktu untuk bermain dan tertawa, mandikan dengan air hangat, berikan susu hangat, letakan pada kursi atau ranjang ayunan, peluk dan beri kelembutan.
Dan akhirnya, yang paling penting: doakan terus menerus. Allah yang Maha tahu dapat menanggulangi segala macam situasi.
Percayakan kekhawatiran anda padaNya dan mintakan damai sejahtera dan rasa aman bagi anda dan anak anda.
USIA 2-3 TAHUN
Anak Luar Biasa (Grace Ketterman)
Masa kebingungan orang tua yang luar biasa untuk pertama kali adalah ketika ia melihat anak 2-3 tahun tiba-tiba membencinya. Janet tiba-tiba menendang kakaknya, memukul teman-temannya dan berteriak "No!".
Janet seharusnya tidur siang, tapi ia terus bermain sekalipun sudah lelah.
Dalam kebingungannya ibu Janet mengatakan: "Apa yang telah saya lakukan sehingga ia menjadi begitu pemarah dan penuh kebencian?"
Yang ibu Janet tidak sadari adalah apa yang terjadi dalam diri Janet juga terjadi pada umumnya anak seusianya. Karakteristik umum: Menjadi mandiri merupakan tugas utama.Syarat untuk melakukan tugas itu adalah menguji otoritas orang tua. Itu adalah satu-satunya cara untuk dia dapat menemukan kemampuannya dan mengerti batas-batas yang tidak boleh dilakukan.
Mereka belajar dengan cara menjelajah. Hal ini mendorongnya untuk mencapai puncak tertinggi dari lemari es untuk melihat apakah ada biskuit di atas lemari yang tertinggi. Mereka sama sekali tidak bermaksud untuk menakut-nakuti ibunya."
Mereka sangat posesif, suka merebut, dan egois. Bukan karena mereka jahat tetapi karena mereka rasa tidak aman. Mereka tidak tahu siapakah diri mereka, sehingga tidak dapat memahami apa yang menjadi miliknya dan yang bukan miliknya. Mereka dikendalikan oleh ‘instinct’
Janet memukul temannya karena temannya menjambak rambut Janet yang merebut bonekanya.
Perbendaharaan kata yang paling umum digunakan adalah "tidak!" Ini adalah sarana kedua untuk menemukan batasan baru dan menguji sejauh mana dia berkuasa atau berotoritas.
Mereka mempunyai kemampuan untuk membuat orangtua bertingkah laku seperti anak-anak. Ibu sering tidak menyadari bahwa ia telah berebut barang, berteriak marah-marah, bertengkar seperti anaknya. Tapi, setelah meletakan si ‘monster kecil’ ke atas tempat tidur, mereka berubah menjadi malaikat yang tenang dan membuat ibu merasa sangat bersalah telah berkelahi dengannya.
BAGAIMANA MENGATASI ANAK 2-3 TAHUN:
Jangan berdebat dengannya untuk kuasa. Ingatlah bahwa anak bukanlah milik tapi titipan Allah.
Salurkan kebutuhan eksplorasi anak. Bawa anak ke luar rumah atau area rumah yang paling luas dan kasar. Bantu mereka memanjat dengan aman. Ajak mereka menjelajahi banyak hal baru.Mereka akan lelah dan membutuhkan waktu tidur yang aman dan tenang.
Jangan biarkan anak bermain tanpa diawasi.Jangan harapkan anak 2 tahun dapat berbagi mainan dengan murah hati.
Awasilah anak ketika bermain dengan anak lain. Ketika terjadi perkelahian,gunakan untuk mengajarkan anak bagaimana bermain bersama. Pisahkan anak beberapa saat untuk bermain sendiri. Ketika anak lain menjadi agresif, dan anak anda siap untuk membalas, pisahkan dengan tegas.
Pisahkan keduanya sampai masing-masing bersedia untuk tidak saling menyakiti.
Jangan khawatir dengan kata "No". Ketika anaknya mengatakan "Tidak!, tidak!" Teman saya dengan tenang mengatakan:"Kamu boleh saja bilang Tidak! Sebanyak-banyaknya. Tapi kamu kan tetap akan membereskan mainanmu."
Orang tua harus memiliki percaya diri di dalam hikmat Allah. Maka, kita tidak akan pernah menyerah kepada kekuatan anak untuk memberontak.
Sebanyak dibutuhkan, mintalah kekuatan baru terus menerus dari Allah. Allah menjanjikan setiap orang tua hikmat, kekuatan, dan kasih.
Grace Ketterman, M.D. adalah direktur medis dari Crittenton Center, rumah sakit psikiatris untuk anak-anak di Kansan City, Mo. Dia adalah penulis dari Mothering: The Complete Guide for Mothers of All Ages. (Thomas Nelson).
USIA 3-5 TAHUN
Pertama Kali Ke Dokter Gigi (Jeffrey W. Timm)
Jika anak anda tidak mempunyai masalah dengan giginya, maka usia 3 tahun adalah usia yang tepat untuk mengunjungi dokter gigi untuk pertama kali.
Pada usia ini anak sudah dapat mengerti apa yang dilakukan dokter dan mengapa.
Perkembangan tiap anak berbeda, membuat anda harus mempertimbangkan apakah anak anda sudah siap. Pada kunjungan pertama anak-anak belajar mengenal peralatan yang digunakan\dokter, kemudian gigi diperiksa dari kemungkinan adanya masalah. Gigi anak anda juga akan dibersihkan dan diberikan fluoride.
Untuk prosedur ini biasanya anak-anak tidak akan mengalami masalah. Cerita kakak-kakak mereka tentang pengalamannya ke dokter gigi sering membuat anak merasa takut. Anda perlu mempersiapkan anak secara bijaksana.Ajaklah anak bermain dokter-dokteran. Ketika anak berbaring di sofa, anda dapat berperan sebagai dokter gigi yang menghitung jumlah giginya.
Berikan anak anda kaca yang dapat ia pegang, sambil anda menyikat giginya dalam keadaan berbaring. Jelaskan kepada anak bahwa dokter gigi akan menghitung giginya dan memakai "sikat gigi istiimewa" untuk membuat giginya "super bersih".
Jangan janjikan bahwa dokter gigi tidak akan menyakitinya. Janji ini hanya akan membuat anak bingung, mengapa pada akhirnya ia disakiti oleh dokter gigi. Usahakan untuk memberikan impresi positif kepada anak setiap kali ia akan pergi ke dokter gigi. Hal ini akan membangun kebiasaananaksetiap kali ia akan pergi ke dokter gigi. Hal ini akan membangun kebiasaan pemeliharaan gigi yang baik seumur hidupnya.
Jeffrey M. Timm, D.M.D., praktek sebagai dokter gigi keluarga di Bend, Ore. Ia mempunyai empat orang anak.
USIA 5-8 TAHUN
Perhatikan Aku! (Kevin Leman)
Merasa diri penting di dalam keluarga, merupakan perasaan dasar yang dibutuhkan anak. Jika orang tua tidak memperhatikan kebutuhan ini,\anak akan tetap berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara: ngompol, merengek, menangis, berbohong, mencuri, mengganggu, atau membolos.
Tingkah laku untuk menarik perhatian tidak selalu negatif. Mendapatkan nilai A, menjadi penolong ibu atau membantu ayah membersihkan garasi juga merupakan sarana untuk menarik perhatian.
Anda perlu hati-hati jangan sampai anak belajar bahwa ia hanya disayangi jika mendapat nilai baik, atau hanya kalau membantu orang tua.
Kadang-kadang anak menanik perhatian orang tua secara berlebihan. Dia tidak akan berhenti berteriak sampai ada orang yang mengatakan: "Sudah kasih saja….!" Hal ini dilakukannya karena ia sudah mempelajari bahwa hanya dengan cara itu ia bisa memperoleh apa yang ia inginkan.
Cara itu memberikan "kuasa" ekstra untuk mengontrol orang tuanya.
Beberapa prinsip untuk mengatasinya: Katakan pada anak: "kamu ingin diperhatikan, yach? Ayo sini mama papa pangku (atau cium)? Kamu engga usah bertingkah seperti itu mama sudah mengerti koq". Yakinkan anak bahwa mereka tidak perlu berjuang untuk mendapatkan perhatian dan kasih, karena anda memiliki cukup pelukan dan ciuman yang hangat untuk diberikan.
Usahakan untuk tidak memperdulikan tingkah menarik perhatian yang negatif. Biasanya mereka akan menghentikan sendiri.
Hindari untuk mengingatkan anak untuk suatu hal terus menerus. Sebagai contoh: jangan memanggil anak berulang-ulang untuk duduk di\kursi makan. Itulah yang ia inginkan, yaitu menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian. Panggil anak satu kali saja. Kalau anak tidak mau datang,jangan panggil lagi. Duduk saja, dan nikmatilah makanan anda tanpa dirinya.
Maksimalkan tindakan dan minimalkan perkataan. Ketika saya menanyakan kepadaanak-anak berapa kali orang tua mereka harus menyuruh mereka melakukan sesuatu,mereka menjawab: "tiga kali." Pertama, untuk memanggil.
Kedua, untukmenyatakan bahwa papa atau mama mulai marah.
Ketiga, (selalu dengan nada yang keras)yang berarti: "Hei, mama dan papa sungguh-sungguh. Kamu datang ke sini sekarang!"
Berhentilah melakukan permainan ini dengan anak anda; ini hanya mengajarkan anak untuk tidak bertanggung jawab. Hindari godaan untuk menantang anak. Ajarkan mereka konsekuensi dari tingkah lakunya. Jika mereka tidak juga datang ketika dipanggil untuk makan, mereka akan kelaparan.
Kevin Leman adalah psikolog terkenal yang menulis lebih dari 10 buku tentangbagaimana menjadi orang tua, termasuk Getting the Best Out of Your Kids(Harvest House).
USIA 8-12 TAHUN
Belajar Efektif (Elaine K. McEwan)
Pernahkan anda berpikir bagaimana seorang anak bisa mendapatkan nilai A dengan belajar sambil mendengarkan musik, ketika yang lain sangat terganggu hanya dengan mendengar suara kertas koran yang dibolak-balik.
Hal ini tidak berhubungan dengan daya intelegensi anak, melainkan pola belajar. Jika kita bisa mengenal pola belajar anak, maka kita dapat menyusun struktur lingkungan rumah yang dapat memaksimalkan kemampuan belajar anak.
Hasil survey dan riset membuktikan bahwa tiap orang mempunyai pola belajar yang berbeda. Jika ketrampilan belajar dilatih sesuai dengan pola belajar anak, maka ia akan belajar di dalam waktu yang lebih singkat.
Bagaimana anak anda belajar ? Jika anak anda senang duduk diam dan mendengarkan cerita, ia cenderung sebagai auditory learner. Dia akan lebih mengerti dan mengingat pelajaran yang ‘didengar’.
Jika demikian, bantulah anak mengerjakan pekerjaan rumah dengan membacakan materi yang penting dan minta anak mengucapkan hal-hal penting untuk dipelajari.
Bagi visual learner, hal yang dapat dilihat sangatlah dibutuhkan. Mereka membutuhkan tulisan, gambar, bagan atau ilustrasi untuk menolongnya mengorganisasikan dan mengingat materi yang dipelajari.
Jika anak harus menyentuh sesuatu yang dilihat, membongkar untuk melihat bagaimana cara kerja suatu benda, ia adalah kinesthetic/tactile learner. Mereka butuh untuk mengalami sesuatu, bukan hanya mendengar atau membaca tentang sesuatu. Biasanya mereka suka melakukan kerja kelompok, berbagi dan belajar dengan orang lain.
Pelajar yang sukses biasanya tidak terpaut hanya dengan satu pola belajar. Penggunaan berbagai indera, seringkali menolongnya mengatasi kelemahan di dalam suatu bidang.
Tapi, ada anak-anak tertentu yang sulit belajar, mungkin bisa lebih efektif belajar dengan hanya memakai satu pola belajar.
Bagaimana membantu anak belajar
Setelah menemukan pola belajar anak, yang dapat anda lakukan adalah sebagai berikut:
Diskusikan pola belajar anak dengan guru. Ceritakan ide dan strategi yang\mungkin merupakan hal terbaik untuk dilakukan di sekolah dan di rumah.
Cobalah bereksperimen dengan berbagai tekhnik belajar untuk melihat yang mana paling efektif bagi anak. Misalnya, untuk menolong anak menghafalkan perkalian, coba dengan: kuis verbal (auditory), soal tulisan (visual), lagu atau pantun atau peragaan (kinesthetic/tactile).
Sadarilah bahwa anda dan anak anda mungkin mempunyai pola belajar yang berbeda. Ketika menolongnya mengerjakan pekerjaan rumah, hendaklah nda peka terhadap keunikan pola belajar masing-masing.
Jangan biarkan pekerjaan rumah membuat hubungan kalian menjadi terputus.
Bantulah anak mengerti dan menbangun pola belajarnya. Kalau anak butuh untuk mem- 'visualisasi 'kan ide yang dipelajari, bantulah dia belajarmembuat diagram, bagan, atau gambar.
Jika ia membutuhkan pengalaman,bantulah anak untuk menemukan pengalaman tersebut. Kalau ia perlu mendengar, ajarkan bagaimana merekam materi yang penting untuk di dengar.
Libatkan anak di dalam aktifitas di luar rumah, atau melakukan hobby dengan menggunakan pola belajar, talenta dan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang terbaik.
Elaine K. McEwan, Ed.D., adalah kepala sekolah dasar dan pengarang\beberapa buku, termasuk Will My Child Be Ready for School ?\(Life Journey, 1990) Journey, 1990)
Memuji Tuhan Sejak Bayi(Rootie)
Mengajar anak untuk memuji Tuhan tidak perlu tunggu sampai ia bisa menyanyi. Sejak dari kandungan bayi dapat diajak memuji Tuhan bersama dengan papa dan mama.
Pada usia 7-8 bulan, bayi mulai terlihat responsif terhadap irama lagu. Ia akan bertepuk tangan sambil tertawa-tawa. Ia akan mulai menggoyangkan badanmengikuti irama lagu. Jika anda sudah biasakan bayi sejak lahir mendengarkanirama lagu, ia akan siap untuk diajak memuji Tuhan bersama-sama pada usia 7-8 bulan.
Putarkan lagu-lagu klasik yang riang atau lagu rohani anak-anak maupun puji-pujian umum.
Ajak anak menyanyi bersama, sambil bertepuk tangan dan menggerakan badan.
Lakukan hal ini secara rutin: sehabis mandi, atau sebelum minum susu malam hari.
Tunjukkan padanya bahwa memuji Tuhan merupakan waktu yang paling menyenangkan di dalam hidupnya. Jadikan ‘memuji Tuhan’ sebagai ‘life-style’ si kecil.
USIA 1-2 TAHUN
Stress pada Bayi(Patricia H. Rushford)
Bukan hanya anda dapat mengalami stress. Bayipun dapat mengalami stress.Stress adalah tekanan yang dirasakan ketika tuntutan melebihi kemampuan seseorang. Bayi dapat mengalaminya ketika rutinitas terganggu oleh perjalanan, pestaulang tahun, tidak tidur siang, suara yang keras terus menerus, kunjungan tamu,atau makan malam di luar rumah.
Penyebab lain bersumber dari orang tua sendiriyang terlalu banyak menekan, ngomel, berkelahi, atau menuntut lebih. ‘stress’melepaskan hormon ke dalam tubuh, yang menyebabkan jantung berdebar keras dan nafas lebih cepat. Terlalu banyak stress dapat mengakibatkan masalah kesehatandan kejiwaan.
Semua bayi dapat mengalami stress, akan tetapi kemampuan tiap bayi berbeda. Ada bayi yang dapat menanggung tekanan yang cukup berat, ada bayi yang tidaktahan dengan tekanan yang sedikit saja.Tanda-tanda stress pada bayi misalnya: rewel, tidak bisa diam, nakal,susah makan, susah tidur, masalah pencernaan, mengisap jempol, dan menangis
Untuk menanggulanginya, sebagai orang tua kita harus memikirkan segala alternatif terbaik. Bayi cenderung untuk meniru mimik orang tua. Oleh sebab itu pertama-tama, kita sendiri harus belajar bagaimana menanggulangi stress kita sendiri.
Setelah itu evaluasi lingkungan bayi: hindari dari suara yang mengganggu, susun jadwal rutinitas yang lebih teratur. Sebagai orang tua, bersikaplah lebih tenang, sabar dan penuh kasih, berikan atmosfir yang lebih santai pada saat bermain, luangkan waktu untuk bermain dan tertawa, mandikan dengan air hangat, berikan susu hangat, letakan pada kursi atau ranjang ayunan, peluk dan beri kelembutan.
Dan akhirnya, yang paling penting: doakan terus menerus. Allah yang Maha tahu dapat menanggulangi segala macam situasi.
Percayakan kekhawatiran anda padaNya dan mintakan damai sejahtera dan rasa aman bagi anda dan anak anda.
USIA 2-3 TAHUN
Anak Luar Biasa (Grace Ketterman)
Masa kebingungan orang tua yang luar biasa untuk pertama kali adalah ketika ia melihat anak 2-3 tahun tiba-tiba membencinya. Janet tiba-tiba menendang kakaknya, memukul teman-temannya dan berteriak "No!".
Janet seharusnya tidur siang, tapi ia terus bermain sekalipun sudah lelah.
Dalam kebingungannya ibu Janet mengatakan: "Apa yang telah saya lakukan sehingga ia menjadi begitu pemarah dan penuh kebencian?"
Yang ibu Janet tidak sadari adalah apa yang terjadi dalam diri Janet juga terjadi pada umumnya anak seusianya. Karakteristik umum: Menjadi mandiri merupakan tugas utama.Syarat untuk melakukan tugas itu adalah menguji otoritas orang tua. Itu adalah satu-satunya cara untuk dia dapat menemukan kemampuannya dan mengerti batas-batas yang tidak boleh dilakukan.
Mereka belajar dengan cara menjelajah. Hal ini mendorongnya untuk mencapai puncak tertinggi dari lemari es untuk melihat apakah ada biskuit di atas lemari yang tertinggi. Mereka sama sekali tidak bermaksud untuk menakut-nakuti ibunya."
Mereka sangat posesif, suka merebut, dan egois. Bukan karena mereka jahat tetapi karena mereka rasa tidak aman. Mereka tidak tahu siapakah diri mereka, sehingga tidak dapat memahami apa yang menjadi miliknya dan yang bukan miliknya. Mereka dikendalikan oleh ‘instinct’
Janet memukul temannya karena temannya menjambak rambut Janet yang merebut bonekanya.
Perbendaharaan kata yang paling umum digunakan adalah "tidak!" Ini adalah sarana kedua untuk menemukan batasan baru dan menguji sejauh mana dia berkuasa atau berotoritas.
Mereka mempunyai kemampuan untuk membuat orangtua bertingkah laku seperti anak-anak. Ibu sering tidak menyadari bahwa ia telah berebut barang, berteriak marah-marah, bertengkar seperti anaknya. Tapi, setelah meletakan si ‘monster kecil’ ke atas tempat tidur, mereka berubah menjadi malaikat yang tenang dan membuat ibu merasa sangat bersalah telah berkelahi dengannya.
BAGAIMANA MENGATASI ANAK 2-3 TAHUN:
Jangan berdebat dengannya untuk kuasa. Ingatlah bahwa anak bukanlah milik tapi titipan Allah.
Salurkan kebutuhan eksplorasi anak. Bawa anak ke luar rumah atau area rumah yang paling luas dan kasar. Bantu mereka memanjat dengan aman. Ajak mereka menjelajahi banyak hal baru.Mereka akan lelah dan membutuhkan waktu tidur yang aman dan tenang.
Jangan biarkan anak bermain tanpa diawasi.Jangan harapkan anak 2 tahun dapat berbagi mainan dengan murah hati.
Awasilah anak ketika bermain dengan anak lain. Ketika terjadi perkelahian,gunakan untuk mengajarkan anak bagaimana bermain bersama. Pisahkan anak beberapa saat untuk bermain sendiri. Ketika anak lain menjadi agresif, dan anak anda siap untuk membalas, pisahkan dengan tegas.
Pisahkan keduanya sampai masing-masing bersedia untuk tidak saling menyakiti.
Jangan khawatir dengan kata "No". Ketika anaknya mengatakan "Tidak!, tidak!" Teman saya dengan tenang mengatakan:"Kamu boleh saja bilang Tidak! Sebanyak-banyaknya. Tapi kamu kan tetap akan membereskan mainanmu."
Orang tua harus memiliki percaya diri di dalam hikmat Allah. Maka, kita tidak akan pernah menyerah kepada kekuatan anak untuk memberontak.
Sebanyak dibutuhkan, mintalah kekuatan baru terus menerus dari Allah. Allah menjanjikan setiap orang tua hikmat, kekuatan, dan kasih.
Grace Ketterman, M.D. adalah direktur medis dari Crittenton Center, rumah sakit psikiatris untuk anak-anak di Kansan City, Mo. Dia adalah penulis dari Mothering: The Complete Guide for Mothers of All Ages. (Thomas Nelson).
USIA 3-5 TAHUN
Pertama Kali Ke Dokter Gigi (Jeffrey W. Timm)
Jika anak anda tidak mempunyai masalah dengan giginya, maka usia 3 tahun adalah usia yang tepat untuk mengunjungi dokter gigi untuk pertama kali.
Pada usia ini anak sudah dapat mengerti apa yang dilakukan dokter dan mengapa.
Perkembangan tiap anak berbeda, membuat anda harus mempertimbangkan apakah anak anda sudah siap. Pada kunjungan pertama anak-anak belajar mengenal peralatan yang digunakan\dokter, kemudian gigi diperiksa dari kemungkinan adanya masalah. Gigi anak anda juga akan dibersihkan dan diberikan fluoride.
Untuk prosedur ini biasanya anak-anak tidak akan mengalami masalah. Cerita kakak-kakak mereka tentang pengalamannya ke dokter gigi sering membuat anak merasa takut. Anda perlu mempersiapkan anak secara bijaksana.Ajaklah anak bermain dokter-dokteran. Ketika anak berbaring di sofa, anda dapat berperan sebagai dokter gigi yang menghitung jumlah giginya.
Berikan anak anda kaca yang dapat ia pegang, sambil anda menyikat giginya dalam keadaan berbaring. Jelaskan kepada anak bahwa dokter gigi akan menghitung giginya dan memakai "sikat gigi istiimewa" untuk membuat giginya "super bersih".
Jangan janjikan bahwa dokter gigi tidak akan menyakitinya. Janji ini hanya akan membuat anak bingung, mengapa pada akhirnya ia disakiti oleh dokter gigi. Usahakan untuk memberikan impresi positif kepada anak setiap kali ia akan pergi ke dokter gigi. Hal ini akan membangun kebiasaananaksetiap kali ia akan pergi ke dokter gigi. Hal ini akan membangun kebiasaan pemeliharaan gigi yang baik seumur hidupnya.
Jeffrey M. Timm, D.M.D., praktek sebagai dokter gigi keluarga di Bend, Ore. Ia mempunyai empat orang anak.
USIA 5-8 TAHUN
Perhatikan Aku! (Kevin Leman)
Merasa diri penting di dalam keluarga, merupakan perasaan dasar yang dibutuhkan anak. Jika orang tua tidak memperhatikan kebutuhan ini,\anak akan tetap berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara: ngompol, merengek, menangis, berbohong, mencuri, mengganggu, atau membolos.
Tingkah laku untuk menarik perhatian tidak selalu negatif. Mendapatkan nilai A, menjadi penolong ibu atau membantu ayah membersihkan garasi juga merupakan sarana untuk menarik perhatian.
Anda perlu hati-hati jangan sampai anak belajar bahwa ia hanya disayangi jika mendapat nilai baik, atau hanya kalau membantu orang tua.
Kadang-kadang anak menanik perhatian orang tua secara berlebihan. Dia tidak akan berhenti berteriak sampai ada orang yang mengatakan: "Sudah kasih saja….!" Hal ini dilakukannya karena ia sudah mempelajari bahwa hanya dengan cara itu ia bisa memperoleh apa yang ia inginkan.
Cara itu memberikan "kuasa" ekstra untuk mengontrol orang tuanya.
Beberapa prinsip untuk mengatasinya: Katakan pada anak: "kamu ingin diperhatikan, yach? Ayo sini mama papa pangku (atau cium)? Kamu engga usah bertingkah seperti itu mama sudah mengerti koq". Yakinkan anak bahwa mereka tidak perlu berjuang untuk mendapatkan perhatian dan kasih, karena anda memiliki cukup pelukan dan ciuman yang hangat untuk diberikan.
Usahakan untuk tidak memperdulikan tingkah menarik perhatian yang negatif. Biasanya mereka akan menghentikan sendiri.
Hindari untuk mengingatkan anak untuk suatu hal terus menerus. Sebagai contoh: jangan memanggil anak berulang-ulang untuk duduk di\kursi makan. Itulah yang ia inginkan, yaitu menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian. Panggil anak satu kali saja. Kalau anak tidak mau datang,jangan panggil lagi. Duduk saja, dan nikmatilah makanan anda tanpa dirinya.
Maksimalkan tindakan dan minimalkan perkataan. Ketika saya menanyakan kepadaanak-anak berapa kali orang tua mereka harus menyuruh mereka melakukan sesuatu,mereka menjawab: "tiga kali." Pertama, untuk memanggil.
Kedua, untukmenyatakan bahwa papa atau mama mulai marah.
Ketiga, (selalu dengan nada yang keras)yang berarti: "Hei, mama dan papa sungguh-sungguh. Kamu datang ke sini sekarang!"
Berhentilah melakukan permainan ini dengan anak anda; ini hanya mengajarkan anak untuk tidak bertanggung jawab. Hindari godaan untuk menantang anak. Ajarkan mereka konsekuensi dari tingkah lakunya. Jika mereka tidak juga datang ketika dipanggil untuk makan, mereka akan kelaparan.
Kevin Leman adalah psikolog terkenal yang menulis lebih dari 10 buku tentangbagaimana menjadi orang tua, termasuk Getting the Best Out of Your Kids(Harvest House).
USIA 8-12 TAHUN
Belajar Efektif (Elaine K. McEwan)
Pernahkan anda berpikir bagaimana seorang anak bisa mendapatkan nilai A dengan belajar sambil mendengarkan musik, ketika yang lain sangat terganggu hanya dengan mendengar suara kertas koran yang dibolak-balik.
Hal ini tidak berhubungan dengan daya intelegensi anak, melainkan pola belajar. Jika kita bisa mengenal pola belajar anak, maka kita dapat menyusun struktur lingkungan rumah yang dapat memaksimalkan kemampuan belajar anak.
Hasil survey dan riset membuktikan bahwa tiap orang mempunyai pola belajar yang berbeda. Jika ketrampilan belajar dilatih sesuai dengan pola belajar anak, maka ia akan belajar di dalam waktu yang lebih singkat.
Bagaimana anak anda belajar ? Jika anak anda senang duduk diam dan mendengarkan cerita, ia cenderung sebagai auditory learner. Dia akan lebih mengerti dan mengingat pelajaran yang ‘didengar’.
Jika demikian, bantulah anak mengerjakan pekerjaan rumah dengan membacakan materi yang penting dan minta anak mengucapkan hal-hal penting untuk dipelajari.
Bagi visual learner, hal yang dapat dilihat sangatlah dibutuhkan. Mereka membutuhkan tulisan, gambar, bagan atau ilustrasi untuk menolongnya mengorganisasikan dan mengingat materi yang dipelajari.
Jika anak harus menyentuh sesuatu yang dilihat, membongkar untuk melihat bagaimana cara kerja suatu benda, ia adalah kinesthetic/tactile learner. Mereka butuh untuk mengalami sesuatu, bukan hanya mendengar atau membaca tentang sesuatu. Biasanya mereka suka melakukan kerja kelompok, berbagi dan belajar dengan orang lain.
Pelajar yang sukses biasanya tidak terpaut hanya dengan satu pola belajar. Penggunaan berbagai indera, seringkali menolongnya mengatasi kelemahan di dalam suatu bidang.
Tapi, ada anak-anak tertentu yang sulit belajar, mungkin bisa lebih efektif belajar dengan hanya memakai satu pola belajar.
Bagaimana membantu anak belajar
Setelah menemukan pola belajar anak, yang dapat anda lakukan adalah sebagai berikut:
Diskusikan pola belajar anak dengan guru. Ceritakan ide dan strategi yang\mungkin merupakan hal terbaik untuk dilakukan di sekolah dan di rumah.
Cobalah bereksperimen dengan berbagai tekhnik belajar untuk melihat yang mana paling efektif bagi anak. Misalnya, untuk menolong anak menghafalkan perkalian, coba dengan: kuis verbal (auditory), soal tulisan (visual), lagu atau pantun atau peragaan (kinesthetic/tactile).
Sadarilah bahwa anda dan anak anda mungkin mempunyai pola belajar yang berbeda. Ketika menolongnya mengerjakan pekerjaan rumah, hendaklah nda peka terhadap keunikan pola belajar masing-masing.
Jangan biarkan pekerjaan rumah membuat hubungan kalian menjadi terputus.
Bantulah anak mengerti dan menbangun pola belajarnya. Kalau anak butuh untuk mem- 'visualisasi 'kan ide yang dipelajari, bantulah dia belajarmembuat diagram, bagan, atau gambar.
Jika ia membutuhkan pengalaman,bantulah anak untuk menemukan pengalaman tersebut. Kalau ia perlu mendengar, ajarkan bagaimana merekam materi yang penting untuk di dengar.
Libatkan anak di dalam aktifitas di luar rumah, atau melakukan hobby dengan menggunakan pola belajar, talenta dan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang terbaik.
Elaine K. McEwan, Ed.D., adalah kepala sekolah dasar dan pengarang\beberapa buku, termasuk Will My Child Be Ready for School ?\(Life Journey, 1990) Journey, 1990)
Subscribe to:
Posts (Atom)