Friday, May 30, 2003

Tips Membantu ANak Stress

Tips Membantu Anak Atasi Stres



Selepas ulang tahun pertama, dunia anak Anda seolah berubah dan berkembang cepat. Ia sangat memerlukan bantuan Anda untuk menghadapi perubahan dalam kehidupannya itu. Sebab, perubahan itu bisa membuat batita Anda stres.

Stres itu bisa muncul dalam proses perkembangan terpenting seorang batita - ketika ia hendak menjadi anak yang independen - yang mengarah pada hasratnya untuk mandiri. Anda bisa merasakan kuatnya dorongan keinginan itu saat berinteraksi dengan buah hati Anda. Coba perhatikan betapa ia mulai berusaha memakai pakaian sendiri, atau memaksa makan dengan sendok sendiri. Tidak lagi mau disuapi.

Namun, jangan lupa, buah hati Anda dalam banyak hal sebenarnya tetaplah "seorang bayi" yang memerlukan kasih dan perlindungan Anda. Itu sebabnya, batita bisa justru bingung dan tak nyaman dalam upayanya menjadi sosok yang mandiri bahkan frustrasi. Batita yang belum punya kemampuan mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata, bisa mengungkapkan stresnya itu melalui perilaku buruk atau amukan. Nah, mari kita mencoba membantu mereka dengan menyimak tips berikut:

1.. Jadilah detektif. Ingat, sangat jarang ada anak yang mengatakan, "Bu, saya lagi punya masalah". Apalagi, jika usia anak masih kecil. Andalah yang harus mencari tahu. Anda bisa mengikuti cara dokter mengenali gejala stres, misalnya dada berdebar-debar, anak sulit tidur, bangun pagi yang tak nyaman, gugup (misalnya kebiasaan menggigit kuku), dan sebagainya. Langkah ini akan membantu Anda mengendus adanya gejala stres pada buah hati Anda.
2.. Pahami karakteristik batita. Anda tak perlu terlalu bingung menghadapi anak stres. Adalah normal si kecil susah menyesuaikan diri dengan perubahan, hingga kemudian memberontak dan berperilaku kacau. Normal pula bila si kecil tak begitu memahami alasan Anda ketika melarang atau melakukan sesuatu. Jadi. cool sajalah menghadapinya agar si batita pun tak semakin frustrasi.
3.. Pahami kemauan anak dengan positif. Seringkali, anak hanya ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan. "Mereka ingin mengeluarkan semua unek-uneknya. Mereka hanya ingin menangis atau berteriak," ujar ahli. Jadi, redamlah pikiran Anda yang seringkali menganggap kemarahan dan kejengkelan anak sebagai sesuatu yang tabu. Jangan sampai anak tumbuh dengan pikiran bahwa marah atau kesal itu sesuatu yang buruk.
4.. Cairkan suasana tidak enak. Buatlah "permainan situasi" yang menyenangkan anak. Misal, ketika si kecil takut-takut berpindah dari kebiasaan mandi di bak kecil ke bak besar, Anda bisa katakan, "Mau coba kolam besar? Bebeknya lebih banyak! Kwek-kwek, kwek-kwek!"
5.. Imbangi dengan perubahan menyenangkan. Sediakan kejutan menarik selama si kecil berada dalam suasana perubahan yang tak menyenangkan ini. Misal, sediakan boneka baru di tempat tidur baru.
6.. Jangan beri hukuman. Tanggapi perilaku "buruk" anak dengan positif. Hukuman tidak efektif untuk anak batita, bahkan bisa berdampak negatif. Misal, bila mengamuk, peluklah dengan hangat.
Hal penting sebelum Anda melakukan langkah-langkah tersebut di atas adalah siapkan diri Anda. Bersikaplah positif dengan menunjukkan sikap-sikap: tenang, cermat, tidak berkeluh kesah, dan optimistis. Semakin smooth tindakan Anda menghadapi perubahan, semakin baik efeknya buat buah hati Anda. (THS)

SUMBER : SAHABAT NESTLE

No comments: