Ulah Menjengkelkan Si Kecil
Serba salah memang bila tiba-tiba si kecil "berulah". Terlebih bila terjadi di tempat umum. Bersikaplah tegas, begitu saran para ahli.
Sangat malu, begitu pasti perasaan orang tua yang menjumpai balitanya "berulah" di tempat umum. Bayangkan, si kecil sampai melengking-lengking di tengah keramaian, sementara pandangan orang-orang di sekeliling makin membuat Anda gerah. Perilaku menjengkelkan seperti ini kerap disebut tantrum. Tak perlu malu. Ambil napas dalam-dalam, abaikan "penonton" di sekitar Anda, dan ikuti saran-saran berikut"
1. BERAKSI DI SUPERMARKET
Bisa jadi anak merasa lelah, bosan, dan ingin turun dari troli, sehingga ia menarik apa pun yang dia dapat dari rak terdekat.
Solusi:
Alihkan. Beri anak minuman atau makanan kecil yang ia sukai. Alternatif lain, tawarkan anak untuk memegang benda-benda favoritnya dari rak ke troli belanjaan, dan dari troli ke tempat kasir. Biarkan ia memasukkan barang-barang di luar daftar belanjaan, toh, Anda bisa memisahkannya di depan kasir.
Minta penjaga toko menolong mengeluarkan barang dari troli dan mulai membungkus. Selanjutnya, konsentrasikan energi Anda untuk menenangkan dan meyakinkan si balita.
Jangan memberinya permen atau apapun yang menyebabkan kerugian bagi Anda sendiri. Pasalnya, ini bisa dimanfaatkan anak untuk terjadi di setiap kali acara belanja, demi mendapatkan permen atau "sogokan" lainnya.
Sebelum berangkat ke supermarket, sebaiknya anak sudah kenyang, sehingga mood-nya baik.
2. BERMASALAH DI PERJALANAN
Anda sedang dalam bus yang penuh sesak ketika tiba-tiba si kecil "berulah" dengan menarik rambut seseorang yang duduk di depan Anda. Bisa jadi, si kecil sudah bosan dan ingin segera pergi berjalan-jalan. Ia sangat marah kala Anda mencoba menerangkan bahwa dia harus duduk manis di bus.
Solusi:
Lagi-lagi, alihkan. Misalnya, "Hei lihat, di luar ada kuda sedang berlari di lapangan rumput. Coba cari kuda lainnya."
Selalu bawa mainan kecil atau buku komik dalam tas sebagai siasat pengalihan.
Jika tantrum-nya masih berlangsung, katakan pada si kecil jika dia tak segera menghentikan tindakannya, maka Anda akan berhenti di pemberhentian berikut lalu pulang ke rumah, tidak jadi jalan-jalan.
Cuaca panas seringkali juga memicu ketidaknyamanan anak, maka jangan lupa selalu membawa topi, kipas, dan pakaian longgar kala ia mulai merasa panas.
3. ACARA MENELEPON PUN RUSAK
Anda sedang menjawab telepon, ketika tiba-tiba si kecil yang beberapa saat sebelumnya bermain sendiri melemparkan mainannya ke arah Anda diiringi tangisan. Si kecil sedang mencoba menarik perhatian Anda!
Solusi:
Belilah telepon tanpa kabel, sehingga Anda dapat membawanya sambil membantu anak membuat rumah-rumahan. Anda tetap dapat bermain dengan si kecil tanpa ketinggalan gosip terbaru dari teman Anda.
Belilah mesin penjawab telepon atau gunakan telepon dengan layar ID-caller, sehingga Anda dapat memilah dan menjawab telepon yang bersifat urgen.
Tersenyumlah atau tepuklah dengan lembut kala si kecil menghampiri. Lakukan percakapan singkat. Percakapan yang panjang dan bersifat pribadi sebaiknya dilakukan malam hari atau kala si kecil tidur siang. Dengan demikian, selain si kecil tak mengganggu, Anda pun tak perlu menerangkan pada anak tentang hal-hal yang ingin diketahuinya dari hasil "menguping" percakapan Anda, misalnya apa, sih, "ngerumpi", "seks", cerai, dan lainnya.
Anda juga bisa menawarkan biskuit atau makanan untuk mengalihkan si kecil.
- Selalu beri pujian dan pelukan sesudah Anda bertelepon. Katakan bahwa Anda bangga karena ia sudah bersikap manis kala Anda menelepon. Dengan demikian, si kecil akan mengulangi hal yang sama agar ia menjadi "anak baik" kembali.
4. MENGAMUK DI ANTREAN
Anda sedang terperangkap di tengah antrean, sementara anak sibuk mendorong serta meninju wanita di barisan depan. Kala Anda melarangnya, maka jeritan dan tendangan pun mulai berhamburan.
Solusi:
Jika Anda mengajak baby-sitter atau seseorang, berikan "si pengacau" kepada teman atau baby-sitter dan minta mereka menunggu di luar. Jika Anda sendirian, tempatkan si kecil di troli dan tempatkan di luar jalur antrean, namun tetap dalam jangkauan pengawasan. Namun, jika hal itu dapat membahayakan dirinya atau orang lain, bawalah si kecil beserta keretanya dalam antrean.
Jika tujuan Anda tidak terlalu mendesak dan Anda pun tidak cukup punya kekuatan untuk menenangkan si kecil, keluarlah dari jalur antrean dan kembalilah kala si kecil sudah tenang.
Kembangkan kreativitas. Coba alihkan anak dengan menunjuk sesuatu yang dapat dilihat di sekitar antrean, lalu buat sebuah cerita tentang itu. Tanyai si kecil dengan beberapa pertanyaan seputar itu, sehingga perhatian si kecil akan terpusat pada cerita tersebut.
5. MENOLAK BERBAGI
"Saya" dan "milik saya" adalah kata penting untuk batita. Jadi, jangan harapkan mereka dapat berbagi mainan favorit sebelum usianya di atas 2,5 tahun. Cara terbaik adalah memperkenalkan secara bertahap konsep berbagi dengan cara yang menyenangkan.
Solusi:
Jika Anda tak punya mainan serupa untuk teman si kecil, beri perhatian pada si teman. Batita yang selalu ingin tahu pasti akan mengabaikan mainannya dan mulai bergabung dengan apa yang sedang Anda mainkan dengan rivalnya.
Sarankan si kecil untuk bermain di luar atau tawarkan hal lain, seperti bermain games di mana setiap orang dapat bergabung.
Jika situasinya meningkat pada kekacauan dan ada kemungkinan anak lain terluka, lakukan penyetrapan. Dudukkan si kecil di tempat lain yang aman hingga emosinya mereda.
6. TELAT KE KANTOR
Seringkali, anak "berulah" di saat kita harus segera berangkat ke kantor. Padahal, detik-detik menunjukkan Anda bakal telat sampai di kantor jika menuruti keinginan anak.
Solusi:
Pengorganisasian adalah kunci utama. Malam sebelumnya, sisakan 10 menit untuk menyiapkan baju Anda, suami, dan anak-anak. Jika sempat, bangunlah setengah jam sebelum yang lainnya bangun untuk menyiapkan sarapan, bekal makan siang, mainan dan minuman si kecil, serta keperluan lainnya. Dengan demikian, kala mata si kecil terbuka, Anda tak perlu berteriak-teriak.
Jika si kecil mogok kala dibangunkan, luangkan waktu sebentar untuk menggodanya, misalnya menggelitiknya di kaki dan perutnya, sehingga ia bisa bekerja sama melakukan ritual pagi harinya.
7. TRIK MENJELANG MASUK KELAS
Jika situasi nomor 6 terjadi, maka menurunkannya di play group-nya atau tempat penitipan akan bisa jauh lebih buruk lagi. Tak heran Anda merasa lebih stres setiap kali meninggalkannya.
Solusi:
Cobalah untuk tiba di sekolah atau tempat penitipannya lebih awal, sehingga si kecil punya banyak kesempatan bersama Anda sebelum saatnya ditinggal. Jangan lupa, bawa serta mainan favorit dan barang-barang yang membuatnya nyaman, entah itu boneka kesayangan atau makanan kesukaannya.
Jika Anda sedang terburu-buru, sarankan melakukan kegiatan yang ia senangi pada ibu gurunya, sehingga ia dapat memulai kegiatannya segera setelah Anda pergi. Berikan ciuman, pelukan, dan ucapan selamat tingal yang tegas, lalu pergilah.
Ingat, seberapa pun banyaknya air mata yang tumpah dari mata Anda, si kecil pasti akan kembali bermain dengan gembira 10 menit setelah Anda pergi.
Alternatif lain, tunggui sebentar sebelum Anda pergi. Kemudian, sepulang dari kantor, ungkapkan Anda sangat menghargai apa yang Anda lihat dan berterima kasih karena ia sudah jadi anak yang manis.
8. TANTRUM DI JAM MAKAN
Bermain pesawat luncur dengan sendok makan berisi makanan disertai suara-suara pesawat, tapi tak juga mau membuka mulutnya? Bahkan meski Anda membiarkannya makan dalam waktu lama, anak tetap ogah menyantap ataupun menghabiskan makanannya.
Solusi:
Jangan ambil makanan terlalu banyak. Porsi sepiring akan terlihat menakutkan buat si kecil. Ambil beberapa sendok dulu. Jika piring sudah hampir habis, cari akal agar bisa mengisinya kembali.
Buat makanan semenarik mungkin. Keluarkan kreasi Anda untuk menyulap bentuk makanan agar terlihat indah. Entah dengan menyajikannya berupa bentuk binatang ataupun tokoh kartun kesayangan. Jangan lupa, selalu ubah bentuk dan warna.
Jika ia tantrum karena tak suka makanannya, singkirkan dengan tenang, lalu bantu ia turun dari kursi makan. Jangan mengomel maupun menyinggung hal itu lagi. Jangan tergoda untuk memenuhinya dengan makanan kecil hanya karena takut ia kelaparan. Yang perlu Anda lakukan adalah memajukan jam makan selanjutnya dan mencoba membuat makanan yang ia sukai.
9. NGADAT DI JAM TIDUR
Si kecil tak mau tidur meski jam tidurnya sudah tiba? Jangan menyerah, meski kelihatannya membosankan. Si kecil butuh rutinitas. Tentu, tak perlu dengan bentakan. Tetap tenang dan sabarlah, buat suasana menyenangkan di tempat tidur. Ini akan lebih melegakan si kecil.
Solusi:
Mandi, minum air hangat, cerita menjelang tidur, dan pergilah tidur! Inilah rutinitas paling populer. Sesekali, biarkan anak bermain di lantai. Yang penting, tetap jaga rutinitas jam tidur, agar si kecil segera tidur begitu tiba jam tidur.
Jika si balita marah, jangan tinggalkan sendirian di kamar. Tantrum akan membuat adrenalin si kecil meningkat, jadi tak bakal dia bisa tidur. Buat agar ia kalem kembali, baru lakukan rutinitas menjelang tidur setelah tantrum-nya hilang.
Jika Anda punya kegiatan hingga larut malam di luar rumah, jangan lupa membawa baju tidur si kecil dan mainan atau guling yang bisa membuatnya nyaman. Jangan tunda waktu tidur si kecil hingga ia tiba di rumah. Kalau memang sudah tiba waktunya tidur, ganti bajunya dan lakukan rutinitas "menjelang tidur", dan biarkan ia tertidur di mobil dalam perjalanan pulang.
10. SAATNYA BILANG "TIDAK!"
Bagaimanapun, ada situasi di mana balita harus melakukan apa yang Anda katakan. Jika si kecil tetap "berulah", lakukan hal-hal berikut:
Pindahkan segera si kecil dari hal-hal membahayakan. Katakan "tidak!" dengan tegas. Tak ada waktu untuk beralasan, meskipun anak menjadi marah. Jika ia sudah aman, terangkan kenapa Anda melakukan tindakan tersebut dan kenapa Anda tidak mengizinkan ia melakukan apa yang ia mau.
Anda harus dengan tegas mengatakan bahwa jika ia tidak mau bekerjasama, ia tidak dapat pergi atau melakukan apa yang ia inginkan. Beri ia waktu untuk kalem sebelum mencoba lagi. Apa pun yang Anda lakukan, jangan melakukan sesuatu sebelum Anda yakin anak benar-benar aman. Gambarkan situasi yang bakal terjadi dengan memakai boneka mainan sebagai peraga. (Tabloid Nova)
Friday, May 30, 2003
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment