Friday, May 09, 2003

Mengatasi Kecerdasan Emosi Lewat Cerita

Mengasah Kecerdasan Emosi Lewat Cerita




Sebagai karyawati, kesibukan Ratu telah menyita sebagian besar waktunya. Toh begitu, ia masih menyempatkan waktu untuk buah hatinya, meski hanya sebentar. "Sebisa mungkin, saya mengajaknya bermain, membacakan cerita, atau saya ciptakan cerita apa saja untuknya" tuturnya.

Maka setiap malam menjelang buah hatinya tidur, ia selalu membacakan cerita atau mengarang cerita apa saja. Bahkan sering ia Ratu menggunakan tokoh-tokoh fiktif, yang terkadang tidak ada dalam kehidupan nyata.

Langkah Awal: Mengenali Emosi

Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence, Why It Can Matter More Than IQ (Kecerdasan Emosi, Mengapa lebih Penting daripada IQ) tahun 1995, menyebutkan bahwa terdapat lima wilayah emosi dalam EI. Salah satu metode untuk mengembangkan kelima wilayah emosi tersebut adalah dengan bercerita atau mendongeng. Berbagai manfaat dapat diraih lewat bercerita, seperti:

a.. Anak diperkenalkan dengan berbagai ragam tipe manusia, perilaku, masalah, dan berbagai pengalaman;
b.. Anak diperkenalkan dengan perbendaharaan kata agar mereka dapat mengekspresikan diri;
c.. Dalam cerita selalu digambarkan perilaku positif, negative, konflik, dilema dan resolusi masalah dan persahabatan. Hal ini mengajarkan anak strategi untuk dapat memecahkan masalah;
d.. Buku memberikan inspirasi dan mengajarkan contoh baik, misalnya cerita mengenai orang terkenal, pahlawan.
Namun, caranya berbeda-beda, tergantung usia anak. Misalnya anak usia 1-3 tahun, orangtua, pengasuh, atau guru dapat mulai bercerita kepada anak mengenai pengalamannya hari itu. Tekankan cerita pada emosi yang dialami, seperti "Ibu senang karena.." atau "peristiwa ..membuat ayah marah". Dengan cerita-cerita ini dan contoh perilaku orangtua yang baik, anak dapat belajar mengenal dan mengelola emosi sesuai dengan pengalaman yang terjadi.

Sedangkan untuk anak usia 3-6 tahun, bisa bercerita sambil bermain. Misalnya, bacakan sebuah cerita pada anak, misalnya Buku Cerita Kecerdasan Emosi dari DANCOW yang berjudul "Ketika Nino Sakit". Mintalah anak untuk menceritakan dengan kata-katanya sendiri apa yang sedang Nino rasakan, dan apa yang akan ia rasakan bila ia mengalami peristiwa seperti Nino.

Bagaimana jika orangtua tidak bisa bercerita?

Jangan menyerah. Anda dapat belajar dari kaset, buku, atau VCD lalu menceritakannya pada anak. Atau dampingi anak saat menonton VCD.

Tips Memilih Buku Cerita Anak

a.. Pilihlah buku yang sesuai dengan kemampuan membaca sang anak. Misalnya, bila levelnya masih pemula, pilihlah buku yang berhuruf besar dan tidak terlalu panjang. Pemilihan buku ini penting agar sang anak tidak frustrasi dan semangat membacanya terjaga.
b.. Pilih yang ceritanya mengajarkan nilai-nilai kehidupan, memperkuat moralitas dan etika, serta bacaan yang mengandung pengetahuan tentang emosi dan dapat mengembangkan imajinasi sang anak.
Bila sudah dapat bukunya, sisihkan selalu waktu secara rutin untuk bercerita atau membaca bersama. Ketika membaca cobalah berhenti pada bagian yang tepat untuk mendiskusikan hal berikut:
a.. Bagaimana perasaan karakter utama ataupun karakter pendukung lainnya;
b.. Bagaimana perasaan sang anak terhadap apa yang dirasakan oleh para karakter;
c.. Apa yang anak anda pikirkan tentang bagaimana setiap karakter menangani keadaan;
d.. Apa yang baik dilakukan oleh karakter dalam menyelesaikan masalah dan apa yang dapat dilakukan lebih baik lagi.
SUMBER : SAHABAT NESTLE

No comments: