Saturday, September 24, 2005

10 Tanya jawab Seputar Demam

10 TANYA JAWAB SEPUTAR DEMAM
sumber : nakita no.303

Istilah "demam" pasti tak asing lagi. Namun begitu, banyak yang belum tahu
seluk beluk penanganannya.
Ada beberapa fakta tentang demam yang sudah diketahui orang tua, tapi tak
sedikit mitos salah kaprah yang masih begitu diyakini. Anda mau tahu
penjelasan sebenarnya? Simaklah keterangan dr. Rudy Firmansjah, Sp.A dari
RSAB Harapan Kita, Jakarta.

APA SIH YANG DIMAKSUD DENGAN DEMAM?
Demam merupakan kondisi di mana suhu tubuh lebih dari 37,50c. Normalnya,
suhu tubuh anak berkisar antara 36 hingga 37,50c. Demam sebetulnya muncul
karena kapasitas produksi panas lebih besar daripada pengeluaran panas tubuh
itu sendiri. Pada anak, peningkatan panas dapat dengan mudah terjadi karena
meningkatnya aktivitas tubuh ataupun lingkungan yang panas. Demam juga kerap
disertai gejala menggigil yang merupakan indikasi adanya virus, bakteri,
atau kuman. Dalam hal ini demam merupakan indikasi mekanisme pertahanan
tubuh melawan infeksi atau zat asing dari luar. Jenis-jenis mikroorganisme
itulah yang mengeluarkan racun dalam tubuh si kecil dan selanjutnya
menyebabkan tubuh menggigil. Jadi, menggigil bukan diakibatkan oleh panas
itu sendiri dan tidak semua demam disertai gejala menggigil.

BENARKAH DEMAM SELALU MERUGIKAN?
Pertanyaan ini tidak sepenuhnya salah. Di satu sisi demam memang bisa
memberi dampak merugikan karena dapat menyebabkan kejang dan dehidrasi,
Selain itu demam membuat anak tidak nyaman, lalu rewel, sulit makan dan
susah tidur. Namun, di sisi lain demam juga bisa dijadikan "alat bantu"
untuk mendiagnosa penyakit tertentu berdasarkan polanya. Misalnya penyakit
tipus memiliki pola demam sore menjelang malam, atau penyakit malaria
berpola dua hari normal lalu satu hari demam, dan seterusnya.Demam juga
mengindikasikan kekebalan tubuh seorang anak berjalan baik. Saat demam
berarti tubuh sedang melakukan mekanisme pertahanan diri terhadap zat asing.
Zat pirogen yang kemudian dilepaskan tubuh merupakan zat penyebab demam
tersebut. Pirogen sendiri dibedakan menjadi dua, yakni pirogen yang berasal
dari dalam tubuh dan pirogen dari luar tubuh seperti infeksi virus.

APA SAJA PENYEBAB DEMAM?
Banyak hal bisa memicu demam, seperti dehidrasi, gangguan di otak, maupun
tumor. Infeksi saluran kemih yang ditandai dengan sering buang air kecil
disertai rasa perih pun kerap menyebabkan demam. Begitu pula dengan infeksi
tenggorokan yang kerap ditandai dengan radang tenggorokan, ataupun infeksi
sinus dan abses gigi. Demam juga bisa terjadi ketika si kecil kelelahan
setelah bermain di siang hari di bawah terik matahari. Dari semuanya, demam
pada anak paling sering diakibatkan oleh infeksi virus dan bakteri. Ini
terjadi karena penularannya yang begitu mudah, yaitu lewat perantaraan
udara. Virus flu, contohnya, yang begitu mudah menular hanya lewat gejalanya
yaitu bersin-bersin. Masuknya virus ini akan merangsang sistem pertahanan
tubuh yang bersangkutan untuk memberikan perlawanan. Salah satunya dengan
cara meningkatkan suhu tubuh. Dengan suhu tubuh yang tinggi, maka sel darah
putih (leukosit) dan limposit (salah satu jenis sel darah) akan bekerja
lebih baik ketimbang di dalam suhu normal.

APA OBAT TERBAIK ATASI DEMAM?
Masing-masing golongan obat memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi, hal
yang perlu diperhatikan bukanlah merek atau golongan obatnya, melainkan
dosis penggunaannya. Gunakanlah dosis tepat agar bisa berfungsi efektif.
Kini, banyak merek dan golongan obat demam beredar di pasaran. Ada golongan
parasetamol, asetosal dan ibuprofen yang masing-masing memiliki kandungan
zat antipiretik dan analgesik. Antipiretik artinya berkhasiat menurunkan
suhu tubuh, sementara analgesik bermanfaat meredakan nyeri dan rasa tidak
nyaman. Kandungan zat antipiretik tersebut akan bekerja keras menurunkan
suhu tubuh langsung di pusat pengatur suhu tubuh, yaitu di daerah otak
(hipotalamus). Caranya dengan menghambat enzim siklooksigenase yang berperan
pada sintesis prostaglandin. Turunnya suhu ini akan diikuti respons
fisiologis berupa penurunan produksi panas, peningkatan aliran darah ke
kulit, dan mudahnya panas tubuh menguap lewat kulit.

PERLUKAH DIKOMPRES?
Kompres telah dikenal sejak dulu sebagai sarana penurun panas. Meski begitu,
kompres haruslah dilakukan dengan cermat agar tidak merugikan kesehatan.
Kompres dengan air es atau es batu hendaknya ditinggalkan karena bersifat
kontraproduktif. Alih-alih menurunkan demam, kompres dengan air es justru
bisa memicu peningkatan suhu tubuh. Pasalnya, air dingin akan menyebabkan
pembuluh darah tepi di kulit mengecil. Akibatnya, panas yang seharusnya
dialirkan oleh darah ke kulit agar keluar tubuh, menjadi terhalang dan tubuh
pun akan bertambah panas. Begitu pula dengan kompres yang menggunakan
alkohol yang juga mesti ditinggalkan. Dulu memang alkohol dinilai efektif
menurunkan demam karena sifatnya yang mudah menguap. Untuk proses penguapan
tadi diperlukan panas yang diambil dari tubuh penderita. Dengan kompres
alkohol, diharapkan panas tubuh akan berangsur turun. Akan tetapi kini
pemakaian kompres menggunakan alkohol sudah tak dianjurkan lagi karena
berbahaya bagi anak. Baluran alkohol pada tubuh akan menguap yang bila
terhirup bisa menimbulkan gangguan pada susunan saraf pusat. Kompres yang
kini banyak dilakukan adalah dengan air hangat. Asumsinya, dengan suhu di
luar yang hangat, maka tubuh akan menganggap suhu di luar cukup panas.
Dengan demikian tubuh akan bereaksi dengan menurunkan suhu yang ada. Bukan
itu saja. Air hangat juga bisa membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar
yang selanjutnya membuat pori-pori terbuka. Itu berarti memudahkan
pengeluaran panas dari tubuh. Yang juga penting untuk diingat, letakkan kain
kompres di bagian tubuh yang luas dan terbuka, semisal muka dan perut. Baik
pula jika kain kompres diletakkan di bagian tubuh yang memiliki
pembuluh-pembuluh darah besar seperti leher, ketiak dan selangkangan.

BETULKAH OBAT PENURUN PANAS MESTI DIPAKAI BERSAMA ANTIBIOTIKA?
Banyak orang tua keliru dengan menganggap antibiotika sebagai obat penurun
panas yang ampuh. Apalagi dokter juga kerap meresepkan antibiotika dengan
obat penurun panas, hingga ada anggapan obat penurun panas dan antibiotika
mesti digunakan secara bersama-sama. Tak heran jika banyak orang tua yang
seenaknya membeli antibiotika tanpa resep dokter. Tindakan semacam ini jelas
merupakan kesalahan besar. Perlu diingat, antibiotika bukanlah pereda demam,
melainkan diformulasikan untuk menggempur kuman/bakteri yang menyerang
tubuh. Sementara penyebab demam tidak hanya bakteri dan kuman, tapi juga
virus dan lainnya. Penggunaan antibiotika sembarangan justru bisa
menyebabkan kuman kebal, sehingga di lain waktu penderita malah harus
mengonsumsi jenis antibiotika yang lebih kuat agar kuman dan bakteri yang
menyerang tubuhnya bisa mati.

APALAGI PENANGANANNYA?
Demam biasanya membuat tubuh mengeluarkan cairan lebih banyak. Agar tak
mengalami dehidrasi/kekurangan cairan, usahakan banyak minum atau
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung air seperti sayuran berkuah.
Sediakan aneka minuman yang disukai anak seperti jus buah atau teh manis.
Jangan selimuti anak dengan selimut tebal atau memakaikannya pakaian tebal
karena bisa menghambat pengeluaran panas dari tubuh. Istirahatkan anak
supaya tubuhnya cukup memiliki daya untuk melawan infeksi dengan baik.
Ingat, setiap kenaikan suhu, tubuh memerlukan asupan cairan tambahan.
Semakin tinggi demamnya, kian banyak pula jumlah cairan yang diperlukan.
Cobalah sesering mungkin karena biasanya selagi demam anak cenderung menolak
asupan minuman dan makanan.

BETULKAH ANAK YANG DEMAM TIDAK BOLEH MANDI?
Keliru! Mandi air hangat justru dianjurkan untuk penderita demam seperti
halnya kompres hangat. Selain membuat tubuh segar dan nyaman, mandi juga
sangat baik untuk menghilangkan kuman dan bakteri di kulit. Setelah mandi,
segera keringkan tubuh anak dengan handuk dan cepatlah berganti pakaian agar
ia tidak kedinginan.

KAPAN MESTI DIBAWA KE DOKTER?
Ada beberapa kondisi demam yang mengharuskan orang tua sesegera mungkin
membawa anaknya ke dokter. Di antaranya bila suhu demam sangat tinggi
(melebihi 40° C), disertai keluhan sulit bernapas, kejang, muncul bintik
merah atau biru di tangannya, dibarengi muntah atau diare, dan muncul radang
tenggorokan.

APA AKIBATNYA JIKA DEMAM TIDAK DIATASI?
Jika tidak diatasi, demam bisa menyebabkan kejang atau stuip. Kejang demam
terjadi ketika suhu badan sedemikian tinggi sehingga menyebabkan gangguan
metabolisme basal. Padahal kenaikan suhu tubuh sebesar 1° C saja sudah bisa
menyebabkan kenaikan metabolisme basal (jumlah minimal energi yang
dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh) sebanyak 10-15%.
Sementara kebutuhan oksigen pada otak naik sebesar 20%.Masalahnya, di usia
balita, aliran darah ke otak mencapai 65% dari aliran seluruh tubuh
(sedangkan pada orang dewasa hanya 15%). Itulah sebabnya, kenaikan suhu
tubuh lebih mudah menimbulkan gangguan pada metabolisme otak. Gangguan
keseimbangan sel otak tersebut akan menimbulkan terjadinya pelepasan muatan
listrik yang menyebar ke seluruh jaringan otak. Akibatnya, terjadilah
kekakuan otot yang menyebabkan kejang tadi. Bila tidak segera diatasi kejang
demam bisa menyebabkan gangguan di otak, bahkan kematian jika sudah
menyerang sistem pernapasan.

1 comment:

Anonymous said...

Looking for information and found it at this great site...
»