mereka bertengkar.
Dr Fredrick Toke, terapis khusus anak mengatakan: ''Sebagai orang tua kita
harus mengajarkan mereka
untuk bertoleransi, mempunyai empati dan tahu cara menyelesaikan masalah tanpa
mendatangkan masalah''.
Berikut 4 trik jitu
cara menyiasati...
''Karen (32 tahun) hanya bisa geleng-geleng kepala saja
melihat kedua buah
hatinya 'asyik' bertengkar.. Riza (5tahun) dan Inggrid (4 tahun) sepertinya
tidak pernah capai
untuk saling berebut sesuatu. Mulai dari remote tv, playstation, buku cerita
sampai memandikan Choco, anjing peliharaan mereka. Kalau sudah begitu Karen
hanya tinggal tungguwaktu saja sampai salah seorang mereka menangis dan
mengadu kepadanya.''
Banyak orang menyarankan sebaiknya punya anak dengan
rentang waktu
kelahiran sekitar 1-2 tahun. ''Supaya
capeknya sekalian'', itu alasannya. Membesarkan 1 orang
anak saja sudah
cukup melelahkan apalagi 2 orang anak
sekaligus! Kan sampai dengan umur 5 tahun adalah
saat-saat paling
penting bagi pertumbuhan anak.
Sebagai seorang ibu tentu kita tidak mau mereka 'salah
asuhan'.
Salah satu kesulitan yang mesti dihadapi para orang tua adalah saat anak-anak
mereka bertengkar.
Dr Fredrick Toke, terapis khusus anak mengatakan: ''Sebagai orang tua kita
harus mengajarkan mereka
untuk bertoleransi, mempunyai empati dan tahu cara menyelesaikan masalah tanpa
mendatangkan masalah''.
Berikut 4 trik jitu cara menyiasati agar si kecil bisa berhenti bertengkar:
1. Habiskan Waktu yang Sama untuk Setiap Anak
Situasi:
Luna tidak mau keluar kamar sejak pulang sekolah. Dia
ngambek begitu tau
ayahnya menemani Luigi kursus
sepak bola sore ini. Pikir Luna ayahnya tidak adil, karena
ia tidak pernah
ditemani ayahnya les piano.
Trik:
Habiskan waktu yang sama untuk setiap anak. Temani
mereka dalam
melakukan hobi atau kursus yang mereka
kerjakan.
Ahli mengatakan:
Rasa marah si kecil karena cemburu akhirnya membuat
mereka mencari
alasan untuk bertengkar dengan saudaranya.
''Mereka akan berpikir Anda tidak adil karena
Anda hanya
mencintai yang lain'', ujar Dr Liz Norris.
Nah, menghabiskan waktu bersama, selain menghapus
kecemburuan itu
juga membuat ikatan kekeluargaan semakin erat.
2. Beri Jam Weker
Situasi:
Aldi dan Alda ribut memperebutkan remote TV.
Aldi ingin
menonton Takashi Castle sementara Alda ingin
menonton telenovela Dolce Maria di saluran lain.
Trik:
Pasang jam weker! setiap anak diberi waktu 15 menit
untuk menonton
acara favoritnya. Bila alarm jam sudah
berbunyi berarti 15 menit berikutnya untuk anak yang lain.
Ahli mengatakan:
''Adanya jam weker membuat mereka merasa mendapatkan
pembagian waktu
yang persis sama'', ujar Dr. Mark W
Roberts, profesor di The Idaho state University. Namun
sebaiknya Anda
mengajak mereka bicara dahulu, ajarkan
untuk menyelesaikan masalah bersama dengan sikap
toleransi . Bila
tidak ada titik temu barulah dipakai trik ini.
Jika tidak ada yang mau mengalah, bertindaklah tegas
tidak
memperbolehkan keduanya menonton televisi, agar
mereka tahu bahwa sikapnya bisa merugikan dirinya juga.
3. Beri Kode untuk Barang Setiap Anak
Masalah:
Iko dan Erick selalu rebutan botol minum saat mau
les berenang.
Teriakan ''Ini punya aku!'' jadi sering
terdengar di
kuping.
Trik:
Beri kode tertentu untuk setiap anak. Misalnya warna
biru untuk Iko dan
warna hijau untuk Erick.Bisa juga menggunakan angka.
Ahli mengatakan:
''Anak-anak sering ribut hanya untuk sesuatu yang
tidak jelas.
Pemberian kode bisa mengajarkan mereka
berempati terhadap sesama, mereka akan mengerti
bagaimana perasaan
orang lain bila barangnya dipakai
atau direbut'', ujar Dr. Janet Brown penulis
What Colour is
Your Personality.
4. Periksa Program Televisi
Masalah:
Akhir-akhir ini Uli suka memukuli Ila adiknya. Tidak
keras sih tapi cukup membuat Ila berteriak
mengaduh dan
membalas memukul. Ketika ditanya Uli
bilang kalau dia
sedang berperan menjadi jagoan seperti
di film yang ditontonnya.
Trik:
Periksa program televisi yang hendak ditonton.
Jangan sampai si
kecil menonton film yang penuh adegan
kekerasan.
Ahli mengatakan:
''Di masa pertumbuhan, anak mudah sekali dipengaruhi
oleh apa yang
dilihat dan didengar'', ujar Joanna
Sulli, seorang psikolog anak. Bila sang buah
hati ingin
menonton suatu program acara pastikan
Anda sudah
menontonnya terlebih dahulu sebagai
pencegahan bila
ternyata program tersebut tidak cocok
untuk anak-anak
No comments:
Post a Comment