Thursday, May 22, 2003

4 Trik Jitu Agar ANak Tidak sering bertengkar

Salah satu kesulitan yang mesti dihadapi para orang tua adalah saat anak-anak
mereka bertengkar.

Dr Fredrick Toke, terapis khusus anak mengatakan: ''Sebagai orang tua kita
harus mengajarkan mereka
untuk bertoleransi, mempunyai empati dan tahu cara menyelesaikan masalah tanpa
mendatangkan masalah''.

Berikut 4 trik jitu
cara menyiasati...



''Karen (32 tahun) hanya bisa geleng-geleng kepala saja

melihat kedua buah
hatinya 'asyik' bertengkar.. Riza (5tahun) dan Inggrid (4 tahun) sepertinya

tidak pernah capai
untuk saling berebut sesuatu. Mulai dari remote tv, playstation, buku cerita

sampai memandikan Choco, anjing peliharaan mereka. Kalau sudah begitu Karen
hanya tinggal tungguwaktu saja sampai salah seorang mereka menangis dan
mengadu kepadanya.''



Banyak orang menyarankan sebaiknya punya anak dengan

rentang waktu
kelahiran sekitar 1-2 tahun. ''Supaya

capeknya sekalian'', itu alasannya. Membesarkan 1 orang

anak saja sudah
cukup melelahkan apalagi 2 orang anak

sekaligus! Kan sampai dengan umur 5 tahun adalah

saat-saat paling
penting bagi pertumbuhan anak.

Sebagai seorang ibu tentu kita tidak mau mereka 'salah

asuhan'.



Salah satu kesulitan yang mesti dihadapi para orang tua adalah saat anak-anak
mereka bertengkar.

Dr Fredrick Toke, terapis khusus anak mengatakan: ''Sebagai orang tua kita
harus mengajarkan
mereka
untuk bertoleransi, mempunyai empati dan tahu cara menyelesaikan masalah tanpa
mendatangkan
masalah''.



Berikut 4 trik jitu cara menyiasati agar si kecil bisa berhenti bertengkar:



1. Habiskan Waktu yang Sama untuk Setiap Anak



Situasi:

Luna tidak mau keluar kamar sejak pulang sekolah. Dia

ngambek begitu tau
ayahnya menemani Luigi kursus

sepak bola sore ini. Pikir Luna ayahnya tidak adil, karena

ia tidak pernah
ditemani ayahnya les piano.



Trik:

Habiskan waktu yang sama untuk setiap anak. Temani

mereka dalam
melakukan hobi atau kursus yang mereka


kerjakan.



Ahli mengatakan:

Rasa marah si kecil karena cemburu akhirnya membuat

mereka mencari
alasan untuk bertengkar dengan
saudaranya.
''Mereka akan berpikir Anda tidak adil karena

Anda hanya
mencintai yang lain'', ujar Dr Liz Norris.

Nah, menghabiskan waktu bersama, selain menghapus

kecemburuan itu
juga membuat ikatan kekeluargaan semakin erat.



2. Beri Jam Weker



Situasi:

Aldi dan Alda ribut memperebutkan remote TV.

Aldi ingin
menonton Takashi Castle sementara Alda ingin

menonton telenovela Dolce Maria di saluran lain.



Trik:

Pasang jam weker! setiap anak diberi waktu 15 menit

untuk menonton
acara favoritnya. Bila alarm jam sudah

berbunyi berarti 15 menit berikutnya untuk anak yang lain.



Ahli mengatakan:

''Adanya jam weker membuat mereka merasa mendapatkan

pembagian waktu
yang persis sama'', ujar Dr. Mark W

Roberts, profesor di The Idaho state University. Namun

sebaiknya Anda
mengajak mereka bicara dahulu, ajarkan

untuk menyelesaikan masalah bersama dengan sikap

toleransi . Bila
tidak ada titik temu barulah dipakai trik ini.

Jika tidak ada yang mau mengalah, bertindaklah tegas

tidak
memperbolehkan keduanya menonton televisi, agar

mereka tahu bahwa sikapnya bisa merugikan dirinya juga.



3. Beri Kode untuk Barang Setiap Anak



Masalah:

Iko dan Erick selalu rebutan botol minum saat mau

les berenang.
Teriakan ''Ini punya aku!'' jadi sering

terdengar di
kuping.



Trik:

Beri kode tertentu untuk setiap anak. Misalnya warna

biru untuk Iko dan
warna hijau untuk Erick.Bisa juga menggunakan angka.



Ahli mengatakan:

''Anak-anak sering ribut hanya untuk sesuatu yang

tidak jelas.
Pemberian kode bisa mengajarkan mereka

berempati terhadap sesama, mereka akan mengerti

bagaimana perasaan
orang lain bila barangnya dipakai

atau direbut'', ujar Dr. Janet Brown penulis

What Colour is
Your Personality.



4. Periksa Program Televisi



Masalah:

Akhir-akhir ini Uli suka memukuli Ila adiknya
. Tidak
keras sih tapi cukup membuat Ila berteriak

mengaduh dan
membalas memukul. Ketika ditanya Uli

bilang kalau dia
sedang berperan menjadi jagoan
seperti
di film yang ditontonnya.



Trik:

Periksa program televisi yang hendak ditonton.

Jangan sampai si
kecil menonton film yang penuh
adegan
kekerasan.



Ahli mengatakan:

''Di masa pertumbuhan, anak mudah sekali dipengaruhi

oleh apa yang
dilihat dan didengar'', ujar
Joanna
Sulli, seorang psikolog anak. Bila sang buah

hati ingin
menonton suatu program acara pastikan

Anda sudah
menontonnya terlebih dahulu sebagai

pencegahan bila
ternyata program tersebut tidak
cocok
untuk anak-anak




No comments: