Monday, April 07, 2003

Bahaya Kelebihan AA/DHA

Kandungan AA/DHA yang kini banyak ditambahkan dalam formula susu balita memang sangat dibutuhkan perkembangan otak. Namun, para ibu juga tak boleh gegabah hingga memberikannya secara berlebihan.

Dijelaskan dokter spesialis anak sub bagian gizi dan metabolik bagian ilmu kesehatan anak FKUI, RSCM, Dr Sri Nazar SpA(K), kelebihan AA/DHA dalam makanan bayi justru bisa menyebabkan anak kehilangan daya imunisasi tubuh.

Selain itu, kelebihan zat ini juga bisa menyebabkan darah lebih encer hingga masa pendarahan lebih lama dan daya tahan tubuh menurun. "Jangan semua makanan diberikan yang mengandung AA/DHA, seperti biskuit, susu dan makanan yang serba mengandung AA/DHA, sehingga berlebihan. Karena, bila berlebihan AA/DHA bisa menyebabkan hilangnya daya imunisasi tubuh," tegas Sri Nazar yang menjadi salah seorang pembicara dalam seminar 'Pentingnya AA/DHA pada tumbuh kembang anak' yang diselenggarakan Tabloid Ibu&Anak di Jakarta, Sabtu.

"Selain itu, perhatian orang tua untuk memberi AA/DHA juga tidak akan gunanya, bila orang tua tidak asah asih asuh pada anaknya, tetap saja anak itu tidak akan menjadi pintar. Maka, orang tua tetap harus memperhatikan anak-anak dengan semestinya dan sebaik-baiknya," tegasnya lagi.

Kendati kini banyak dijual susu bayi dengan tambahan formula AA/DHA, namun ditegaskan Sri, air susu ibu (ASI) tetap merupakan makanan pertama, makanan utama dan terbaik bagi bayi segera setelah lahir dan dapat secara tunggal memenuhi kebutuhan bayi hingga usia empat - enam bulan (ASI eksklusif).

Dijelaskannya, makanan tambahan yang diberikan sebelum usia empat bulan dapat mengurangi produksi ASI. "Maka, sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan setelah bayi berusia empat bulan ke atas, dengan tujuan menambah masukan kalori untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat sesuai bertambahnya usia bayi. Sementara ASI sendiri sudah mengandung AA/DHA yang baik untuk perkembangan otak anak," ujar asisten ahli bagian anak FKUI.

Susu formula sendiri kini ditambah dengan kandungan AA/DHA, dikarenakan susu sapi hanya mengandung lemak hewani yang bersifat jenuh. Pada bayi prematur atau dibawah enam bulan, tentunya lemak hewani ini tidak cukup untuk perkembangan otaknya.

Mengenal AA/DHA sendiri, AA atau asam arakhidonat dan DHA atau asam dokosaheksanoat merupakan asam lemak esensial (ALE) yang dibutuhkan dari luar, karena tubuh tidak membentuknya sendiri. Keduanya penting untuk pembentukan membran sel, terutama sel saraf otak dan sel saraf retina.

Sementara fungsi ALE sendiri bisa dibagi dalam dua kelompok, yakni fungsi struktural seperti barier air di kulit, penghantar rangsangan saraf (nervous system) dan sebagai sinyak transduksi (cell membranes).

Fungsi ke dua adalah fungsi pengatur, yakni ekspresi gen, faktor pertumbuhan, kelembaban membran dan pembentukan eikosanoid. "Pada bayi, pertumbuhan dan perkembangan otak sangat pesat sekali, terutama pada tahun pertama. Pada saat inilah bayi membutuhkan nutrisi optimal, yakni AA/DHA," ujar seorang pembicara lainnya, Dr Dwi Putro Widodo SpA(K), yang juga dokter spesialis anak sub bagian neurologi bagian ilmu kesehatan anak FKUI, RSCM.
Satunet, 11/11/2001

No comments: